Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Situasi Canggung Part2.
berlanjut, pada Araa dan Bi Dini, kedua wanita itu masih mengobrol antara satu sama lain, Araa yang banyak berbicara dan Bi Dini terlihat menanggapi dengan memberikan nasehatnya. berharap bisa sedikit menenangkan Nonanya.
"Nona.... bisakah saya bertanya." ucap Bi Dini membelai lembut bahu Araa.
"boleh." jawab Araa singkat.
"siapa yang merebut ciuman pertama Nona." tanya Bi Dini lembut.
"Kan sudah ku bilang Bi, suamiku, Tuan Aston." jawab Araa merubah posisinya, dia duduk menyandar di headboard ranjang.
"Jadi.... "
"Apa?"
"kenapa Nona harus bersedih, kan yang mengambilnya suami Anda sendiri. bukan orang lain." ucap Bi Dini.
"Tetap saja, itu namanya pelecehan."
"Terlepas dari kontrak dan perjanjian, Nona ketahuilah, pernikahan yang Tuan dan Nona jalani itu sungguhan. Anda jangan mengatakan kalau Anda bukan istri sungguhan, nyatanya, Tuan menikahi Anda secara sah di mata hukum maupun agama. karena status Anda sudah memiliki suami, saya hanya memberi saran Nona. jangan berpikir untuk menyesali apapun yang Tuan lakukan pada Nona. karena itu Haknya, seorang istri wajib memberikannya ketika sudah menikah. itu juga merupakan pahala bagi seorang istri loh Nona, dan hubungan suami istri itu adalah ibadah." Ucap Bi Dini menjelaskan.
"Saya bangga pada Nona, karena sudah menjaga diri Anda dengan baik hanya untuk Tuan. Ibu Anda dan orang-orang yang menyayangi Anda juga pasti bangga pada Anda. apalagi Tuan."
"sebaiknya Nona bersiap, karena Tuan meminta Anda untuk turun makan malam bersama." ucapnya lagi.
"Makasih ya Bi, sarannya. aku mau cuci muka dulu, Bibi duluan saja. biar Aku turun sendiri nanti, ngak usah ditunggu." jawab Araa kemudian.
"Baik Nona"
'perasaan dari tadi Bi Dini ngobrol sama aku deh, kok dia bisa tahu kalau Aku dimintai turun untuk makan bareng.' Batin Araa menatap curiga pada Bi Dini yang mulai keluar dari kamar itu sesuai keinginannya.
dikamar mandi Araa membasuh wajahnya dengan air dingin. "bibir ini... dicium oleh si mesum itu, dasar Om Om gatal." Umpat Araa menyeka bekas ciuman Aston berulangkali.
"apa katanya... banyak wanita menginginkan ciuman ini, dih...... siapa juga yang sudi dicium."
"sekalian saja cium sekertaris Jack sana, dia pasti berterimakasih. apa sih yang tidak bisa dia berikan untuk yang mulia."
Puas mengeluarkan uneknya, Araa keluar dari kamar mandi. mengikat rambutnya tinggi, Ia keluar dari kamar itu dan menuruni tangga. setibanya, Aston sudah duduk di kursinya. Jack setia berdiri di samping Aston.
ternyata dia sudah ganti baju, mandi di mana, ah bodoh amat, sekalian jangan masuk-masuk ke kamar lagi, tidur sana di tempat lain, atau sama sekertaris Jack sekalian, dibilang gitu malah emosi, berarti betul kan emang ngak normal. dasar mesumnya kok sama yang dibawah umur, itu juga.. sekertaris nyebelin, bukannya nasehatin Tuannya, malah ikut ngak waras. makhluk ghoib emang. isi hati Araa sedang berbicara.
Araa duduk di kursinya tanpa memperdulikan Aston, biarkan hatinya yang merutuki pria itu hingga puas.
Demikian pula dengan Aston, duduk diam tanpa menoleh sedikitpun pada Araa.
"Ambilkan Makananku." Ucap Aston.
"Ambilkan makananku."
"Saya.... " Tunjuk Araa pada dirinya.
"itukan ada didepan Tuan."
"Ambilin!" Ucap Aston lagi.
"Baik."
memutari meja hingga sampai di samping Aston, kemudian Araa mengambil beberapa menu ke piring Aston, sendoknya di tekan kuat hingga mengeluarkan suara.
ting, ting, ting.
"Sekalian dipecahin." Aston.
"Maaf" Araa.
Mengunyah, menelan, lalu minum. makan malam itu selesai dengan tenang, Araa berdiri dari duduknya ingin kembali ke kamarnya. meninggalkan Aston yang masih duduk di meja makan.
"Mau kemana kamu." tanya Aston.
"ke kamar Tuan." Balas Araa singkat tanpa menoleh sedikitpun.
"Tunggu." Aston kemudian melangkah dan melewati Araa begitu saja.
"Ikut." ucapnya lagi.
'Dih dasar......... ' Batin Araa kesal.
kedua orang itu melangkah tanpa mengeluarkan suara satupun, Jack mengikuti di belakang, sesampainya di kamar utama Aston dan Araa.
"Pulang Jack, istirahatlah." Suruh Aston kemudian masuk ke dalam kamarnya.
Araa masih di posisi yang sama menatap kamar itu dari depan pintu. "Masuk!" pinta Aston.
Araa masuk hendak menutup pintu, dia menatap Jack sekilas kemudian memutar bola matanya Malas.
'sebenarnya ada apa dengan Nona dan Tuan.' Jack bingung menyaksikan tingkah aneh keduanya.
bersambung..........
ᴘɴɢɴ ᴛᴀᴜ ʟɴᴊᴛɴɴʏᴀ gmn