Genre: Drama, Mystery, Psychological, Romance, School, Supernatural, Time Loop
Haruto Keita hanyalah siswa SMA biasa. Tapi suatu hari, saat pulang sekolah, dia tiba-tiba kehilangan kesadaran dan mendapati dirinya kembali di kelas, satu jam sebelumnya. Sempat merasa bingung, Haruto akhirnya menyadari bahwa setiap kali dia membuat kesalahan, waktu akan mundur satu jam.
Setelah beberapa kali mengalami Time Loop, Haruto menemukan sebuah pola yang membuatnya berpikir kalau semua itu berhubungan dengan seorang gadis, namanya Fumiko Reina.
Siapa itu Fumiko Reina? Lalu, bagaimanakah nasib Haruto kedepannya?
Note:
- Cerita ini hanya fiksi, semua latar, tokoh, dan cerita murni karangan author belaka. Jika terdapat kesamaan pada karangan ini, maka itu hanya kebetulan yang tidak disengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nov Tomic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 — Sosok Asli
Kepalaku berdenyut kencang saat mendengar permintaan Alter Fumiko. Tentu saja, siapapun pasti akan bingung jika tiba-tiba diajak kencan oleh seorang gadis cantik.
Kurasa kalian juga begitu. Bayangkan saja, ketika semuanya berjalan normal di sekolah, muncul seorang gadis populer yang menyatakan cintanya pada kalian.
Reaksi apa yang akan kalian keluarkan? Bingung? Atau mungkin senang?
Aku yakin kalian akan merasa senang, tapi itu hanya sesaat, setelahnya kalian akan berpikir kalau gadis populer itu hanya melakukan sebuah tantangan, mungkin karena kalah dalam suatu taruhan.
Sekarang, aku yang tidak memiliki pengalaman apapun, mengalami situasi ini.
Berkencan dengan Alter Fumiko? Sungguh permintaan yang aneh. Tapi entah kenapa, walaupun senyumnya terlihat mengerikan, aku merasa kalau permintaannya terdengar tulus.
"Kau serius dengan permintaanmu?"
Aku bertanya, mencoba memastikan.
"Ya, tentu saja. Sebelum menghilang, aku ingin membuat kenangan indah bersama seseorang yang kuanggap istimewa. Dan orang itu adalah kau, Haruto-kun."
Jawaban Alter Fumiko memang terdengar tulus. Tidak ada kebohongan dalam kata-katanya, tapi senyumnya itu benar-benar menggangguku. Rasanya seperti aku sedang diejek olehnya.
Yah, terserahlah. Mungkin Alter Fumiko sedang memaksakan diri untuk tersenyum, mengingat dia tampak dingin di awal tadi.
Aku tidak ingin merusak suasananya, jadi biarkan saja seperti ini. Tidak ada yang salah, bukan? Mengikuti alur merupakan solusi terbaik saat ini.
"Sebenarnya aku hanya kebetulan menolongmu saat itu, bahkan aku tidak tahu kalau orang yang kutolong adalah Fumiko."
"Kau baru tahu saat aku memperkenalkan diri, kan?"
"Ya, kau benar. Lagipula aku langsung melupakannya saat itu juga."
Aku tidak berbohong, karena saat itu, aku baru saja melupakan kunci apartemenku yang masih menempel di pintu. Memang terdengar ceroboh, tapi kurasa itu hal yang wajar mengingat ini pertama kalinya aku mengandalkan diriku sendiri.
Seseorang bisa saja membobol ruanganku, jadi setelah Fumiko berterimakasih dan memperkenalkan dirinya, aku langsung pergi hingga melupakan segalanya tentang gadis itu.
Barulah setelah diingatkan kembali, aku sadar kalau gadis itu adalah gadis yang sama, dan aku telah menolongnya dua kali.
"Kau jahat, Haruto-kun. Minus 50 poin!"
Alter Fumiko terlihat kesal, matanya menatap sedikit tajam ke arahku, tapi hal baiknya, senyumnya telah menghilang. Kurasa akan lebih baik jika dia terlihat seperti ini saja.
"Baguslah, jadi berapa poinku sekarang?"
"Hah?! Kau malah tanya itu?"
"Maaf, aku hanya mengikuti alurmu saja."
"Jujur sekali, plus 20 poin!"
"..."
Rasanya kejujuranku sedikit dihargai. Berbeda dengan kebanyakan orang, yang bahkan tidak memberiku kesempatan untuk bicara.
Tentu saja, aku jadi merasa kalau berbohong pada Alter Fumiko adalah sesuatu yang buruk. Karena dia hanyalah kesadaran lain dari Fumiko yang asli, paling tidak aku ingin menuruti permintaannya.
Yah, sebenarnya bukan itu tujuan asliku. Tapi tetap saja semuanya berhubungan, jadi untuk apa memikirkannya lebih jauh?
"Bagaimana, Haruto-kun? Mau berkencan denganku?"
Tunggu! Aku tidak boleh terburu-buru. Ada apa ini? Tiba-tiba perasaan aneh kembali menyerangku.
Apa aku melakukan kesalahan? Lalu, Time Loop akan terjadi lagi? Tidak, tenanglah!
"Sebelum itu, bisa aku bertanya dulu?"
"Tentu, tanyakan saja."
Ada satu hal yang menggangguku. Rasanya tidak akan tenang sebelum aku mendapatkan jawabannya.
"Ini tentang kesadaran Fumiko yang asli."
"Ya, ada apa dengan itu?"
"Begini, Alter Fumiko. Jika kau muncul disaat Fumiko sedang terancam, siapa orang yang membuatnya muncul?"
"Itu.. apa maksudmu?"
"Mudah saja, kenapa kau berbohong tentang kemunculanmu?"
"Hah?! Tidak, aku tidak mengerti. Bisa kau jelaskan?"
Alter Fumiko jelas terlihat gelisah. Tatapannya tidak lurus, gerakan tubuhnya juga tidak stabil. Tidak hanya itu, suaranya bergetar saat dia berpura-pura bingung.
Sementara aku sudah jujur, tapi kenapa Alter Fumiko berbohong? Sayang sekali, padahal aku tidak berniat memojokkannya.
Aku hanya ingin mendapat kejelasan tentang dari mana Alter Fumiko bisa muncul, dan bagaimana itu bisa berhubungan dengan Time Loop yang kualami.
Jujur saja, sejak awal melihat Alter Fumiko, aku memang merasa ada yang salah. Itu karena Fumiko terlihat seperti orang lain, tapi jauh di dalam diriku, aku tetap yakin kalau dia adalah orang yang sama.
Sebenarnya aku sedikit ragu, tentang semua penjelasan dari Alter Fumiko. Apakah Fumiko memang memiliki Alter Ego? Jika memang benar, maka seharusnya aku mendengar rumor tentang sisi lainnya dari seseorang.
Apa boleh buat, aku akan menganggap kalau asumsi ku ini memang benar. Mungkin akan lebih baik jika aku lebih memojokkannya.
"Aku tidak sebodoh itu. Jadi, bisa kau perkenalkan dirimu lagi?"
"Aku sudah mengatakannya sebelumnya, apa yang membuatmu ragu?"
Astaga, tampaknya aku sedang diremehkan.
"Akan kujelaskan secara singkat. Poin pertama, kau muncul karena Fumiko merasa terancam. Kedua, kau memaksaku untuk membantunya. Ketiga, kau seharusnya menghilang saat aku berhenti mengalami Time Loop. Dengan kata lain, kau adalah Time Loop, bukan?"
"Eh?! Aduh, apa yang kau bicarakan? Bukannya itu terlalu mengada-ada?"
"Tidak, yang terlalu mengada-ada itu adalah kau, Time Loop."
"Ke-kenapa kau seyakin itu?"
Apa aku terlalu memojokkannya? Yah, sudahlah. Aku tidak bisa mundur lagi, bahkan jika aku mati disini.
"Biar kujelaskan lagi. Walau ini sekadar asumsi ku, tapi kau hanya merasuki tubuh gadis ini. Kemudian, kau dapat mengambil seluruh informasi dari tubuh yang kau rasuki. Baik itu memori, perasaan, maupun hal lainnya. Apa aku salah?"
Alter Fumiko, tidak... Time Loop, sepenuhnya terpojok. Dia tampaknya tidak bisa menyangkal apapun lagi.
"Hahaha.. mengesankan sekali, siapa namamu, Haruto-kun?"
Ah, Time Loop tertawa. Wajah cantik Fumiko jadi rusak karena senyum mengerikannya. Aku bahkan merasa heran tentang wujud aslinya, dan siapa dia sebenarnya? Lagipula aku tidak menyangka kalau asumsi ku ini ternyata benar.
"Haruto Keita, aku siswa SMA Nihonggo, kelas 1-A. Salam kenal, Time Loop!"
Meladeni sesuatu seperti ini, rasanya aku hampir diambang kegilaan. Semuanya membingungkan, tidak.. sangat membingungkan. Dan juga, kenapa harus aku yang mengalami ini?
"Wah.. kau cukup sopan, plus 30 poin!"
"Ya, terserahlah. Ngomong-ngomong, bisa hentikan senyum bodohmu itu? Katakan saja jika kau tidak bisa tersenyum, aku jadi kesal melihatnya."
"Hei, itu tidak sopan! Padahal aku sudah berusaha, minus 50 poin!"
Sudah kuduga, seharusnya memang senyum manis yang Fumiko keluarkan, bukannya malah senyum mengerikan yang membuat merinding.
Setelah Time Loop terlihat kesal, senyum anehnya menghilang, itu jadi lebih cocok untuknya. Maksudku, Fumiko adalah Fumiko, dan Time Loop adalah Time Loop. Mereka berdua adalah sosok yang berbeda, begitulah seharusnya.
Ah, aku bisa gila jika terus seperti ini! Apa yang harus kulakukan? Kepalaku benar-benar pusing sekarang.
"Baiklah, Haruto Keita. Cukup sampai disini."
"Apa maksudmu?"
"Sangat disayangkan, padahal aku menikmati tubuh gadis ini. Tapi apa boleh buat, mari kita buat kesepakatan!"
"Kesepakatan? Mencurigakan sekali. Bagaimana bisa aku mempercayainya?"
"Begini, Haruto-kun. Sebenarnya waktuku tidak banyak, tapi kau menghancurkan rencana awal yang kubuat sedemikian rupa. Jadi secara terpaksa, aku harus memikirkan rencana cadangan."
"Rencana apa? Kurasa kau hanya membual."
"Kau akan mengerti setelah kujelaskan. Baiklah, mari kita berpindah tempat!"
CLAP!
Eh?! Ada apa ini?
Tepat setelah mendengar suara tepukan, dunia di sekelilingku memutih. Kepalaku tidak pusing lagi, tapi tetap saja rasanya agak mengganggu.
Umm.. ngomong-ngomong, dimana ini?