kita memang tak tau siapa yang tuhan takdir kan untuk kita,namun kita bisa melabuhkan hati kita pada siapa. namun bagaimana jadinya jika ternyata hati dan takdir tak sejalan. Begitulah yang di rasakan oleh Aidan Arsyad Rafardhan,dia mencintai seorang wanita dan berniat akan melamar nya,namun bagaimana jadinya malah dia menikah dengan adik dari sang pujaan hati?
"menikahi orang yang di cintai memang impian,tapi mencintai orang yang di nikahi adalah kewajiban."
Aidan Arsyad Rafardhan
yukkk simak cerita lengkapnya di sini 👇
tinggalkan like,komen dan follow setelah membaca yah ☺️😆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14.gara gara sayap ayam
Maureen mengerjapkan matanya,dia merasa asing dengan tempat yang saat ini ada di hadapannya.
Maureen pun bangun dari tidurnya lalu mengingat ingat kejadian terakhir,dan yah dia ingat tadi sempat tertidur di mobil. Pastilah Aidan yang membawanya kesini.
Maureen mengendarkan pandangannya ke segala arah,kamar yang luas berwarna dominan putih,aroma maskulin khas Aidan menyeruak masuk ke indra penciuman Maureen.
"Udah bangun."ucap seseorang yang masuk ke dalam kamar.
Siapa lagi jika bukan Aidan. Maureen pun mengangguk.
"Gih sana cuci muka dulu,umi Abi sama yang lain udah nungguin di bawah."suruh Aidan.
Maureen pun tersadar, ternyata dia sudah dua jam tertidur di kamar ini. Dan dia melupakan mertuanya yang sudah menunggu lama.
Dengan cepat Maureen berlalu ke kamar mandi, mencuci muka lalu bersiap untuk turun ke lantai bawah menemui keluarga suaminya itu.
"Maaf umi Maureen ketiduran."ucap Maureen sembari mencium tangan umi Hafsah dan yang lain.
"Tidak apa apa nak kamu mengerti kamu kecapean,gimana nyaman gak rumah ini?"tanya umi Hafsah.
"Baru juga sampai di sini umi,udah ditanyain nyaman apa enggak."timpal pak khalil.
"Insyaallah Maureen nyaman di sini umi bakal betah juga kayaknya."balas Maureen.
"Alhamdulillah kalau kamu betah sayang,jangan sungkan sungkan yah sama umi sama kak Yumna. Umi tadinya mau ngajak kamu tinggal di rumah umi,tapi Aidan keukeuh pengen tinggal disini. Tapi nanti kamu bisa sering sering main ke rumah umi yah gak jauh kok dari sini."ucap umi Hafsah di balas anggukan oleh Maureen.
"Kamu udah makan belum?"tanya umi Hafsah di balas gelengan kepala oleh Maureen.
"Makan gih,maaf tadi kita makan duluan. Tapi masakan nya masih banyak kok,itu masakan umi sama kak Yumna semoga kamu suka yah."
"Iya umi tapi nanti aja deh makan nya,masih kenyang juga."balas Maureen.
"Ya udah tapi nanti harus makan yah."
Mereka pun lanjut dengan saling mengobrol, Maureen tampak langsung masuk ke dalam obrolan itu,tak ada lagi rasa canggung bawaannya enjoy.
Maureen pun merasakan kehangatan keluarga di sini, kehangatan yang sudah lama tak ia rasakan. Umi Hafsah dan Abi Khalil tampak sangat welcome pada Maureen, karena itulah membuat Maureen jadi nyaman.
Di tambah kak Yumna yang asik dan juga lemah lembut,persis seperti Shafa. Maureen jadi merasakan kembali kasih sayang Kaka. Walaupun bukan dari Shafa,kini dia telah menemukan penggantinya.
Dalam hati Maureen sangat sangat bersyukur bisa ada di tengah tengah keluarga itu,namun ya tetap saja masih ada rasa ingin pergi dari Aidan.
Entahlah padahal keluarga Aidan menerima nya dengan baik Aidan pun sama,tapi entah kenapa niat untuk ingin bercerai dengan Aidan masih ada.
Lama mereka berada di sana,sampai setelah sholat isya. Keluarga Aidan pun pamit. Menyisakan Maureen Aidan dan juga adik Aidan,yang tadi katanya ingin menginap di rumah Aidan itu.
Athar memang sering menginap di rumah Aidan ini, sehingga dia pun sudah memiliki kamar sendiri di sana.
Setelah mengantarkan keluarga Aidan sampai di depan, Maureen pun kembali masuk ke dalam rumah. Dia merasakan perutnya keroncong minta di isi, jadilah dia pergi ke dapur.
Dia pikir di dapur tak ada siapa siapa eh ternyata adik suaminya itu ada di sana,sama seperti dirinya akan bersiap makan.
Tanpa memperdulikan Athar, Maureen mengambil piring dan mengisinya dengan beberapa lauk.
Saat dia akan mengambil ayam balado bagian sayap nya, ternyata Athar pun sama.
"Hish awas ini sayap punya gue."Maureen menyingkirkan sendok milik Athar menggunakan sendok yang ada di genggamannya.
"Ck enggak itu punya aku,aku duluan kok yang mau ambil."Athar tak mau mengalah karena dia memang sangat suka dengan sayap ayam.
"Enggak gue duluan."Maureen pun tak mau kalah.
"Tuh Kaka mending paha ayam nya aja gede,ini sayap punya aku."
"Enggak gue maunya sayap ayam ihhh awas ini punya gue."Maureen berhasil menyingkirkan sendok milik Athar,dengan cepat Maureen langsung mengambil sayap ayam itu dan di simpan di piringnya.
Athar pun tak terima dan membawa kembali sayap ayam yang ada di piring Maureen.
"Ihhh kembaliin gak sayap ayam gue."
"Gak ini punya Athar."
"Athar..."teriak Maureen kesal.
Akibat teriakan Maureen itu,Aidan yang tadinya berada di ruang tengah sedang menonton televisi pun menyusul pergi ke ruang makan.
"Ada apa ini?"tanya Aidan.
Kedua orang itupun langsung mengalihkan atensi mereka.
"Pak..liat tuh dia ngerebut sayap ayam punya gue."rengek Maureen.
"Gak yah Athar gak rebut orang Athar duluan yang mau ngambil sayap ayam nya."
"Kenapa kalian ribut perkara sayap ayam sih,tuh kan masih ada daging ayam nya tuh ada bagian dada,paha-"
"Enggak, maunya sayap ayam."jawab mereka bersamaan.
Aidan pun langsung mengerti,kedua orang ini sangat menyukai sayap ayam. Ya jika Athar dia sudah tau sedari kecil memang Athar suka sayap ayam,jika umi memasak ayam pasti umi akan menyisihkan sayap ayam nya untuk Athar.
Dan ternyata Maureen pun sama seperti Athar sangat menyukai sayap ayam.
Mereka berdua pun saling melemparkan tatapan permusuhan. Maureen kembali mengambil sayap ayam yang berada di piring Athar.
Athar pun tak mau kalah dan berakhirlah sayap ayam itu berpindah pindah piring,Aidan hanya bisa menyaksikan kedua orang ini memperebutkan sayap ayam.
Lama kelamaan Aidan pun merasa pusing.
"Stop."sentak Aidan menghentikan aksi perebutan sayap ayam itu.
Kedua orang itu kaget mendengar nada sentakan dari Aidan, hingga tanpa sadar sayap ayam nya jatuh ke lantai.
"Udah sayap ayam nya jatuh,dan kalian berdua gak bisa makan sayap ayam itu. Makan bagian yang lain aja."ucap Aidan lalu mengambil sayap ayam yang berada di lantai dan membuangnya ke tempat sampah.
"Hish tapi gue maunya sayap ayam."rengek Maureen.
Sedangkan Athar dia sudah kembali duduk dan mulai makan,gara gara memperebutkan sayap ayam dengan Kaka ipar nya dia jadi gak bisa makan balado ayam favorit buatan uminya.
"Udah makan yang lain aja yah."bujuk Aidan, Maureen pun menggelengkan kepalanya.
"Gak mauu ah."kesal Maureen.
"Makan okey,sini saya suapin."Aidan memaksa Maureen untuk duduk,lalu dia mengambil ayam bagian dadanya ke piring Maureen.
"Sini aaa."Aidan menyuapkan makanan ke mulut Maureen,mau tak mau walaupun dengan perasaan yang kesal Maureen menerima suapan itu.
"Ck manja."decak Athar.
Walaupun Athar mengucapkan nya dengan nada yang pelan namun masih bisa di dengar oleh Maureen,dia pun kembali melayangkan tatapan tajam ke arah adik iparnya dan ingin berucap namun Aidan kembali menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Udah jangan di dengerin,makan aja sampai abis."ucap Aidan saat tau Maureen akan terpancing emosi akibat ucapan adiknya.
ada ruang,