"No way! Ngga akan pernah. Gue ngga sudi punya keturunan dari wanita rendahan seperti Dia. Kalau Dia sampai hamil nanti, Gue sendiri yang akan nyingkirin bayi sialan itu dengan tangan gue sendiri. Lagipula perempuan itu pernah hamil dengan cara licik! Untungnya nyokap gue dan Alexa berhasil bikin Wanita sialan itu keguguran!"
Kalimat kejam keluar dengan lincah dari bibir Axel, membawa pedang yang menusuk hati Azizah.
Klontang!!!
Suara benda jatuh itu mengejutkan Axel dan kawan-kawannya yang tengah serius berbincang.
Azizah melangkah mundur, bersembunyi dibalik pembatas dinding dengan tubuh bergetar.
Jadi selama ini, pernikahan yang dia agung-agungkan itu hanyalah kepalsuan??
Hari itu, Azizah membuat keputusan besar dalam hidupnya, meninggalkan Suaminya, meninggalkan neraka berbalut pernikahan bersama dengan bayi yang baru tumbuh di dalam rahimnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Memohon....
20 Januari 2021
Aku tak tahu sampai kapan
rasa ini terus tumbuh di dalam dada
rasa yang begitu bergemuruh
rasa yang begitu indah
yang membuatku
selalu tersenyum sendiri
memeluk sepi
setiap malam
Bayangmu,
selalu hadir
saat hari beranjak gelap
Bersama dengan rindu
yang datang menyergap
bagai hawa dingin kala subuh
Kepadamu dambaan hati
cinta ini adalah cinta yang sepi
cinta yang bisu
yang tak sanggup kusampaikan kepadamu
Entah
sampai
kapan ~Anonim~
Axel membaca setiap bait itu dengan air mata yang kian membanjiri wajahnya. Azizah yang menderita karenanya...
25 Februari 2021
Kau adalah harapan
kau adalah impian
yang tak sanggup kukatakan
Kasih
seandainya kau tahu
apa yang kurasakan setiap malam
seandainya kau tahu
bagaimana perasaanku
saat kau lewat di depanku
Namun sayang
terlalu rapat kupendam perasaan ini
Kau tak akan mungkin tahu
Aku takut mengucap satu kata
yang selama ini aku rasakan
Aku hanya mampu berpuisi
mengadu pada rembulan
di kejauhan
juga pada bantal
tempat kusandarkan kepalaku
Kau terlalu istimewa bagiku
hingga perasaanku berkata
kau tak mungkin kugapai
Hanya doa
disertai lelehan air mata
berharap Tuhan
menolong hamba
dari derita cinta
yang tak bisa
diungkapkan
dengan
kata-kata
---Anonim---
28 Februari 2021
Kukira Aku mampu mengukir pelangi di wajahmu
Namun yang kuberikan selalu awan hitam yang menjadi mendung disorot indahmu
Aku berharap bisa menjadi mawar yang membuatmu berbunga..
Namun Aku hanyalah pohon duri yang membuatmu terluka..
Kamu adalah keindahan yang luar biasa yang di kirimkan Sang Maha Rakhim untukmu
Maafkan tulang rusukmu ini yang tak mampu menjadi penenang saat gundahmu
Menjadi pengobat saat sakitmu
Menjadi cahaya dalam gelapmu
Nyatanya, Aku hanyalah badai ya g merusak kedamaian hidupmu...
Maafkan Aku...
Maafkan Aku suamiku...
"Tidak.... aku yang bersalah Zizah... Aku yang bersalah"
Axel menutup buku itu, merasa tak sanggup membacanya saat ini, meski masih tersisa beberapa lembar lagi untuk Ia baca.
Sakit... Ia sungguh sakit membacanya, wanita yang Ia kira rubah, ternyata malaikat tak bersayap yang begitu tulus mencintainya.
"Aaargh... Brengsek! Loe emang brengsek Xel!!!"
Axel berteriak, memaki dirinya sendiri. Memaki kebodohannya karena terlambat mengenali istrinya sendiri.
Axel menangis tersedu-sedu seraya memukuli dadanya sendiri. Penyesalannya tidak akan pernah terobati jika Ia tak bisa menemukan Azizah.
"Aku akan memohon sama Kakek, Bahkan bila perlu aku akan mencium telapak kakinya, Asal Kakek bersedia memberitahu keberadaan Kamu Zizah...Tolong beri Aku kesempatan"
Ucap Axel, Ia memeluk erat buku harian itu, menangis sepanjang malam hingga tanpa terasa lelah menghampiri dan membuatnya terlelap dengan posisi meringkuk di lantai.
***
"Huuuft.... Kenapa setiap menit rasanya seperti ribuan tahun"
Abimana memonyongkan bibirnya. Baru 2 hari di Singapura tapi baginya serasa sudah ribuan tahun Ia disana.
'Lebay!' batin Malik menggerutu, namun bibirnya selalu tersenyum.
Bosnya benar-benar dimabuk cinta.
"Maaf Pak, bukankah ada handphone? Kenapa Bapak tidak melakukan Video call saja? Lagipula mba Azizah juga sekarang pasti sedang bersama Tasya"
Abimana manggut-manggut seraya tersenyum lebar.
"Kamu benar Malik. Haah kenapa Aku tidak terfikirkan tentang Video call sama sekali"
Abimana menepuk ringan dahinya, kemudian dengan penuh semangat meraih gawainya.
Tanpa membuang waktu, pria yang nampak selalu ganteng dengan brewoknya itu mencari sebaris kata bertuliskan nama pujaan hatinya kini, Azizah.
Klik... Calling....
"Halo... Assalamualaikum"
Suara yang sangat dirindukan itu terdengar sangat merdu di pendengaran Abimana, wajah Azizah yang memenuhi layar membuatnya salah tingkah.
Dug dug dug, Ya Tuhan kenapa jantungku tidak bisa kooperatif saat ini. Abimana merutuki kinerja jantungnya yang tiba-tiba menggila tidak tepat pada waktunya.
"Ehem... Waalaikumsalam, Ha... Halo Azizah"
"Ya mas? Mas Abi mau ngomong sama Tasya?"
Tanya Azizah, sama sekali tidak melihat perubahan wajah Abimana yang memerah.
Ya iyalah wong ketutupan brewok! hahaha.
"I-iya... Tasya nggak merepotkan kan di rumah B-Bi Ani?"
Tanya Abimana tergagap. Malik yang berdiri di sampingnya sampai tersenyum geli.
Abimana adalah ahlinya presentasi, makanya hampir selalu berhasil memenangkan tender-tender besar.
Tapi lihatlah, di depan Azizah bahkan sampai kesulitan berkata-kata. Lucu sekali!
"Enggak kok mas... Maaf ya sebelumnya, Aku nggak bisa tinggal di rumah Mas Abi, soalnya kejauhan dari pabrik"
"Emmm... Iya nggak apa-apa"
"Mas Abi berapa lama di Singapura?"
Tanya Azizah.
Abi hampir melompat bahagia karena senang, Apa Azizah merindukannya??
"Kira-kira sebulan"
"Oh... mudah-mudahan lancar ya mas pekerjaannya, Biar bosnya senang dan bisa naik pangkat, Aamiin"
"Hahaha Aamiin, terima kasih doanya Azizah"
Abimana selalu merasa lucu saat Azizah mendoakannya naik pangkat. Sementara ini biarlah Ia tetap berpura-pura sebagai karyawan biasa. Ia tak mau Azizah menjaga jarak jika tahu Ia adalah seorang pemimpin perusahaan besar.
Karena Abimana tahu, Azizah bukan wanita super materialistis seperti pada umumnya.
Tidak-tidak, Wanita menyukai uang tentu saja, laki-laki pun sama, hanya kadarnya yang berbeda.
Selama ini banyak wanita yang mendekatinya selain karena fisik, juga karena hartanya, kekuasaannya.
Hanya Azizah, yang pertama kali menjalin pertemanan dengannya sebagai orang biasa. Dan itu adalah salah satu mimpinya...
"Maaf mas.. Tasya nya lagi sibuk main sama Nayla, nggak mau ngomong"
Azizah menyampaikan dengan tidak enak hati, Ia melihat ke arah Tasya yang sedang asyik bermain puzzle bersama Nayla.
"Oh nggak apa-apa, yang penting bisa ngomong sama kamu"
Ucap Abimana keceplosan.
"Apa mas?"
"Eng- enggak, Aku bilang yang penting Aku udah tahu kabar Tasya"
"Oh.. Iya... Insya Allah Aku jagain dengan baik mas..."
"Terima kasih"
"Oh ya mas, tadi mama nya Tasya kesini"
"Maya??"
"Iya..."
"Ngapain? Dia nggak marah-marah kan sama Tasya?"
"Emmm... Nganterin baju, tapi ya... begitulah sambil marah-marah. Kalo boleh tahu kenapa mba Maya seperti itu mas? Tasya kelihatan sedih banget soalnya tadi"
"Nanti kalau Saya sudah kembali ke Indonesia, Saya akan ceritakan..."
"Oke, kalau mas Abi nggak keberatan, Aku siap mendengarkan"
"Terima kasih. Kalau begitu Saya lanjut kerja lagi"
"Oke... Jaga kesehatan, jangan telat makan, Jangan lupa sholat juga"
"Siap... Makasih udah ngingetin"
"Sama-sama... Assalamualaikum"
Tutt... Panggilan berakhir...
"Waalaikumsalam..."
Abimana tiba-tiba menciumi gawainya dengan gemas. Membuat Malik menggelengkan kepalanya.
'Ckckck... wongedan' Batin Malik
"Aaaah, Kamu dengar Malik? Azizah perhatian sekali sama Saya. Jangan lupa makan dan jaga kesehatan, jangan lupa sholat katanya"
Abimana mengulang kata-kata Azizah dengan girang. Malik hanya tersenyum kaku.
"Ibu-ibu komplek di sekitar rumah saya sering ngomong begitu pak kalau ketemu saya dijalan"
Sahut Malik enteng.
Senyum yang tadinya bertengger manis di bibir Abimana tiba-tiba raib.
"Keluar Kamu!"
Ucap Abimana sengit. Malik hanya menahan tawa kemudian membungkuk hormat dan berlalu meninggalkan ruangan Abimana.
Bersambung....