Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 22 — Serangan Malam II
Pada waktu yang berbeda saat Liu Yuwen dan lainnya pergi melihat air terjun, Senior Bai, Long Chen, Han Ziwei, serta belasan penjaga dikejutkan dengan kehadiran puluhan anggota Sekte Darah Naga yang mengepung mereka.
Para anggota sekte itu tidak segan menampakkan wujud mereka di depan Senior Bai dan lainnya, mereka bahkan tidak menyembunyikan niat nafsu membunuhnya.
Senior Bai yang sudah waspada dan menggenggam kampak besarnya seketika mematung saat mengetahui siapa orang-orang itu.
Hampir di Kekaisaran Langit Utara tidak ada yang tidak mengetahui sekte aliran hitam tersebut, mereka adalah sekelompok orang yang mendalami ilmu darah dan teknik pembunuh.
Tidak hanya Senior Bai tetapi Long Chen, Han Ziwei dan para penjaga yang lain juga ikut merasakan kengerian yang sama.
"Nona, target yang kita incar sedang tidak ada disini, sebelumnya target ingin pergi melihat air terjun dan sekarang ia ke sana bersama dua petualang..."
Hal yang mengejutkan selain dari kedatangan Sekte Darah Naga adalah ada sosok penjaga yang sebelumnya mengawal Yun Mao tiba-tiba berlutut di hadapan seorang gadis anggota sekte tersebut dan melaporkan apa yang terjadi.
"Yao, apa yang kau lakukan?!" Seru salah satu penjaga karena ia merupakan teman dari penjaga yang berlutut itu.
"Dia bukan Yao yang kita kenal, sejak awal dia adalah mata-mata dari Sekte Darah Naga." Jelas Kepala pengawal yang lebih memahami situasinya dengan baik.
Selain karena teknik membunuhnya, Sekte Darah Naga juga terkenal karena kemampuan mengumpulkan informasi mereka yang tinggi.
Salah satu cara sekte itu bisa mendapatkan berbagai informasi karena banyak mata-mata dari Sekte Darah Naga yang tersebar dimana-mana.
Hampir tidak ada yang bisa mendeteksi mata-mata dari sekte itu karena penyamaran mereka yang cukup terlatih, kalaupun ketahuan, mereka terkadang bisa dengan mudah lolos tanpa kesulitan yang berarti.
"Kita tidak punya banyak waktu, bunuh semua orang disini sementara beberapa dari kalian pergi ke tempat target kita berada!" Satu-satunya gadis di antara anggota sekte itu adalah Lan Shishi, dia memerintahkan bawahannya dengan nada acuh tak acuh.
Puluhan anggota Sekte Darah Naga segera menuruti kemauan gadis itu dan mulai mengelilingi semua orang yang ada di rombongan kereta bangsawan tersebut.
"Suamiku, apakah ini akhir dari hidup kita..." Han Ziwei mengigit bibirnya, air matanya mulai menetes tanpa ia sadari.
"Maaf Wei'er, aku tak bisa melindungimu lebih dari ini..." Long Chen berusaha tersenyum meski hatinya kini dipenuhi rasa takut, ia menggenggam tangan istrinya dengan lembut. "Terimakasih untuk semuanya, aku senang dalam hidup ini telah menikahi wanita baik sepertimu."
Han Ziwei menangis, ia menjatuhkan busur serta anak panahnya dan langsung memeluk Long Chen dengan erat. "Setelah kita mati disini, kuharap di kehidupan selanjutnya kita bisa bertemu dan bersama lagi."
Long Chen mengangguk, keduanya saling berpelukan seolah menghiraukan keberadaan anggota Sekte Darah Naga disekitarnya yang siap membunuh mereka kapan saja.
Disisi lain Senior Bai menengadahkan kepalanya ke arah langit malam yang waktu itu tampak cerah dengan jutaan bintang yang melayang. Senior Bai memejamkan mata sebelum sudut bibirnya melengkung ke atas, tersenyum.
"Setidaknya aku sudah mencapai cita-citaku menjadi Petualang Plat Besi, tidak ada yang perlu kusesali lagi dalam hidup ini..."
Setelah menenangkan dirinya untuk siap mati, Senior Bai tidak lagi menatap anggota Sekte Darah Naga itu dengan ketakutan. Dari sorot matanya terpancar keberanian sebagai seorang pejuang.
Para penjaga juga merasa pasrah karena tahu mereka akan mati disini, meski demikian para penjaga tersebut tidak merelakan nyawa mereka begitu saja tanpa adanya perlawanan.
Lan Shishi mendengus melihat kejadian itu semua tanpa merasakan rasa bersalah sedikitpun, ia menjentikkan jarinya, dalam waktu singkat anggota-anggota sekte yang merupakan bawahannya bergerak dan menyerang rombongan Senior Bai dan lainnya.
***
Butuh waktu sekitar lima menit untuk para anggota Sekte Darah Naga menghabisi seluruh rombongan bangsawan tersebut sampai tidak tersisa.
Meski mereka sempat melakukan perlawanan terakhir namun pada akhirnya mereka tetap tumbang ke tanah. Selain unggul dari segi jumlah, para anggota yang dibawa Lan Shishi juga memiliki kemampuan lebih tinggi dari lawannya.
"Kenapa mereka lama sekali?" Lan Shishi mulai menggerutu ketika delapan orang yang dikirim untuk membunuh Yun Mao masih belum kembali.
Lan Shishi tidak bisa pergi begitu saja, ia membutuhkan kepala Yun Mao sebagai bukti kalau ia telah menyelesaikan tugas dari ayahnya ini.
"Sepertinya mereka mengalami kesulitan Nona Lan, salah satu yang menjaga target kita merupakan kultivator berbakat yang baru-baru ini dikenal di Kota Yama." Penjaga yang ternyata mata-mata itu kemudian menjelaskan tentang sosok Liu Yuwen pada Lan Shishi.
"Dia menghabisi ratusan siluman serigala malam seorang diri dan usianya lebih muda dariku?!" Lan Shishi tampak terkejut mendengar itu semua.
"Benar Nona, kemampuannya mungkin sudah mencapai ranah Alam Jiwa, dia benar-benar sosok kultivator yang berbakat."
Lan Shishi mengelus dagunya, tampak berpikir keras, ia kemudian memutuskan untuk pergi ke tempat air terjun itu.
"Aku ingin bertemu dengan pemuda yang kau katakan sangat berbakat itu, aku mau melihat seberapa kuatnya dia dibandingkan diriku..." Lan Shishi kemudian menoleh pada sosok yang menjadi pengawal pribadinya semenjak kecil. "Senior Hong, bawa semua yang lain ke sana, kita akan pergi ke tempat air terjun berada."
Senior Hong yang dipanggil Lan Shishi merupakan pria paruh baya yang selalu berada disisi gadis itu setiap waktu. Senior Hong ditugaskan langsung dari Pemimpin Sekte untuk menjadi pelindung bagi Lan Shishi.
Di antara semua anggota sekte yang dibawa Lan Shishi dalam tugas ini, Senior Hong lah yang paling kuat diantara mereka.
"Baik Nona, aku akan memberikan sinyal agar mereka segera bergerak ke sana..."
Jumlah anggota yang mengepung Senior Bai sebenarnya belum semuanya, masih ada setengah dari total jumlah mereka yang berjaga di belakang.
Lan Shishi tidak menunggu lagi dan langsung berangkat, bersama bawahannya ia memimpin mereka menuju keberadaan Liu Yuwen berada.
Lan Shishi merasa tertarik ketika mendengar Liu Yuwen dikatakan sebagai kultivator muda yang berbakat seperti dirinya, gadis itu ingin melawannya untuk mengetahui siapa diantara mereka yang menang apakah pemuda itu atau dirinya yang sudah dilatih teknik pembunuh sejak kecil.
Hanya saja Lan Shishi tidak mengetahui bahwa Liu Yuwen bukanlah kultivator muda sembarangan, dia sudah tidak ditingkatan berbakat lagi karena keberadaannya di dunia ini cukup membuatnya menjadi sosok yang tak bisa dikalahkan suatu hari nanti.