Matilda seorang bad girl di sekolah barunya, dia harus menelan kenyataan pahit tentang fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sampai dia mengenal bad boy yang di kenal kejam di sekolah barunya, sialnya orang itu justru yang memberi fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sempat berlika-liku untuk mencari tahu faktanya, sampai akhirnya Matilda mengetahui sifat asli ayahnya seperti apa.
Ya, ayah nya sendiri yang membuat hubungan orang tuanya hancur.
Seiring waktu berjalan, mereka akhirnya saling cinta dan bersatu untuk menumpas ketidakadilan yang di lakukan oleh ayah nya Matilda.
Bagaimana kisah percintaan mereka? apa ada orang ketiga di antara mereka? bisakah mereka bersama menegak keadilan? dan bagaimana caranya? ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24.
"Pak, tunggu jangan di tutup dulu!" Pekik Matilda menahan satpam itu yang sudah menutup gerbang sekolah.
Pak Soleh menatap nya tajam "Jam berapa sekarang, sesuai aturan sekolah murid dilarang masuk kalau telat" Katanya.
Matilda menatap jam tangan lalu menoleh ke pak Soleh "Ya allah baru juga telah 5 menit"
"Mau telat 5 menit, mau 3 menit, kalau sudah telat ya telat saja ga bisa di toleran—"
Matilda tiba-tiba kasih uang 50 ribu untuk Pak Soleh sebagai sogokan.
Pak Soleh tiba-tiba tersenyum dan membuka pintu gerbang "Silahkan non, masuk — heheh"
Matilda emang sudah sudah selamat di gerbang sekolah pertama nya, sialnya di gerbang sekolah yang kedua, dia melihat bapak-bapak berkumis tebal dengan kacamatanya sambil membaca koran.
"Kenapa kamu telat?" Tanya Pak Feri
"Maaf pak, Matilda ga bawa motor hari ini, dijalan nunggu taksi lama banget, mana macet tadi" Kata Matilda sambil menyatukan kedua telapak tangan.
"Alasan" Kata Pak Feri
"Ih pak, beneran sumpah Matilda ga bohong" Jawab Matilda
Gerbang kedua sekolahan akhirnya di buka Pak Feri kala itu, membiarkan Matilda masuk sambil berlari karena panik, keterlambatan nya karena dia tidak dijemput oleh Apit di rumah nya.
Matilda sudah berada di kelasnya, beruntung guru yang mengajar masih belum masuk. arah bola mata Matilda juga mengarah ke tempat duduk Apit yang tidak ada sesosok dirinya.
"Lah kemana si Limbad?" Gumam Matilda sambil berjalan pelan ke meja belajar nya dengan keheranan.
"Kenapa lu Matilda?" Sapa Niko yang melihat
"Lu tau ga kemana Apit, met?" Tanya Matilda.
Niko berdehem "Gak tau, kan lu pacarnya coba lah lu yang hubungi dia"
"Hadeh, nomor nya ga aktif, kalau aktif juga mana mungkin gue nanya" Omel Matilda.
Di samping tempat duduk, Alena ikut menimbrung obrolan, bukan karena ingin membahas keberadaan Apit, melainkan dia terkejut dan baru tahu kalau Apit sehabis putus dengan Frisca langsung punya pacar.
"Eh seriusan kalian pacaran?, kok gua gak tahu ya kalau apit putus sama Frisca?" Kata Alena.
Matilda menoleh ke arah Alena "Iya, Emang kenapa kalau Apit putus sama Frisca?" Kata Matilda.
Alena ingin menjawab, tapi guru lebih dulu datang ke kelas untuk belajar.
Hingga jam pelajaran pertama pun selesai. Matilda terus melihat bangku yang di duduki Apit dengan heran. Kosong dan tidak berpenghuni, seakan dirinya bertanya-tanya kenapa dia tidak masuk sekolah.
"Lu melamun kenapa, Matilda?" Sahut Alena.
"Enggak" Jawab Matilda dengan menatap mata samping ke arah Alena.
"Oh iya, tadi kenapa lu bahas Apit putus dengan Frisca?" Sambung Matilda penasaran.
"Enggak gue penasaran aja gitu, pantesan lu tumben banget ga main bareng kita" Kata Alena, kemudian pelajaran kedua itu telah dimulai sampai akhirnya mereka beristirahat.
Matilda kini sedang berjalan santai ke kantin bersama Alena, kebetulan Apit hari ini tidak berangkat, Diora juga ada latihan eskul nya.
"Til" Sahut Frisca menghampiri.
Matilda langsung menoleh ketika Frisca memanggil namanya.
"Apit datang ga ke kelas?" Tanya Frisca.
"Eh, engga kenapa gitu?" Jawab Matilda.
Kata orang-orang bilang, kalau perasaan seseorang jika merasa tidak nyaman atau gelisah, pasti ada sesuatu yang tidak enak terjadi pada orang yang di sayangi nya.
"Perasaan gue kok ga enak ya dari pagi, selalu mikirin apit" Kata Frisca.
"Lah lu kenapa lu bilang gitu?" Jawab Matilda.
Seketika notifikasi ponsel Matilda berbunyi, dia melihat dan mengusap layar untuk membuka pola kunci.
Pesan WhatsApp dari Ibu Riana, tepat pukul 09.30, beliau mengabarkan kalau Apit sekarang berada di rumah sakit karena penyakit nya kumat, kedua Matilda langsung membulat besar tak percaya.
"HAH" Matilda membeo
Kedua teman Matilda yang sedang bersama nya kompak kaget dengan teriaknya.
"Ada apa kok lu mendadak panik gitu Matilda?" Kata Alena
Frisca juga ikut melihat, namun dia tidak berkomentar.
"Gak papa, ayo kita ke kantin" Kata Matilda dengan gelagat khawatir nya.
Kondisi Matilda penuh khawatir dia berharap jam di kelas nya cepat selesai, karena dia sendiri ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Apit.
"Eh Matilda lu pacarnya kan, ada kabar buruk dari Apit!" Kata Niko tiba-tiba datang, niatnya ingin mengabarkan kondisi Apit, sialnya apa yang di kabarkan Niko sudah diketahui Matilda lebih dulu.
"Ya, masuk rumah sakit kan." Kata Matilda langsung menjawab dengan pandangan dingin.
"HAH!, rumah sakit?, pantes dari tadi pagi perasaan gue ga enak banget" Sahut Frisca.
"Lah penyakit nya kumat lagi kah si Apit?" Sambung Alena.
Matilda langsung menoleh sinis ke arah Alena "Penyakit apa ya?"
"Iya dia punya penyakit turunan asam urat, bahkan tahun kemarin dia pernah tiba-tiba kolaps ga bisa jalan" Kata Alena menjelaskan.
"Betul kata Alena, dulu juga sudah berobat, tapi dia selalu makan yang mengandung asam urat nya datang lagi, paling susah kalau dibilang" Sambung Frisca
"Sebentar kalian waktu kelas dua pasti satu kelas?" Kata Matilda mengalihkan pembicaraan
"Iya, kita dulu sekelas, sekarang gue yang dipisah sendirian di kelas lain" Jawab Frisca.
Rasa penasaran Matilda pun telah dijawab, tak mau buang waktu istirahat, Matilda langsung memesan makanan di warung, sialnya Regan yang kebetulan ada di sana kembali menghampiri.
"Lama-lama — kalau setiap hari lu samperin gue, kok gue makin risih aja ya kalau lu deketin gue" Ketus Matilda begitu Regan menghampiri nya.
"Mau?" Kata Regan ke Frisca.
"Thanks ganteng" Jawab Frisca
Selesai Regan memberi minuman dingin untuk Frisca, dia langsung menoleh ke arah Matilda dengan santai nya "Sorry, ngomong apa lu tadi barusan?" Katanya.
Matilda langsung berdiri untuk pergi ke warung Bu Retno "Guys, gue mau beli minum pop ice susu jelly dulu"
Regan ingin mengejar nya, namun di tahan oleh Frisca saat itu "Mau kemana?"
"Mau beli es yang sama dengan orang itu" Kata Regan
"Gak boleh, jangan genit coba —"
Regan dan Frisca saat ini masih belum saling kenal, bahkan baru berkenalan dalam kurun waktu lebih dari satu minggu, Frisca seakan sudah merasa cemburu kalau Regan ingin mendekati wanita lain.
Srottt! Srottt!
Entah kenapa jorok sekali gadis ini kalau minum air dingin berasa, bahkan sampai meniup air nya hingga terbentuk beberapa gelembung, Orang yang berada di dekatnya sampai geleng-geleng kepala.
"Matilda, lu lagi kesurupan setan apa si, lu tuh cewek loh, minum es nya gada lembut-lembut nya sama sekali" Protes Alena merasa risih.
"Apa sih, biarin!" Ketus Matilda.
"Lu lagi bete ya? Gada apit?" Tukas Frisca
"Oh iya omong-omong pacar lu kemana Matilda?" Sambung Regan.
"Siapa?" Kata Matilda.
"Kalau bukan Apit siapa lagi lah" Tukas Niko sambil mengacungkan lembaran surat izin keluar sekolah.
Seketika Matilda menghampiri dan mengambil surat itu "Met lu baik banget ternyata, thanks banget!!"
JADE ( Who Stole My Virginity )