Balas dendam seorang perempuan muda bernama Andini kepada mantan suaminya yang pergi karena selingkuh dengan janda muda kaya raya.
Tapi balas dendam itu tidak hanya kepada mantan suaminya, melainkan ke semua lelaki yang hanya memanfaatkan kecantikannya.
Dendam itu pun akhirnya terbalaskan setelah Andini membunuh dan memutilasi semua pria yang coba memanfaatkannya termasuk mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Keesokan harinya
Pagi ini Jaka sedang di perjalanan mengikuti mobil Fika yang akan menuju kampus.
Ternyata kampus Fika tak begitu jauh hanya berjarak tiga kilo meter dari apartemennya. Jaka yang sudah hafal akan daerah tersebut dengan tenang mengikuti hingga sampai di depan pintu gerbang kampus.
"Oh ternyata anak sini. Gila padahal hampir tiap hari gue nongkrong di sini buat nyari customer."
Ucap Jaka sambil membuka helm dengan mata melirik ke arah penjual kopi starling yang ada di depan kampus.
"Mending ngopi dulu lah, biar otak fresh. Lagian udah tahu ini tempat ngampus nya itu perempuan.
Jaka duduk di bangku yang berada di atas trotoar depan kampus sambil menunggu kopi yang dia pesan.
Setelah beberapa lama. Saat Jaka menyeruput segelas kopi, tiba-tiba saja ada seorang pemuda duduk di sampingnya sambil menggerutu. Pemuda itu bernama Miko, dia datang dari arah dalam kampus dan dia adalah salah satu mahasiswa di kampus tersebut.
"Tai lah. Bang bang kopi item ya satu!"
Pemuda itu menggerutu kemudian menyuruh penjual kopi untuk membuatkannya satu gelas kopi hitam untuknya.
"Kenapa bro? Pagi-pagi udah asem banget itu muka."
Tanya Jaka yang sedikit so akrab.
"Biasa lah bang perempuan."
Jawab Miko sambil menyalakan sebatang rokok.
"Yaelah anak muda. Eh bro gue boleh tanya nggak?"
"Hmm. Tanya apaan Bang?"
"Bentar-bentar" Jaka mengeluarkan handphone dan menunjukkan sebuah foto.
"Lo kenal perempuan ini nggak Bro?"
Jaka menunjukkan foto Fika kepada Miko.
"Anjing, si Fika itu. Kenapa memang Bang?"
"Ah pengen nanya aja sih. Lu kenal dia?"
"Kenal lah. Gua pernah di tolak mentah-mentah sama itu cewek Bang."
"Waduh, Lo demen sama dia?"
"Ya awalnya sih soalnya kan cakep terus kayanya bisa di pake juga itu cewek, tapi males lah susah di rayunya."
"Anjir, Lo emang tahu dia cewek nakal?"
"Tahu lah, gue pernah mergoki dia jalan sama om om di mall depan sana. Susah bang dia levelnya om om tajir."
"Hmm. Gitu ya."
"Lo Sebenernya mau apa sih Bang sama dia?"
"Gini Bro. Sebenernya gue di sini lagi nyari tahu tentang profil cewek ini. Mungkin om om yang yang lu pernah lihat itu suaminya perempuan yang nyuruh gue sekarang. Nah si Fika ini selingkuhannya."
"Anjir. Buat apaan kira-kira, mau di labrak ya?"
"Ya nggak tahu gue juga, cuma di suruh nyari informasi aja sih."
"Hmmm. Sebenernya nih ya gue juga masih rada dendam sama si Fika, dulu gue sempet di ludahi waktu dia nolak gue."
"Lah bisa gitu. Memang alasannya apa dia nolak lu Bro? Padahal Lo lumayan keren kalau gue lihat-lihat."
"Ya mungkin gue sedikit kurang ajar sih bahasanya waktu itu."
"Lo ngomong apa memangnya?"
"Gue katain dia perek Bang."
"Anjir parah pantesan."
"Gimana gue nggak kurang ajar coba Bang, baru juga kenal udah minta di beliin ini di beliin itu. Ya gue rugi dong kalau nggak bisa dapet apa-apa dari dia. Makanya gue sempet ngajak dia ke hotel waktu itu, eh langsung di tolak gue terus di ludahin."
"Oh berarti matre ya si Fika ini?"
"Ya gitu lah Bang, terus rencana lo apa Bang setelah ini?"
"Sebenarnya gue di suruh terror dia sih Bro, tapi gue belum tahu harus mulai dari mana. Lo mau bantu gue nggak Bro, Lo masih ada dendam kan sama ini cewek?"
"Bantu gimana? Kalo misalnya menguntungkan buat gue sih gue mau aja."
Jaka kemudian membisikan sesuatu kepada Miko, setelah itu Miko sedikit kaget akan rencana Jaka.
"Anjir Bang, yakin Lo?"
"Ya kalau Lo mau sih."
"Oke oke gua mau, lagian masih penasaran juga gue sama itu cewek."
"Yaudah ni nomor gue. Nanti kabar-kabar aja lewat chat ya."
"Iya Bang, hari ini gue coba langsung deh."
"Oke. Nama gue Jaka, nama Lo siapa?"
"Gue Miko Bang."
Sambil berjabat tangan mereka pun berkenalan dan sepakat akan rencana yang akan mereka lakukan kepada Fika.
Jaka pun setelah itu pergi hanya memberitahu kepada di Andini bahwa Fika kuliah di tempat tersebut.
Saat jam istirahat, Miko yang akan memulai rencananya langsung menghampiri Fika yang sedang berada di kantin.
Miko langsung duduk di depan Fika dengan gaya tengilnya.
"Hai cewek!"
Fika yang sedikit kaget langsung duduk dengan tegap.
"Mau apa Lo ke sini?"
Tanya Fika yang sedikit ketakutan.
"Sombong amat sih. Tenang tenang gue ke sini cuma mau kasih info aja sih."
"Info apa?"
Fika dengan mata yang sedikit sinis.
"Bentar bentar gue minta minumnya ya haus nih!"
Miko dengan tidak sopan tiba-tiba saja meminum minuman Fika yang ada di atas meja.
"Anjing."
Ucap Fika dengan sangat sinis.
"Fik, liat nih gue punya sesuatu!"
"Apaan?"
Miko menunjukkan beberapa Foto Fika saat bersama Sandy bahkan ada video waktu dia bermesraan yang waktu itu di rekam oleh Jaka di lobby hotel.
"Anjing, Lo dapat dari mana itu semua? Hapus nggak!"
Fika mencoba merebut handphone Miko, Tapi Miko langsung menangkis tangan Fika.
"Eh, santai santai, Lo nggak perlu tahu gue dapet ini semua dari mana, yang jelas dalam beberapa waktu foto sama video ini bakal kesebar ke seluruh kampus. Biar semua orang tahu kalo Lo itu perek yang cuma doyan sama duit om om tajir."
"Eh anjing. Hapus nggak jangan macem-macem ya Lo Miko!"
Fika terus mencoba merebut handphone Miko, tapi tidak bisa, malah di sini Miko meledek sambil tertawa-tawa.
"Haha. Makanya jadi cewek nggak usah belagu."
"Lo mau apa anjing dari gue? Bilang Lo mau apa dari gue?"
Fika membentak Miko dengan wajah yang sangat panik sambil terus mencoba merebut handphonenya.
"Yakin Lo mau nawarin gue mau apa?"
"Cepetan anjing bilang mau apa? Mau duit Lo hah? Mau berapa cepetan gua kasih sekarang!"
"Haha duit? Buat apaan. Gua nggak butuh duit hasil perek Lo."
"Terus mau apa anjing? Cepetan bilang!"
"Gua pengen kencan semalaman sama Lo!. Penasaran banget gue sama Lo Fika."
"Najis, cuih."
Fika langsung pergi sambil meludah. Tapi di sini Miko berbicara sambil sedikit teriak karena Fika sudah berada di depan beberapa langkah darinya.
"Inget ya Fika waktu Lo cuma satu hari. Inget semua bukti ini bakal sampe sama orang tua Lo di kampung. Lo bayangin aja kalau mereka sampai tahu semuanya."
Fika sempat menghentikan langkahnya dan membalikan badan ke arah Miko.
"Gua nggak takut. Anjing Lo!"
Fika langsung pergi tanpa memperdulikan perkataan dari Miko.
Haha dasar perek, lihat aja gua nggak bakal nyerah gitu aja. Gua harus bisa dapetin lu Fika.
Ucap Miko sambil tertawa lepas.