Dalam waktu dekat, umat manusia telah mengembangkan teknologi canggih yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan antar bintang. Misi perurkan dengan harapan menemukan planet yang layak huni. Namun, saat kru tiba setelah bertahun-tahun dalam cryosleep, mereka menemukan sinyal misterius dari peradaban asing, mengubah misi eksplorasi ini menjadi perjuangan bertahan hidup dan penemuan besar yang bisa mengubah nasib umat manusia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Ramadhan Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Bab 32: Dimensi Penuh Kekacauan
Portal bergetar saat Elena dan timnya melangkah masuk, dikelilingi oleh cahaya yang berkedip-kedip. Mereka merasa seperti ditarik melalui lorong waktu, berputar-putar dalam kecepatan yang tidak bisa mereka kendalikan. Ketika cahaya mereda, mereka mendapati diri mereka berada di sebuah dimensi yang tampak sangat berbeda.
Di hadapan mereka, pemandangan adalah gabungan dari kekacauan dan kehampaan. Langit berwarna ungu gelap, dengan awan mendung yang tampaknya bergerak tanpa arah. Tanah di bawah mereka dipenuhi dengan retakan dan celah, seolah-olah planet ini sedang sekarat. Di kejauhan, suara mengerikan bisa terdengar, seolah-olah ada sesuatu yang menggeram dalam kegelapan.
“Ini… tempat yang mengerikan,” kata Kara, menatap ke arah langit. “Apa yang terjadi di sini?”
“Sepertinya ini adalah sumber dari semua masalah,” jawab Samuel, mencoba mengatur napasnya. “Kita harus berhati-hati. Kita tidak tahu apa yang menunggu kita di sini.”
Elena mengangguk, merasakan tekanan di dalam dadanya. “Kita harus menemukan sumber kekuatan yang ingin menghancurkan dimensi kita. Itu harus ada di sekitar sini.”
“Lihat itu!” seru Mark, menunjuk ke arah sesuatu yang bergerak di kejauhan. Di antara bayang-bayang, mereka bisa melihat sosok-sosok yang menyerupai makhluk yang pernah mereka hadapi sebelumnya, tetapi kali ini mereka tampak lebih besar dan lebih menakutkan.
“Jangan lengah,” kata Elena, mengangkat senjatanya. “Kita harus bersiap.”
Ketika mereka mulai bergerak maju, makhluk-makhluk itu mulai menghampiri, menunjukkan taring dan cakar yang tajam. Dengan kecepatan yang telah mereka pelajari, Elena dan timnya bersiap untuk menghadapi musuh baru ini.
“Lawan mereka!” teriak Samuel, dan mereka semua melompat ke dalam pertempuran, memanfaatkan kekuatan baru mereka. Serangan beruntun datang dari semua sisi, namun kali ini mereka bisa berkoordinasi dengan lebih baik. Elena meluncurkan serangan energi ke arah makhluk yang lebih besar, menghancurkan beberapa di antaranya sebelum mereka bisa mendekat.
Setiap kali mereka mengalahkan satu makhluk, yang lain muncul, seolah-olah tidak ada habisnya. Elena merasa kelelahan, tetapi semangat timnya tetap membara. “Kita tidak bisa menyerah!” dia berteriak. “Kita harus menemukan sumbernya!”
Makhluk-makhluk itu terus menerjang, tetapi dalam kekacauan, Elena merasakan sesuatu yang lebih dalam. Di balik semua suara mengerikan itu, dia merasakan gelombang energi yang lebih kuat, seolah-olah ada sesuatu yang mengundang mereka untuk mendekat.
“Samuel! Aku merasakan sesuatu!” teriaknya, bergerak lebih cepat menuju arah energi yang kuat. Timnya mengikuti, berusaha menyingkirkan makhluk yang menghalangi jalan mereka.
Akhirnya, mereka tiba di sebuah area yang lebih terbuka, dikelilingi oleh struktur-struktur aneh yang berkilau dengan cahaya gelap. Di tengah-tengah tempat itu, ada sebuah bola energi besar yang bergetar, memancarkan cahaya merah yang menyakitkan mata. “Itu dia!” seru Kara. “Itu pasti sumbernya!”
“Harus ada cara untuk menghancurkannya,” kata Mark, menatap bola energi itu. “Tapi kita harus berhati-hati. Energi ini tampaknya berbahaya.”
Elena merasa dorongan yang kuat untuk mendekati bola itu, seolah-olah ada hubungan antara dirinya dan energi tersebut. “Kita tidak bisa mundur. Kita harus menghancurkannya sebelum semuanya terlambat!”
Namun, saat mereka mendekat, makhluk-makhluk yang telah mereka lawan sebelumnya muncul kembali, kali ini jauh lebih besar dan lebih kuat. Mereka mengelilingi tim Elena, bersiap untuk menyerang.
“Bertahanlah!” teriak Samuel, bersiap untuk melawan. “Kita tidak bisa membiarkan mereka menghalangi kita!”
Dengan semangat juang yang baru, mereka melawan makhluk-makhluk itu, berjuang melawan tekanan yang terus meningkat. Elena merasakan aliran energi di dalam dirinya, dan seketika itu pula, dia memfokuskan kekuatan tersebut ke dalam serangan terkuat yang pernah dia lakukan.
“Bersama-sama!” dia berteriak. “Kita bisa melakukannya!”
Tim Elena bersatu, mengarahkan semua kekuatan mereka ke arah bola energi. Cahaya cerah menyelimuti mereka, dan saat serangan itu menghantam bola energi, dunia di sekitar mereka bergetar hebat. Suara ledakan yang menggelegar memenuhi udara, dan bola energi itu mulai pecah.
Namun, saat bola itu mulai retak, makhluk-makhluk di sekeliling mereka berteriak, seolah-olah merasakan keruntuhan kekuatan mereka. Dalam sekejap, cahaya yang menyilaukan menyelimuti segalanya, dan Elena merasakan dirinya terangkat ke udara.
Dia terjebak dalam kekacauan, namun di tengah semua itu, dia merasakan kehadiran yang familiar. “Kami bersamamu, Elena!” teriak Mark, suaranya mengalun di antara dentuman yang mengerikan.
Ketika cahaya meredup, mereka mendapati diri mereka kembali di arena Pusat Energi, tetapi kali ini mereka tidak sendirian. Di sekitar mereka, makhluk-makhluk yang mereka kalahkan sebelumnya tampak terperangkap dalam cahaya yang memancar dari Pusat Energi.
“Kalian telah melakukan hal yang luar biasa,” kata Pusat Energi dengan suara lembutnya. “Kalian berhasil menghancurkan sumber kekuatan yang mengancam dimensi kalian.”
Elena tersenyum, merasakan kelegaan. “Tetapi kita masih harus bertindak lebih jauh. Kita harus memastikan bahwa ancaman ini tidak akan kembali.”
“Benar,” kata Kara, masih mengatur napas. “Kami tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi.”
Pusat Energi bersinar lebih terang. “Kekuatan yang kalian miliki sekarang akan membantu kalian menjaga keseimbangan antar dimensi. Tetapi ingat, tanggung jawab ini bukan hanya milik kalian. Kalian harus bekerja sama dengan penjaga lain untuk menjaga ketentraman.”
Elena mengangguk, merasa beban tanggung jawab di pundaknya. “Kami akan melakukannya. Kami akan memastikan bahwa semua dimensi aman.”
“Sekarang, bersiaplah untuk kembali ke dunia kalian,” kata Pusat Energi. “Perjalanan kalian masih panjang, tetapi dengan kekuatan dan kebersamaan, tidak ada yang tidak mungkin.”
Dengan semangat baru dan rasa tujuan yang jelas, Elena dan timnya melangkah ke arah portal, siap untuk kembali ke dunia mereka dan menghadapi apa pun yang menanti mereka di depan. Mereka tahu bahwa meskipun mereka telah mengalahkan sumber kekuatan ini, masih banyak tantangan yang akan datang, dan mereka harus selalu bersatu untuk menjaga keseimbangan dunia.