Setelah keluarganya Whitewolf County dihancurkan oleh sebuah skema perebutan kekuasaan.
Lucas Whitewolf yang dicap sampah oleh semua orang, melarikan diri dari rumah dan bertahan hidup sebagai tentara bayaran untuk menemukan teka-teki kehancuran keluarganya.
Selama perjalanannya, Lucas berhasil merangkai puzzle dan mengetahui dalang dibalik kehancuran keluarganya, yaitu sebuah organisasi yang bergerak dalam bayang-bayang.
"Siapa pun kalian, aku akan mengejar dan membunuh kalian semua."
Lucas memulai perjalanan pembalasan dendam, dengan mengorbankan perang besar, dan dikenal sebagai Iblis Medan Perang.
Tapi perjalanan Lucas harus terhenti, setelah bertarung dengan Jeremy Silva, salah satu 10 Manusia Terkuat di Benua.
Lucas mengira dia telah mati, tetapi dia mendapati dirinya kembali pada saat dia masih muda, sebelum keluarganya dihancurkan.
Dengan kesempatan kedua dan pengetahuan masa depan dia bertekad untuk merubah segalanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Luzor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33. Wade
Tentu saja Lucas mengenal Wade, bahkan sangat mengenalnya. Tentunya itu terjadi di kehidupan sebelumnya, Wade adalah salah satu rekan Lucas bersama dengan Kaelan. Tidak lama setelah Lucas mengembara bersama Kaelan, diperjalanan mereka bertemu dengan Wade. Wade yang saat itu sedang mengembara seorang diri setelah dibubarkannya kelompok tentara bayaran Kalajengking Gurun, bersedia bergabung dengan Lucas dan Kaelan. Dan itu 3 orang itu adalah anggota pertama Tentara Bayaran Crow. Yang beberapa tahun kemudian menjadi salah satu Tentara Bayaran terkuat di Benua.
"Sepertinya Dia belum menyadari bakatnya.", gumam Lucas ketika melihat punggung Wade.
Wade merupakan salah satu orang jenius yang Lucas tahu, Dia menciptakan Teknik Sirkulasi Mananya sendiri dan ilmu pedang unik miliknya. Tapi karena Wade dilahirkan sebagai rakyat jelata, namanya kurang dikenal. Mungkin jika dia berasal dari keluarga terhormat, Dia akan dikenal sebagai salah satu bakat terbaik di Benua.
'Tenang saja Wade, di kehidupan ini Aku akan mewujudkan impianmu.', ucap Lucas dalam hati.
Sama dengan Tentara bayaran yang lain, Lucas pun berjalan ke arah sebaliknya untuk berburu Tenebris.
.
.
Beberapa kelompok telah mulai saling berhadapan dengan Tenebris. Tenebris berulang kali berhasil menghindari serangan Tentara Bayaran. Dan lari menuju kegelapan Hutan, lalu Mahluk itu muncul kembali menyergap tentara bayaran dari titik buta tentara bayaran. Namun tentara bayaran berhasil menghalau serangan mahluk itu. Karena sebelum berangkat, mereka telah mendengar penjelasan Lucas tentang pola serangan Tenebris.
Mereka melancarkan strategi sesuai dengan arahan Lucas. Dua tentara bayaran akan mengepung Tenebris, mencegah Tenebris untuk lari kedalam kegelapan.
Dan tentara bayaran lain, akan menyemprotkan minyak ke obor yang dibawa, sehingga api pada obor menyebar ke arah Tenebris. Kelemahan kegelapan adalah cahaya, Tenebris yang terbakar api meronta-ronta dan menghiraukan tentara bayaran di sekitarnya. Tentara bayaran yang berpengalaman tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, mereka langsung menebas Tenebris, membuatnya mati.
Kejadian serupa, juga terjadi di kelompok lain. Dengan strategi dan arahan dari Lucas, tanpa kesulitan mereka menghabisi Tenebris yang mereka temui.
Sehubungan dengan berhasilnya kelompok pemburu membunuh Tenebris, tentara bayaran yang tergeletak di tengah perkemahan pun satu persatu terbangun. Mereka masih bingung dengan keadaan yang terjadi.
"Kenapa aku disini!?."
"Bukankah aku tadi sedang menikmati momen buang air, kenapa aku berbaring disini?."
gumam para tentara bayaran yang tersadar, menyebabkan beberapa keributan.
"Berhentilah menyebabkan keributan, kalian telah terkena serangan monster. Dan beberapa saat tadi kalian tidak sadarkan diri. Rekan-rekan kalian sedang berjuang untuk membunuh monster-monster itu, sehingga saat ini kalian bisa sadar kembali.", terang Kaelan kepada tentara bayaran yang masih bingung.
Beberapa saat kemudian, Lucas dan tentara bayaran yang bertugas memburu Tenebris kembali. Mereka senang melihat rekan yang mereka kenal telah kembali sadar dan sehat. Mereka yang terkena serangan juga merasakan rasa terimakasih yang mendalam kepada rekan yang telah menyelamatkan nyawa mereka.
Tiba-tiba sebuah suara terdengar, itu adalah suara Wade.
"Tuan, Allen dan Bosh masih belum sadar!.", teriak Wade.
"Berarti Tenebris yang menyerang mereka belum mati, di mana terakhir kau melihatnya?."
Lalu seorang tentara bayaran lain menimpali,
"Tuan, bagaimana jika kita berpencar dan memburunya, seperti tadi?."
Lucas pun menggelengkan kepala.
"Tidak, itu bukan ide yang bagus. Strategi itu, bisa berjalan dengan baik karena jumlah Tenebris cukup banyak. Tapi setelah jumlah Tenebris banyak berkurang, maka Tenebris itu tidak akan menampakan diri ketika mengetahui banyak orang memburunya.", jelas Lucas.
"Sial, mahluk pengecut itu!.", beberapa tentara bayaran kesal, menanggapi kenyataan tentang Tenebris.
"Aku dan Wade akan memburunya. Wade tunjukkan jalannya.", pinta Lucas.
"Baiklah, Tuan."
Mereka berdua langsung bergegas menuju lokasi yang ditunjukkan oleh Wade.
Setelah mereka sampai, Lucas langsung memindai lingkungan sekitar. Dia menemukan beberapa cairan yang Lucas yakini berasal dari Tenebris.
"Ke arah sini!.", ucap Lucas kepada Wade.
Mereka berdua bergegas mengikuti jejak yang ditinggalkan dengan Lucas sebagai pemandu, Wade sangat kagum dengan kejelian Lucas yang dapat melihat jejak samar dari Tenebris.
Tidak lama setelah mereka berlari mengikuti jejak, mereka melihat di kejauhan, Tenebris dengan bekas luka.
"Ah Tuan Lucas itu, Tenebris yang berhadapan denganku lukanya sama persis.", ucap Wade
Wade pun bersiap untuk mengejarnya, tapi Lucas menghentikannya.
"Tunggu dulu, perhatikan Tenebris itu sebentar.", Lucas menghentikan Wade, karena melihat ada yang aneh dengan Tenebris itu, mahluk itu memasuki sebuah gua. Lucas yakin gua itu adalah tempat persembunyian Tenebris.
"Sepertinya mahluk itu, tidak sadar telah membimbing kita ke dalam markasnya. Siapkan senjatamu, mari kita hancurkan sarang Tenebris."
Lucas Dan Wade, maju ke dalam Gua itu. Tidak lama setelah masuk, kehadiran Lucas Dan Wade diketahui. Beberapa Tenebris kaget akan kedatangan dua tamu yang tidak diundang. Dan bergegas menyerang Lucas Dan Wade.
Namun Lucas Dan Wade telah hafal semua pola serangan Tenebris, sehingga sangat mudah untuk menghindar dan melancarkan serangan balasan. Satu Persatu Tenebris pun terbunuh oleh kombinasi Lucas Dan Wade. Jika orang yang tidak tahu, mereka akan merasa kasihan melihat Tenebris yang terbantai dengan tidak berdaya.
Di antara Tenebris yang terbunuh, ada Tenebris dengan bekas luka yang diciptakan oleh Wade sedang sekarat. Melihat Tenebris itu, Lucas berbicara sambil menyeringai.
"Hahaha, Lihat apa yang telah kau lakukan. Kau membawa kami kesini dan menyebabkan kematian rekan-rekanmu. Aku berniat untuk membiarkanmu melihat sarangmu ini, tapi terlalu lama kau hidup akan berbahaya bagi mereka yang belum sadar. Berterima kasihlah karena aku akan mengahiri penderitaanmu. Hahaha.!", tawa Lucas yang seperti Iblis, menggema di dalam gua.
Wade yang melihat dari samping, ternganga sambil terheran-heran menyaksikan perilaku Lucas.
'Sejenak aku tidak bisa mebedakan yang mana sebenarnya monsternya. Menakutkan.', ucap Wade dalam hati.
Lucas dan Wade melangkah semakin dalam menuju ujung gua.
"Tuan, apa tidak sebaiknya kita meninggalkan tempat ini?. Sepertinya seluruh Tenebris, telah mati.", ucap Wade heran dengan tindakan Lucas.
"Ah ... Kau benar, aku hanya menjelajah siapa tahu, kita tidak sengaja menemukan harta karun disini.", balas Lucas enteng.
Setelah berjalan cukup jauh, mereka pun sampai di ujung Gua. Dan tidak menemukan satu keping koin tembaga pun di sana.
Lucas hanya memandang kosong ke dinding Gua itu. Dia telah mengamati dinding Gua dengan teliti tapi tidak ada sesuatu yang aneh, dia telah mendeteksi dengan mana tapi tidak menemukan apapun.
"Sial!. Hal bodoh apa ini!. Setidaknya berikan hadiah ketika seseorang telah berjalan begitu jauh kemari. Dimana ruang rahasianya, Oi."
Wade ingin sekali mengatakan sesuatu tapi itu tertahan di tenggorokannya, dia memutuskan untuk tidak mengatakan apapun.
"Aku yakin Theia telah mencuri harta karunku, sialan!.", teriak Lucas.
'Apakah Theia itu, Dewi Theia?. Kenapa seorang Dewi mencuri harta karun?. Jika ada pemuja disini, mereka akan langsung memenggal kami.', Wade semakin takut untuk berbicara setelah nama Dewi Theia di sebut.