cinta tidak bisa memilih mau berlabuh dimana
cinta juga tidak bisa disalahkan tapi waktu saja yang tidak tepat,,,ketika cinta itu hadir
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka nismawati89, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Malam berganti siang,hari ini Adara dan Naura ada mata kuliah pagi,jadi meraka berangkat lebih awal kekampus,di perjalanan mereka berbicara sambil bersenda gurau menikmati suasana pagi yang belum tercemar oleh polusi.
Terlihat Lidya yang menunggu Adara dari tadi,iya sungguh tidak terima kalau dirinya ditolak karena anak baru itu.belum sampai Adara digerbang kampus iya pun dihadang oleh Lidya dan menariknya membawanya kesamping kampus yang jarang dilewati oleh mahasiswa.
"Ada apa,Bu?"
"Jangan banyak tanya,kamu sudah pasti tau apa kesalahan kamu"ucap Lidya sambil mencengkram pergelangan tangan Adara.
Adara mencoba melawan,namun kekuatan Ibu Lidya itu terlalu besar.Iya pun diseret lagi kesebuah gudang di ujung kampus,tempat yang jarang dikunjungi dan hampir terlupakan oleh mahasiswa lain.Pintu gudang berderit saat dibuka,menambah kesan angker tempat itu.
Setelah memasuki gudang,Lidya mendorong Adara hingga terbentur ke dinding.Lidya pun menutup pintu itu dengan keras,memastikan tidak ada yang bisa mendengar apa yang akan mereka bicarakan.
"Kenapa harus kamu yang menjadi penghalang hubungan aku sama Reno?"tanya Lidya dengan nada menggertak
"Kamu pikir kamu siapa,berani-beraninya kamu menjadi penghalang"
Adara menatap Ibu Lidya tanpa rasa takut"Kenapa aku yang harus disalahkan,saya rasa Ibu sudah dikuasai amarah"
Lidya tertawa sinis."Kamu pikir keluarga Reno akan merestui kamu,yang ada kamu hanya membuat masalah lebih besar untuk keluarga Reno"
Adara menarik nafas dalam-dalam,mencoba tetap tenang meski situasinya menegangkan."Aku tidak takut pada ancaman Ibu,jika Ibu pikir bisa menghentikanku untuk mempertahankan hubunganku dengan kak Reno,Ibu salah besar".
Lidya menggelengkan kepala dengan senyum mengejek."Kita lihat seberama lama kamu bisa bertahan dengan sikap percaya diri kamu seperti sekarang,Adara ini baru permulaan."
Lidya mengangkat tangan kanannya dan menampar pipi Adara dengan keras.
Plakkkkkk!
"Kamu terlalu berani,Adara"kata Lidya penuh kebencian.Lalu Lidya menarik rambut Adara semakin iya memberontak semakin kuat Lidya menariknya hingga membuatnya tak berdaya untuk melawan.
Adara mengaduh kesakitan,tapi Lidya tidak berhenti.Dia menampar Adara lagi,lebih keras kali ini.Ketika Adara mencoba berteriak,Lidya memukul perutnya,membuatnya terdiam dalam kesakitan yang mendalam.Lidya terus memukul wajah dan perut Adara tanpa ampun
Bughhhhh!
"Ahkkkkkk!....."
Dengan setiap pukulan,rasa sakit semakin nyata bagi Adara.Darah mulai mengucur dari hidung dan pelipisnya.
"Belum kapok juga?"tanya Lidya dengan tatapan penuh Amarah,sementara tangannya terus menghantam wajah Fera."Kamu pikir ini sudah cukup membalas segala sakit hati aku akibat ulah kamu?"
Adara hanya bisa meringis dalam kesakitan,tubuhnya lemah dan babak belur.Darah bercucuran dari hidung dan pelipisnya,menetes kelantai gudang yang kotor itu.Lidya akhirnya merasa puas dengan tindakannya kali ini.
"Anggap ini sebagai peringatan,"ujar Lidya sebelum melepaskan Adara dan keluar dari gudang.Iya pun meninggalkan Adara sendirian,terluka dan tak berdaya dilantai gudang.Adara hanya bida terisak,berusaha menahan rasa sakit yang luar biasa ditubuhnya.
Dilain tempat Naura pun mencari sahabatnya itu karena tiba-tiba saja iya menghilang.iya pun bertanya kesana kemari.iya pun memberanikan diri bertanya ke kakak tingkatnya.
Lidya pun merasa puas karena sudah melampiaskan amarahnya,tanpa dia ketahui ada seseorang mahasiswa yang melihatnya dari celah pintu.Orang itu ,seorang gadis tapi iya tidak berani berbuat apa-apa karena iya pun sering dibully sehingga setiap tidak ada mata kuliahnya dia datang kebelakang gudang untuk beristirahat,sungguh dia pun terkejut melihat dosen yang terkenal lemah lembut ternyata jahat juga.
"Hei!"teriak gadis itu dengan cemas,mencoba membangunkan Adara yang sudah tidak sadarkan diri.Menyadari situasinya gawat,dia pun segera berlari keluar dari gudang dan berteriak meminta pertolongan.
"Tolong!Tolong!"
Para mahasiswa yang sedang berada disekitar segera berkerumunan melihat kejadian itu.
"Hei ada apa?"Tanya salah satu mahasiswa yang datang menghampiri gadis itu.
"Itu.......salah satu mahasiswa disini terluka."jawab gadis itu dengan gugup
Suasana menjadi riuh dengan bisikan dan kebingungan.Akhirnya,dengan bantuan para mahasiswa,Adara segera dibawa kerumah sakit.mereka berusaha secepat mungkin untuk mendapatkan bantuan medis untuk Adara yang terluka parah.
Suara sirine ambulans menggema meninggalkan kampus,membawa tubuh Adara yang terluka parah.
Seorang gadis yang tadi menolong mendatangi ruang informasi mengumunkan nama Adara agar dia segera tau siapa temannya atau keluarganya.
Mendengar itu,Naura langsung kaget."Apa?Adara?kenapa?"
Tanpa pikir panjang Naura mendatangi ruang informasi.Lalu iya pun di jelaskan oleh gadis itu tanpa menyebut atau menyinggung siapa yang sudah melakukan itu.
"Adara......" Tanpa berpikir panjang,Naura segera berlari mencari kendaraan tetapi baru saja iya mau keluar gerbang kampus terlihat mobil Reno yang baru tiba,iya pun berlari ke Reno.
"Pak Reno,tolong antarkan aku kerumah sakit menyusul Adara yang terluka parah"
Iya pun menjelaskan ke Reno apa yang dijelaskan oleh gadis itu tadi.
Reno dan Naura secepatnya naik mobil.Dia menginjak pedal gas dengan cepat menyusul mobil ambulans yang membawa Adara.Lidya yang melihatnya pun tersenyum puas.
"Pastinya,anak baru itu akan takut nantinya"
"Hahaha!"
Sementara itu Reno melaju dengan kecepatan tinggi,mengikuti jejak ambulans yang sudah mulai menjauh.Pikiran Reno dan Naura dipenuhi kekhawatiran tentang keadaan Adara.
"Adara,bertahanlah,"gumam Reno dengan tegas sambil terus memacu mobilnya.
*****
Sesampainya di rumah sakit,Reno dan Naura segera berlari mengikuti Adara yang tengah dibawa oleh beberapa perawat diatas emergency bed.Jantungnya berdetak kencang,perasaan panik dan cemas menyelimuti pikiran mereka.Reno merasa putus asa melihat kekasihnya dalam keadaan terluka parah.
"Adara!Bertahanlah,aku disini bersama dengan pak Reno!"kata Naura sambil terus berjalan cepat.
Namun,perawat yang bertugas mendorong tandu segera menghentikan mereka.
"Maaf,Nona dan Tuan.Anda harus menunggu di luar ruang IGD." Kata perawat itu sambil menahan tubuh Naura dan Reno.
Reno dan Naura mencoba melihat sekilas keadaan Adara,tapi pintu ruang IGD segera ditutup.Reno berdiri terdiam di depan pintu,nafasnya tersengal-sengal.ketakutan mulai menghantui dirinya.
"Tolong,lakukan yang terbaik untuknya",ucap Reno dengan suara bergetar,berharap perawat dapat mendengar permohonannya.
Naura dan Reno pun terduduk dikursi tunggu,matanya tak lepas dari pintu ruang IGD yang tertutup rapat.Waktu terasa berjalan begitu lambat dengan keadaan ini.
"Pak Reno,sebaiknya anda menghubungi Mama dan Papa anda"ujar Naura yang hanya dilirik sebentar oleh Reno.
"Aku akan menghubungi tante silvi dan om mahendra"ucap Naura sambil melakukan panggilan.
Tut......Tut....Tut....
Lalu panggilan pun terhubung.
"Assalamualaikum tante"ucap Naura sambil terisak menangis
"Waalaikumsalam,kamu apa khabar nak,tumben kamu menelpon tante,Adaranya mana? tante sudah kangen banget ini,terus kenapa kamu menangis?"tanya Silvi
"Tante sama Om bisa tidak kesemarang hari ini,Adara lagi dirawat dirumah sakit,nanti sampai disini baru Naura jelaskan,"ucap Naura masih menangis
"Hikss...hiks....hiks....Adara.....!"
"Naura tante titip Adara dulu ya,Tante sama Om akan segera kesana"ucap silvi yang sudah tidak bisa nha bendung kesedihannya.
********
P