Belva Arlettra Frison seorang wanita muda yang sukses,karir cemerlang bergelimang harta, itu lah yang semua orang tau tanpa tau dia adalah orang yang kejam, tidak suka basa basi,tingkat kepercayaan yang tinggi,keras kepala, kesabaran setipis tisu. Namun harus meninggal dengan cara sangat mengerikan. Mati karena di pegal karena tidak memberikan informasi yang Belva sendiri yang tau.
Tapi...
Tiba-tiba saat membuka mata dia di tempat asing dengan segala keanehan dirinya, apalagi dirinya kaget mengetahui bahwa dia menempati tubuh seorang wanita yang sudah menikah,yang lebih kaget lagi siapa suaminya coba?..dia,dia seorang mafia,bukan takut bellva yang menempati wanita yang hampir sama dengan namanya itu merasa tertantang untuk membuka fakta-fakta yang ternyata di sembunyikan oleh pemilik tubuh yang ia tempati.
" kenapa makin ke sini, semakin banyak hal hal yang mengejutkan?." Belva.
" setelah apa yang terjadi kau ingin berlari?.." dingin Kenzo. " kau milikku " posesifnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gubuk Tua
Nafas mereka memburu keringat sudah membasahi badan mereka. Apalagi Belva yang tidak memakai alas kaki membuat kaki putihnya terluka tak beda jauh dengan Rissa yang ketakutan campur rintihan karena lukanya tergesek karena bergerak.
"Tan sepertinya kita pisah di sini."
"Apa maksudmu?..kau mau meninggalkan aku?,dasar menantu durhaka."
Belva menatap datar Rissa padahal Belva baru saja membatin tadi kalau Rissa tak mengomel karena keadaan genting.
"Enggak gitu Tan,gini Tante pergi ke arah sana. Tante lari sekencang-kencangnya dan saya akan ambil perhatian mereka. Jadi Tante aman,bagaimana?." Belva menjelaskan dengan tenang mereka berdua tidak bisa terus-terusan bersembunyi di balik semak-semak belakang gedung ini. Harus ada salah satu yang mengalihkan perhatian kalau tidak mereka berdua akan benar-benar mati.
" Enggak!..apa apaan kamu ini!.." Rissa menolak mentah-mentah.
"Sutt!," Belva melirik ke arah luar yang terlihat dari mereka yang masih mencari keberadaan mereka.
Belva berfikir keras apa yang harus iya lakukan sekarang. Ha sudut bibir bella naik saat memperhatikan sekitar. "Tan sini!" Mertua dan menantu kini terlihat akrab karena keadaan.
Rissa mengangguk setuju dari pada dia harus pergi sendiri dan meninggalkan belva yang telah menolongnya.
Tek..klenteng!
Semua mata mengarah pada Suara yang berisik akibat benda jatuh. " Di sana cari sampai ketemu."
Hah
Keduanya lega melihat mereka melaju ke arah batu yang dia lempar ke arah tong bekas.
"Ayok!.."
Mereka terpaksa melewati jalan kumuh di belakang. Tempat yang mereka lewati jauh dari kata jalan besar ini benar-benar tak terawat. Rissa yang terbiasa bersih harus melewati ini dengan terpaksa.
Gang sempit dan bau itu yang mereka rasakan sekarang tapi ada perasaan lega karena berhasil lolos dari kejaran orang orang itu.
"Ini kita di mana?." Keadaan kacau, benar-benar kacau mereka Bahkan tak terlihat anggun anggun seperti tadi. Walaupun begitu wajah orang kaya tak hilang dari mereka berdua.
" Entah!" Cuek Belva juga gak tau yang penting dia tak lagi di gedung sialan itu. Lihatlah kakinya yang cantik harus terluka karena batu batu jalan sangat tajam.
Rissa menatap sekeliling dengan takut lalu teralih pada Belva. " Loh jadi kita pulang gimana?."
"Pasti Kenzo jemput,kita cari aja jalan keluar dari sini." Jalan yang mereka lewati hanya seperti jalan kumuh tak terawat hingga di ujung mereka melihat sebuah rumah yang terlihat hampir ambruk.
"Itu ada gubuk." Bukannya senang Rissa malah takut. Tempat ini gelap penerangan sangat minim bernasib baik ada bulan yang menerangi jalan mereka kalau tidak? entah lah.
" Kita kesana." Belva akan berjalan ke sana tapi tangannya di cekal. " Ada apa? " Tanyanya penasaran.
"Nanti kalau di sana ada orang jahat gimana?.."Risa terlihat takut.
Belva menatap sekeliling yang hanya gubuk dan sekeliling gelap seperti hutan. Eh bukanya tadi dia dan ibu mertuanya itu jalan di sebuah gang?..tapi kenapa keluar dengan tumbuhan di sekeliling yang paling terlihat angker ya hanya gubuk itu.
"Kita tersesat." Otak Belva buntu tidak mungkin dia kembali lagi yang di takutkan mereka masih ada lagi pula ini sudah sangat jauh dari tempat tadi.
"Masih gak nyangka sih di belakang gedung ada tempat kumuh dan ternyata hutan."
"Kita enggak punya pilihan tan." Belva menatap lekat wanita yang terlihat masih muda itu.
"Tapi.."Rissa ragu Sekarang.
" Belva meraih tangan Rissa. " Ada Belva di sini mommy." Ucapan Belva berhasil menenangkan rissa apalagi Belva menyebut dengan mommy.
Rissa menatap Belva dengan pandangan tak bisa di artikan. Sedangkan Belva sendiri dia tidak merasakan takut sama sekali karena sebenarnya dia tidak takut namun kejadian di gedung itu bukan dirinya yang takut tapi tubuh ini yang lemah. Tapi lihatlah saat mereka sudah menjauh dari sana tubuh Belva Tidak lagi gemetaran seperti tadi.