Dipaksa menikah dengan pria beristri membuat Delia berani berbuat nekad. Ia rela melakukan apa saja demi membatalkan pernikahan itu, termasuk menjadi istri sewaan seorang pria misterius.
Pria itu adalah Devanta Adijaya, seseorang yang cenderung tertutup bahkan Delia sendiri tidak tahu apa profesi suaminya.
Hingga suatu ketika Delia terjebak dalam sebuah masalah besar yang melibatkan Devanta. Apakah Delia bisa mengatasinya atau justru ini menjadi akhir dari cerita hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haraa Boo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekaguman Delia
Tiga buah mobil sudah mendarat di depan rumah Delia. Beberapa laki-laki dengan setelan serba hitam sudah menuruni mobil, diikuti seorang wanita berkacamata yang tidak lain adalah Anna.
Salah satu bodyguard berjalan mendekati sebuah mobil yang paling mencolok diantara ketiganya. Mobil itu berada di tengah-tengah kedua mobil lain.
Begitu pintu dibuka, keluarlah seorang pria yang nampak gagah dengan setelan jas hitamnya dan sepatu kulit yang mengkilap. Kesan mewah itu semakin terlihat dari sebuah jam tangan rolex yang bertengger di pergelangan tangan pria itu dan tak lupa kaca mata hitam yang semakin menambah kharisma-nya.
Pria itu keluar dengan langkah santai sambil menyugarkan rambutnya. Di belakangnya sudah berbaris rapi para bodyguard-nya, dan tentu ada Anna yang selalu mendampinginya kemanapun dia pergi.
Usai Anna mengetuk pintu rumah itu, tak lama pintunya terbuka menampakkan sosok Santi yang masih mematung di tempat. Tentu saja Santi bingung, mereka siapa dan apa tujuan mereka kemari?
Melihat penampilan Devan, tidak tidak.. Anna saja.
Hanya dengan melihat Anna, Santi yakin bahwa mereka bukan orang sembarang, ditambah ada sekitar 8 bodyguard di belakang Anna dan Devan.
Sebelum Santi mempersilahkan Devan untuk duduk, Devan sudah menerobos masuk. Bahkan pria itu sengaja mendorong bahu Santi karena Santi sudah menghalangi jalannya.
"Aoww.." Santi meringis, beruntung tangannya segera berpegangan pada pintu sehingga badannya tidak sampai terjatuh.
"Kalian siapa, mau apa dateng kesini," sergah Santi.
"Mencari calon istriku yang sudah kamu culik."
Mendengar itu Santi terbelalak, tentu ia tak langsung percaya pada ucapan Devan. Seorang Delia, gadis kampung yang bahkan tidak punya apa-apa, bagaimana mungkin bisa mengenal seorang pria tampan dan juga kaya raya.
Beberapa detik kemudian Santi terkekeh meremehkan ucapan Devan. "Calon istri.. Kamu salah kalau datang ke tempat seperti ini."
Devan melangkahkan kakinya ke setiap sudut ruangan, lalu pandangannya tiba-tiba terfokus pada sebuah kamar yang di depannya sudah di jaga oleh dua orang berbadan gempal.
"Siapa kamu, keluar dari sini atau saya hajar kalian semua," ucap salah satu pria yang berdiri di depan kamar Delia, dari suaranya pria itu nampak ketakutan tapi tetap berusaha untuk menggertak.
Devan tertawa remeh, "Ahh sial, kenapa aku harus datang ke tempat seperti ini," gerutu Devan.
Lalu Devan melangkah maju, tentu saja mereka akan menghadang langkah Devan. Namun apa yang terjadi..
Bahkan sebelum mereka mendekat, Devan dengan sigapnya sudah memberi bogeman mentah disaat pria itu lengah.
Dua pria itu dengan cepat terjatuh di lantai. Mereka nampak meringis kesakitan, namun tak lama setelah itu mereka sudah dikepung oleh bodyguard Devan.
Melihat itu, tentu saja Santi ketakutan. Lawannya bukan orang sembarang, bahkan memanggil Sapto pun percuma.
Disaat semua orang terfokus pada dua anak buah Sapto, Santi memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur. Tapi baru saja ia berbalik, Anna sudah berdiri di depannya dengan senyum smirk-nya.
Santi tak mungkin bisa melawan, ia balas menyunggingkan senyum kakunya.
"Tuan saya punya penawaran yang bagus buat kamu. Yakin kamu mau pergi gitu aja?" ucap Anna sambil mengeluarkan sebuah kertas panjang yang ternyata adalah sebuah cek.
Bukan Santi namanya jika ia tidak bisa memanfaatkan keadaan sebaik mungkin. Setiap kali melihat uang, maka binar matanya akan berubah.
"Duduk, mari kita bicara," ajak Anna, dengan gerakan tangan ia meminta pada Santi untuk duduk.
Sementara Delia yang melihat kedatangan Devan hanya bisa tersenyum lega. Apalagi lagi pria itu datang bak superhero yang selalu ada disaat ia membutuhkan pertolongan.
"Aku pikir kamu cuma bercanda waktu itu, tapi ternyata aku salah," ucap Delia saat Devan berusaha melepaskan ikatan tangannya.
"Apa wajahku menunjukkan kalau aku seorang penipu?" Devan mendekatkan wajahnya ke Delia, menatap manik hitam gadis itu dengan tajam.
Dengan jarak sedekat itu, tentu jantung Delia sedang tidak aman. Bahkan mungkin mereka bisa merasakan deru napas masing-masing.
Dipikiran Delia, Devan pasti akan melakukan sesuatu padanya, bahkan kini ia sudah memejamkan matanya saat Devan semakin mendekatkan wajahnya. Ia pasrah jika memang Devan akan berbuat sesuatu karena ia sendiri sadar bahwa dirinya-lah yang sudah meminta Devan untuk datang.
Namun...
"Tanganmu sudah terlepas, kenapa masih diam saja," bisik Devan di telinga Delia.
Nafas Delia rasanya seperti tercekat. Seketika itu juga ia membuka matanya lebar-lebar dan langsung mendorong tubuh Devan. Bagaimana bisa ada pikiran seperti itu di dalam otaknya.
"Apa yang kamu pikirkan Delia," rutuk Delia dalam hati. Ia hanya bisa memejamkan matanya untuk menyembunyikan rasa malunya.
Tanpa berkata-kata, Delia segera keluar meninggalkan Devan yang hanya bisa tersenyum usai di dorong olehnya.
Usai keluar, Delia sudah disambut dengan senyum ramahnya Santi. Tentu saja Delia tak terkejut akan hal itu, karena Santi pandai berkamuflase.
"Dimana bapak?!"
Baru saja Santi akan membuka mulutnya, Delia sudah lebih dulu menyerangnya dengan kata-kata.
Santi mencoba menghampiri Delia, menyentuh bahunya seolah ingin menunjukkan keakraban diantara mereka, namun Delia dengan cepat mengedikkan bahunya.
"Aku tanya dimana bapak!" tegas Delia dengan tatapan penuh amarah.
"Tenang dulu sayang.. Sebentar, ibu akan bawa bapak kamu kehadapan kamu."
Ucapan manis Santi benar-benar membuat Delia jijik, bisa-bisanya dia berubah begitu drastis setelah melihat uang.
Santi berjalan kearah belakang, dan tak lama ia sudah kembali sambil mendorong kursi roda Pak Jaya.
"Mana mungkin aku menelantarkan bapak kamu. Lihat sendiri kan?" ucap Santi dengan percaya dirinya.
Delia langsung berlari menghampiri bapaknya. Ia sudah bersimpuh dengan air matanya yang langsung terjun bebas membanjiri pipinya.
"Bapak nggak kenapa-napa kan. Bapak.. maafin Delia, Delia gagal jagain bapak," isak Delia.
Entah kenapa ada perasaan yang berbeda ketika Devan menatap Delia. Seperti ada rasa iba melihat ketulusan hati Delia dalam menjaga bapaknya.
"Ayo kita pergi, tempat ini menyesakkan," ucap Devan usai memalingkan wajahnya dari arah Delia.
Delia segera menoleh, setelah mengusap air matanya ia perlahan bangkit dan menghampiri Devan. "Apa aku boleh bawa bapakku, bapak harus ikut kemana pun aku pergi."
Santi mencoba membuka suara untuk menarik perhatian mereka. "Delia kamu tenang saja, bapak kamu-"
Devan segera mengangkat tangannya untuk memotong ucapan Santi.
"Kamu..." Devan sudah menoleh ke arah bodyguard-nya.
Hanya dengan gerakan kepala bodyguard itu langsung memahaminya dan segera membawa Pak Jaya untuk keluar dari rumah itu.
"Tunggu, aku perlu bicara dengan bapak. Ada yang harus aku sampaikan sebelum kita pergi dari rumah ini," ucap Delia.
Bodyguard itu langsung melepaskan tangannya dari kursi roda Pak Jaya.
Delia tersenyum lega, lalu ia memandang Devan dengan tatapan kagum. Bagaimana bisa Tuhan tiba-tiba mengirimkan sosok pria yang begitu gagah dan tampan?
Ucapan terimakasih pun rasanya tak ada apa-apanya dibanding semua hal yang sudah Devan lakukan untuknya. Delia sudah memutuskan bahwa ia akan dengan senang hati menerima tawaran Devan, bahkan apapun permintaannya Delia akan mengabulkan. Ini sudah menjadi komitmennya sebagai balasan atas kebaikan Devan.
Sekalipun pernikahan ini terjadi karena suatu hal, Delia sudah bertekad bahwa ia akan mencoba membuka hati untuk Devan.
"Aku akan jadikan ini pernikahan sungguhan," ucap Delia dalam hati.
BERSAMBUNG...
Haii-haii.. Ini adalah karya keduaku di Noveltoon, semoga kalian suka ya..
Gimana nih pendapat kalian tentang Delia dan Devan?
Jangan lupa untuk kasih sarannya di kolom komentar ya,
Saranghae🩷
Bikin Devan salting terus sampe klepek-klepek sama Delia🥰🤭