"Anda yakin Mrs. Aquielo?"
"Jangan asal mengubah nama ku seenakmu, aku masih seorang Rainer asal kau tahu saja."
"Ya untuk sekarang kau mang masih seorang Rainer, tapi sebentar lagi kau akan segera mengganti nama belakangmu itu dengan nama keluargaku."
"Seperti aku mau saja dengan dirimu."
"Oh apa kau lupa yang aku katakan dipesawat kemarin Ms. Rainer."
Viona hanya dapat terdiam tentu ia tidak lupa dengan ancaman pria gila ini kemarin. Dan sialnya kalau semua yang dikatakan nya benar adanya maka tidak ada jalan lain lagi bagi Viona untuk menolak semua keinginan pria itu.
Itu buruk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panda Merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Viona membuka matanya dan pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah penampakan sebuah kamar minimalis yang mewah, setelah menguap dan mengucek matanya beberapa kali akhirnya Viona tersadar kalau dia sekarang tidak berada dikursinya seperti yang Viona ingat sebelum ia tertidur semalam.
Wait,,, kamar siapa ini?
Viona segera terduduk diatas tempat tidur itu dengan panik ia segera memeriksa semua bagian tubuhnya dan ternyata semuanya aman dia masih memakai baju lengkap seperti semalam.
Dirinya aman...
Tapi bagaimana bisa ia berada disini, apa Ares yang memindahkan tubuhnya kemari semalam?
"Sudah bangun my red panda!" seru Ares yang tiba-tiba membuka pintu kamar itu.
"Tidak aku belum bangun," jawab Viona sarkas yang dibalas kekehan oleh Ares.
"Galak sekali,,, bagaimana tidur anda tadi malam tuan putri?" tanya Ares.
"Siapa yang memindahkan aku kemari tadi malam? jangan bilang itu dirimu!" todong Viona langsung.
"Lalu siapa lagi kalau bukan aku, apa kau pikir para pramugari disini cukup kuat untuk menggendong tubuhmu yang berat itu." Ejek Ares.
"Apa berat! Tubuh selangsing ini kau bilang berat!" jerit Viona tidak terima, bagaimana bisa pria itu mengatai tubuhnya berat sedangkan ia merasa kalau tubuhnya sekarang sudah cukup langsing.
Ares segera menghindar saat sebuah bantal melayang kearah wajahnya akibat dilempar oleh Viona dengan penuh amarah.
"Iya, iya kau tidak berat. Kau bahkan seringan bulu saat diangkat. Apa kau tidak memiliki daging." Ucap Ares lagi.
"Aku tidak sekurus itu kau tahu!"
"Ck,,, terserah kau saja lah dibilang gendut marah, dibilang kurus juga mengamuk memang wanita sulit untuk dipahami."
"Bukannya sulit untuk dipahami hanya otak kalian para pria saja yang lelet."
"Bukan otak kami yang lelet tapi kalian yang terlalu bertele-tele dan memegang teguh ego kalian yang lebih tinggi dari gunung Everest itu."
"Ah,,, sudahlah aku malas berdebat denganmu pergi sana." Usir Viona
"Kau serius,,, mengusir diriku dari pesawatku sendiri?"
"Ya aku serius jadi sekarang pergi sana!"
"Tidak mau!" tolak Ares lalu membaringkan tubuhnya dikasur yang sama dengan Viona.
Karena malas berdebat lagi dengan pria itu Viona pun memutuskan untuk dirinya yang mengalah dan beranjak dari dalam kamar itu meninggalkan Ares yang tampak cemberut lalu duduk disofa yang ada diluar.
Entah sudah berapa jam mereka diudara Viona tidak tahu, tapi yang pasti sekarang dia benar-benar merasa bosan setengah mati. Dan dia tidak tahu harus melakukan hal apa untuk mengisi waktunya agar tidak kebosanan.
"Sebentar lagi pesawat kita akan mendarat, jadi bersiaplah!" seru Ares yang baru keluar dari kamar dengan wajah yang ditekuk.
Kenapa wajahnya begitu. Pikir Viona tapi bukannya bertanya Viona malah terus mengabaikan Ares yang nampaknya sedang kesal itu.
Seperti yang dikatakan Ares sebelumnya kini pesawat yang membawa mereka sudah berhasil mendarat dilapangan pesawat pribadi keluarga Aquielo yang ada dipusat kota Milan dengan selamat.
Dengan wajahnya yang masih datar tanpa senyum Ares menggandeng tangan Viona sambil menuruni tangga pesawat dengan tenang.
Awalnya Viona sempat heran dengan sikap Ares yang tiba-tiba berubah jadi pendiam dan tidak banyak bicara seperti sebelumnya, tapi Viona merasa bersukur akan hal itu sehingga ia tidak berlu berdebat dengan pria menyebalkan ini lagi.
Bukankah itu bagus...
Tak jauh dari tempat pesawat mereka mendarat sudah siap beberapa pria kekar berseragam serba hitam dan sebuah mobil Rolls royce phantom berwarna hitam yang tampaknya akan segera mereka kendarai.
"Welcome to Milan Mr. Aquielo." Sapa seorang pria yang tampak lebih rapi daripada yang lainnya karena ia menggunakan setelan jas lengkap tidak seperti yang lainya yang hanya menggunakan kemeja hitam saja.
"Apa semua yang kuperintahkan sudah kau lakukan Noah?" Tanya Ares sambil mempersilahkan Viona memasuki mobil itu terlebih dahulu.
"Ya tuan, segala keperluan untuk pesta malam ini sudah rampung saya siapkan." Jawab Noah asisten pribadi Ares.
"Great...you'll get a bonus later." Setelah mengatakan hal itu Ares langsung ikut memasuki mobil mewah itu menyusul Viona. Dan setelahnya mobil itupun langsung melaju membelah padatnya jalanan kota Milan pada siang hari itu.
"Kau akan membawa diriku kemana?" tanya Viona akhirnya.
"Ke hotel." Jawan Ares enteng, sementara Viona langsung melebarkan matanya tak percaya.
Dengan satu gerakan pukulan dari tangan Viona berhasil mendarat dengan sempurnya pada perut Ares yang tentunya hal itu langsung membuat pria itu terkejut karena tidak siap menerima serangan tiba-tiba dari Viona tersebut.
"Ada apa,,, kenapa kau memukul ku?" tanya Ares sambil memegangi perutnya.
"Ada apa? Harusnya aku yang bertanya ada apa dengan otak mu itu bisa bisanya kau berpikir untuk membawa aku kehotel memangnya kau pikir aku wanita murahan!" seru Viona dengan tatapan penuh amarah.
"Memangnya siapa yang berpikir kau wanita murahan? Apa salahnya aku membawa dirimu kehotel untuk beristirahat setelah kita menempuh perjalanan yang cukup jauh atau kau mau tetap tinggal didalam pesawat sampai besok lusa?" tanya Ares
"Terdengar lebih baik daripada harus menginap dihotel berdua dengan orang seperti dirimu."
"Astaga apa kau fikir aku akan melakukan hal yang tidak-tidak terhadap dirimu?"
"Memangnya apa lagi yang mungkin pria lakukan selain itu saat mengajak wanita menginap bersama disebuah hotel."
"Oh ya ampun kau terlalu paranoid, aku benar-benar tidak akan melakukan hal semacam itu padamu percayalah... Ya mungkin nanti tapi tidak untuk sekarang." Canda Ares.
"Tidak! Tidak sekarang ataupun nanti Mr. Aquielo!" tegas Viona sambil menekuk wajahnya kesal.
"Anda yakin Mrs. Aquielo?"
"Jangan asal mengubah nama ku seenakmu, aku masih seorang Rainer asal kau tahu saja."
"Ya untuk sekarang kau mang masih seorang Rainer tapi sebentar lagi kau akan segera mengganti nama belakangmu itu dengan nama keluargaku."
"Seperti aku mau saja dengan dirimu."
"Oh apa kau lupa yang aku katakan dipesawat kemarin Ms. Rainer."
Viona hanya dapat terdiam tentu ia tidak lupa dengan ancaman pria gila ini kemarin. Dan sialnya kalau semua yang dikatakan nya benar adanya maka tidak ada jalan lain lagi bagi Viona untuk menolak semua keinginan pria itu.
Itu buruk....
Tidak mungkin Viona bisa menjalani suatu hubungan dengan seseorang yang baru ia jumpai, dia bahkan belum tahu pasti seperti apa perasaan Ares terhadap dirinya yang sebenarnya.
Viona berpikir mana mungkin Ares langsung jatuh hati begitu saja padanya padahal mereka baru bertemu beberapa kali, lalu sebenarnya apa yang diinginkan Ares darinya.
Masih larut dalam lamunannya Viona tiba-tiba merasa bahunya berat dan ternya disana sudah ada kepala Ares yang bersandar sambil memejamkan mata.
Apa orang ini tertidur, pikir Viona.
Awalnya Viona ingin memindahkan kepala Ares kesisi sebelahnya namun ia urungkan niatnya itu karena merasa kasihan melihat pria itu yang tampaknya sudah sangat nyaman diposisinya sekarang.
"Ck,,, dasar pria menyebalkan sebenarnya apa yang kau mau dariku." Gumam Viona sambil melihat wajah Ares yang nampak tenang dalam tidurnya.