Dunia Sakura atau kerap dipanggil Rara, hancur seketika saat video dia yang digerebek sedang tidur dengan bos nya tersebar. Tagar sleeping with my boss, langsung viral di dunia Maya.
Rara tak tahu kenapa malam itu dia bisa mabuk, padahal seingatnya tidak minum alkohol. Mungkinkah ada seseorang yang sengaja menjebaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Mama Rere tak henti-hentinya menangis saat melihat Rara dirias. Rasanya dia masih tak percaya, jika hari ini putrinya itu akan menikah. Tapi bukan itu masalah utamanya, melainkan Rara akan langsung dipoligami setelah dinikahi.
"Kamu yakin, Ra?" tanya Mama Rere setelah MUA keluar dari kamar Rara. "Masih ada waktu untuk membatalkan," dia menggenggam erat tangan Rara. Rasanya berat sekali untuk melepaskan Rara.
"Mah," Rara menyeka air mata di kedua pipi mamanya. Tadi sepulang dari rumah Jovan, dia sudah menceritakan perihal Dista pada kedua orang tuanya. "Aku gak akan membiarkan Dista bahagia di atas penderitaanku, Mah. Anakku harus mendapatkan hak nya. Aku tidak mau di akta kelahiran anakku, hanya tertulis namaku. Aku juga tidak mau anakku nantinya terus bertanya siapa ayahnya. Dia berhak mendapatkan kasih sayang ayahnya. Jejak digitalku sudah buruk. Aku takut suatu saat, anakku melihat video tersebut dan menilaiku buruk jika aku tidak menikah dengan Pak Jovan. Jangan sampai dia mengira lahir karena kesalahan ibunya yang merayu bos hanya demi jabatan."
"Tapi Jovan tidak mencintai kamu, Ra. Mama takut pernikahan kamu nantinya tidak akan bahagia. Bagaimana jika nantinya, Jovan hanya perhatian pada Dista. Mama gak mau kamu makan hati setiap hari, Ra." Mama Rere tak bisa berhenti menangis karena memikirkan nasib Rara.
"Mama tenang saja," Rara justru tersenyum. "Tidak ada yang Rara harapkan dari pernikahan ini selain hak-hak anak Rara terpenuhi. Tapi selain itu, Rara melakukan ini juga karena tak rela Dista bahagia sendirian. Rara akan mencoba merebut cinta Pak Jovan, tapi jika tidak bisa, Rara akan minta cerai setelah melahirkan. Dengan begitu, status Rara aman, Mah. Rara punya anak dengan status janda, bukan gadis punya anak. Pun dengan status anak Rara, dia tidak akan dibully karena tak punya ayah."
"Tapi, Ra... "
"Yakinlah, pernikahan ini tidak akan membuat Rara menderita, justru kebalikannya. Rara akan mendapatkan nafkah tiap bulan, juga tidak perlu memikirkan uang persalinan. Rara akan menikmati masa kehamilan sambil belajar dan upgrade diri. Rara ingin coba cari beasiswa S2 di luar negeri. Rara ingin lanjut S2 jika nantinya, pernikahan ini berujung perceraian setelah Rara lahiran."
Mama Rere hanya bisa pasrah saat Rara sudah sangat mantap dengan keputusannya. Sekarang yang bisa dia lakukan, hanya berdoa semoga keputusan ini adalah yang terbaik.
Kling
Rara mengecek ponselnya saat mendengar suara notifikasi.
"Mah, Pak Jovan dan keluarganya sudah hampir sampai. Mama jangan nangis lagi," Rara kembali mengusap pipi mamanya yang basah. Mata wanita itu sampai merah karena tak berhenti menangis sejak tadi.
Rara dan mamanya turun, menunggu di ruang keluarga. Sementara di ruang tamu, sudah ramai dengan tetangga dan saudara dekat.
"MasyaAllah, adikku cantik sekali," puji Haidar yang baru masuk ke ruang keluarga. Tadinya dia berada di ruang tamu dengan yang lainnya. "Semoga ini keputusan yang paling tepat," dia merangkul pundak Rara.
"Aamiin," sahut Rara dan Mama Rere bersamaan.
"Salam dari Mama dan Hana." Hari ini mama adiknya itu tak bisa datang karena sedang ada di tanah suci, menjalankan ibadah umroh.
"Iya, tadi Hana sudah sempat telepon," ujar Rara. Tadi dia juga sempat minta didoakan agar pernikahannnya dan Jovan, samawa. Entah itu tepat atau tidak, tapi dia berharap, jadi pemenang disini. Menjadi istri Jovan satu-satunya. Sekarang dia juga belum cinta, tapi seiring berjalannnya waktu, cinta pasti bisa datang.
Mendengar kalau pengantin pria datang, Haidar kembali ke depan untuk ikut menyambut tamu. Tak banyak yang datang, hanya 5 orang saja.
Malam ini, Papa Romeo sendiri yang akan menikahkan Rara. Selain tetangga dan saudara, dia juga meminta kehadiran perangkat desa dan tokoh agama setempat.
Rara tetap menunggu di dalam saat acara ijab kabul. Sampai sekarang, dia masih malu untuk bertemu dengan orang.
Karena semua sudah hadir, acara langsung dimulai. Semua sudah duduk di tempatnya masing-masing termasuk Papa Romeo dan Jovan yang malam ini memakai kemeja putih lengan panjang. Untuk saksi sendiri, adalah Om Haikal, kakak dari Romeo, dan Pak Rohman, ketua RT setempat.
Dengan perasaan campur aduk, Papa Romeo menjabat tangan Jovan. Bukan seperti ini pernikahan Rara dalam impiannya, tapi jika Allah menakdirkan harus seperti ini, dia bisa apa selain menjalankan apa yang sudah ditetapkan. Dia hanya bisa berdoa agar Rara mendapatkan keadilan dan kebahagiaan.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Jovan Faturahhman bin Yahya Faturahhman, dengan putri saya Sakura Amisha dengan mas kawin logam mulia seberat 25 gram, dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnnya Sakura Amisha binti Romeo Alsaki dengan mas kawin tersebut, tunai."
sana sini udah kek WC umum istri tersayang Jovan...
nikmati hasil jebakanmu Dista...
goyang gih sampe gempor 🤣🤣🤣🤣
astaghfirullah, rasain lu. malu banget dah kalau tubuh jg sdh dikonsumsi publik
kpok dista..
ganyian yg masuk perangkap fino..
kalo mau ngelayani pasti ngancam nyebarin video dista dan bastian..
bahaya punya koleksi video syur pribadi..
kalo kecopetan atau kerampokan kan bisa disebarin orang lain..