Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Club
Sehabis memberi pelajaran pada orang-orang yang menyakiti Hasha, Zayn masuk ke sebuah club. Bukan untuk minum-minum, kebetulan pemilik club tersebut adalah salah satu teman kuliahnya di Inggris dulu. Hubungan mereka sangat baik dan suka saling membantu, namanya Douglas.
Douglas sudah dengar kabar kalau Zayn telah kembali ke kota ini dan menghubungi lelaki itu untuk bertemu.
"Hei bung, apa kabarmu?" Douglas dan Zayn berpelukan singkat ala laki-laki.
"Baik, clubmu lumayan juga." jawab Zayn kemudian memuji Douglas.
"Ah, kau bisa saja. Bisnisku tidak sehebat bisnis raksasa milikmu." balas Douglas. Mereka berdua duduk di meja bar.
"Mau minum?" tawar laki-laki itu kemudian.
Zayn menggeleng. Bukannya tidak suka minum, dia hanya tidak suka mabuk-mabukkan. Karena baginya orang yang mabuk akan terlihat seperti orang bodoh yang tak bisa mengendalikan dirinya.
"Ternyata kau masih Zayn yang sama. Bagaimana kau bisa masuk ke clubku tanpa mencicipi alkohol?" Zayn tersenyum.
"Kau bisa menyiapkan minuman khusus untukku, no alkohol." ucapnya. Douglas mengangkat bahu.
"Baiklah bos besar. Kau adalah tamu VIP, club ini akan memberikan apapun yang kau mau. Oh ya, apa kau ingin menetap di sini?"
Pertanyaan tersebut membuat Zayn berpikir sejenak. Awalnya dia memang belum ada rencana jangka panjang di sini, namun ia tidak menyangka akan terjadi kejadian yang sama sekali tidak ada dalam bayangannya kemarin. Ia sudah meniduri Hasha, tentu saja dia akan bertanggung jawab dengan perbuatannya. Dirinya tidak bisa kemana-mana sekarang, bagaimana kalau Hasha hamil anaknya? Kecuali dirinya bisa membawa wanita itu ikut bersamanya keluar negeri. Tapi itu tidak mungkin bukan? Keluarga Hasha tidak akan setuju. Dan Hasha tidak akan mau terpisah jauh dari orangtuanya pasti.
"Apa yang kau pikirkan?" Douglas penasaran.
"Tidak ada." sahut Zayn. Lelaki di sebelahnya mengerutkan kening,
"Pasti ada sesuatu. Apa yang kau pikirkan? Kau tidak fokus Zayn, katakan apakah ada yang mengganggu pikiranmu? Kau tidak rela meninggalkan bisnismu di luar negeri untuk menetap di sini?"
"Bukan begitu,"
"Lalu? Keluargamu memintamu mengambil alih perusahaan?"
Sepertinya bukan juga. Douglas kembali berpikir keras. Tidak biasanya dia melihat Zayn tidak fokus seperti ini.
"Jangan-jangan karena wanita?" lelaki itu hanya asal mengatakannya. Selama dia mengenal Zayn, ia tidak pernah lihat ada satu pun wanita yang dekat dengan pria itu. Ada perempuan memang, tapi hanya sebatas rekan kerja. Awalnya Douglas cuek saja, namun melihat perubahan ekspresi Zayn, sepertinya apa yang dia katakan dengan asal-asalan tadi memang benar.
"Kau ... Akhirnya ada wanita yang mampu membuat seorang Zayn tidak fokus. Ceritakan padaku, siapa wanita itu?" sebelum Zayn bicara, matanya menangkap sekelompok orang yang ia kenal memasuki tempat itu.
Flynn, Wonho dan para wanita yang datang ke rumahnya tadi. Yang mengaku-ngaku sebagai teman SMA-nya. Mata Zayn fokus ke seseorang yang mengekor di belakang Flynn.
Dia ikut juga?
Lelaki itu bergumam dalam hati. Pandangannya terus fokus ke Hasha, tak berpaling sedikitpun dari gadis itu. Maksudnya wanita itu. Hasha sudah menjadi seorang wanita semalam, karena dirinya. Ujung bibir Zayn berkedut mengingat kejadian malam itu. Malam yang tidak akan pernah terlupakan, karena itu adalah yang pertama kali bagi keduanya.
"Kau kenal mereka?"
"Hm. Dua laki-laki itu adalah sahabatku dari SMA, perempuan muda yang mengekor di belakang pria berjaket putih itu adalah adiknya. Selain mereka bertiga aku tidak kenal yang lain."
Douglas manggut-manggut.
"Lihat, itu Zayn!" Elis berseru kuat. Telunjuknya menunjuk ke arah Zayn.
Begitu mendengar nama Zayn di sebut, semua yang datang bersamanya sama-sama menatap ke arah yang sama. Lira, sahabat Elis tersenyum dalam hati. Ia menyelipkan anak rambutnya ke belakang berusaha sekalem mungkin agar terlihat cantik di depan Zayn.
Sudah lama sekali Lira menyukai Zayn, semenjak laki-laki itu menolongnya dari preman-preman tidak bertanggung-jawab sewaktu SMA. Sampai sekarang Lira terus menunggu Zayn balik dari luar negeri, dan penantiannya tidak sia-sia. Namun sayang sekali karena laki-laki itu tampaknya tidak ingat dia lagi.
Berbeda sekali dengan Lira yang merasa sangat senang melihat Zayn, Hasha justru merasa laki-laki itu seperti mimpi buruk baginya. Kalau tahu akan ketemu dengan pria itu, dirinya tidak akan memaksa-maksa kakak pertamanya membawanya ke sini.
Hasha menggunakan kesempatan untuk kabur di saat sang kakak tidak melihat ke arahnya. Zayn yang terus mengamati gerak-gerik wanita itu dari tadi sudah mengambil ancang-ancang mengejar, namun terhenti karena Flynn cepat menyadari adiknya mau berbalik pergi memisahkan diri darinya. Dari jauh Zayn melihat mereka terlibat perdebatan.
"Mau kemana? Jangan jalan sembarangan. Kamu sudah janji tadi sama abang." Flynn memberi adiknya peringatan setelah berhasil meraih pergelangan tangannya. Hasha menekuk wajahnya.
"Hasha pengen ke situ aja bang. Hasha nggak mau ke sana." katanya keberatan kalau mereka harus ke tempat Zayn duduk.
"Nggak boleh. Kamu nggak liat para laki-laki di sana apa? Tatapan mereka semua persis kayak singa lapar yang lagi cari mangsa.
"Tapi,"
"Ayo ikut abang aja. Ada babang Zayn kamu juga di sana, memangnya kamu nggak liat?"
Justru karena aku liat makanya pengen kabur. Ih, kesel, kesel! Bang Flynn bego banget sih nggak sadar-sadar kalo aku pengen menghindar dari pria jahat dan mesum itu.
Umpat Hasha dalam hatinya. Ia menganggap Zayn jahat sejak peristiwa lelaki itu memukuli teman sekolahnya dulu.
"Bang, atau anterin Hasha pulang. Hasha udah gak mood, pengen tidur aja di rumah." gadis itu memikirkan segala cara agar bisa pergi dari situ.
"Jangan becanda adek. Kita udah di sini, kamu pikir abang tukang ojek kamu apa? Ayo." Hasha mengerucutkan bibirnya. Abangnya yang satu ini beda banget sama abang Suho. Kalau abang Suho selalu lembut dan menuruti semua keinginannya, Flynn justru sebaliknya. Nggak ada halus-halusnya. Terlebih lagi suka banget bikin dia malu.
"Hai Zayn, kita ketemu lagi." sapa Elis sok akrab. Zayn memaksakan seulas senyum namun tetap terkesan cuek. Ia melihat sekilas ke Lira tapi tidak tertarik sama sekali untuk tahu siapa wanita itu, lalu pandangannya fokus pada Flynn yang sibuk menarik Hasha. Zayn tertawa dalam hati, pasti wanita itu mau menghindar darinya.
"Rupanya kau di sini. Aku pikir ada urusan atau kemana. Kenapa minum sendiri?" Wonho angkat suara.
"Aku bersama temanku." balas Zayn menunjuk Douglas. Douglas pun menyapa Wonho dan yang lain, ia memperkenalkan dirinya kemudian.
"Senang bisa kenal kalian semua." terakhir kali Douglas mengulurkan tangannya Hasha, namun gadis itu tidak lihat karena sibuk bersembunyi di belakang punggung Flynn. Pura-pura sibuk dengan dunianya sendiri. Flynn yang jadi tidak enak pada douglas.
"Maaf, adikku lagi kurang mood. Aku akan mengajarinya sopan santun nanti." ucap pria itu. Douglas mengangguk mengerti.
thor penasaran sama prisa dan flynn. diterima gak cintanya
kesepian memang bisa membunuh seseorang
punya teman yg disayang tapi sayangnya bukan teman yg baik
jadi kira2 si elis ini merasa bersalah nggak ya??
semoga setelah ini si Elis bisa sadar , dan gak makin membenci dan menyalahkan orang yang bahkan tak salah sama sekali .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍