NovelToon NovelToon
Kekasih Virtual

Kekasih Virtual

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:747
Nilai: 5
Nama Author: wanudya dahayu

~♡Cinta ini bukan terlalu cepat bersemayam di dada
Tidak juga terlalu cepat mematri namamu di sana
Hanya saja semesta terlambat mempertemukan kita
Sayang, rindu ini bukannya ******
yang tak tahu diri meski terlarang.
Maka ...
Jangan paksa aku melupakan
sungguh aku belum lapang~♡


"Aku tahu dan menyadari ini salah, tapi Aku tidak bisa menghentikannya, jika ini adalah takdir, bukankah hal yang sia-sia jika Aku menghindarinya, sekuat apapun Aku menghindar tetap saja Aku tidak akan pernah bisa lari dari perasaan ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wanudya dahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bimbang

Sudah beberapa kali akhir-akhir ini Satya seolah mendesak ingin segera menikahi Kirana, tapi Kirana masih belum bisa mengiyakan permintaan Satya yang satu ini kepadanya, hatinya masih diliputi rasa bimbang dan rasa tidak yakin akan perasaannya kepada Satya, bukan karena Satya tidak baik, justru masalahnya ada pada dirinya sendiri yang sampai saat ini belum bisa sepenuhnya menerima kehadiran Satya apalagi untuk memutuskan untuk melangkah lebih jauh lagi.

Padahal beberapa waktu lalu Kirana sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk kembali sepenuhnya kepada Satya, namun hatinya berkata lain, nyatanya setelah pertemuannya dengan Rangga waktu itu justru sekarang ia yang merasa berat untuk melepaskannya.

Tapi sebesar apa pun keinginannya untuk bersama Rangga saat ini, tetap saja dia tidak punya cukup keberanian untuk melangkah lebih jauh lagi, sebab ia tidak cukup tega untuk meninggalkan Satya, seseorang yang telah mencintainya begitu besar selama ini.

POV Kirana

"Aku harus bagaimana Tuhan? haruskah aku menyerah pada perasaanku dan merelakan semuanya berakhir begitu saja, sedang saat ini pun yang ada di pikiranku cuma Mas Rangga, tapi aku bisa apa? bukankah dari awal pun sebenarnya aku sudah tahu bahwa aku sedang menumbuhkan cinta yang tidak mungkin, tapi sungguh rasa ini begitu kuat, belum pernah aku merasakan perasaan yang sebesar ini pada seseorang. Aku bisa saja menutup mata dan tidak peduli pada semua hal kemudian berlari pada pelukan orang yang kucintai, tapi nyatanya aku tidak bisa, aku tidak bisa melukai hati Mas Satya hingga sedalam ini, dia pasti akan sangat kecewa padaku jika tahu kenyataan ini, Tuhan bantu aku memilih jalan yang terbaik agar tidak ada hati yang terluka, tapi apakah itu mungkin?".

Di sela-sela lamunannya Kirana terkejut ketika tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Ternyata itu Ibunya yang memberi tahu kalau Satya sudah ada di luar menunggunya, setelah memastikan penampilannya di depan cermin akhirnya Kirana keluar menemui Satya.

"Hai, Mas Satya, tumben enggak ngasih tahu kalau mau ke sini?" sapa kirana langsung tanpa basa-basi.

"Kenapa, tidak boleh, ya?" jawabnya sembari tersenyum.

"Ya ... Nggak papa lah Mas, cuma nanya aja kok, oh ya Mas Satya ada perlu apa"? tanya Kirana lagi.

"Aku mau meneruskan percakapan kita tadi, tentang rencanaku yang ingin segera menikahimu," jelasnya.

Jantung Kirana tiba-tiba berdetak dengan kencang, sungguh ia belum tahu jawaban apa yang tepat untuk Satya saat ini, dan tentu saja Kirana belum siap untuk itu sebab ia masih berusaha menata hatinya yang tengah berkecamuk hebat akhir-akhir ini, tapi ia juga tidak bisa menolak Satya, bukankah ia sudah dilamar dan tinggal selangkah lagi menuju pernikahan, tapi entah mengapa berat sekali mengatakan iya, akhirnya Kirana hanya terdiam tanpa mengucap sepatah kata pun, hingga Satya mengulangi pertanyaannya sekali lagi.

"Kok malah diem, kenapa lagi, Ki?" tanya Satya penasaran.

"Emm ... anu, enggak apa-apa kok, aku cuma merasa gimana ya menjelaskannya?" jawabnya lirih sambil menundukkan kepalanya, sungguh ia tidak sanggup menatap mata Satya yang tengah memperhatikannya dengan tajam.

"Kamu masih nunggu apa lagi sih, semuanya baik-baik saja, kan?" tanya Satya sekali lagi.

"Iya, Mas Satya, kasih aku waktu beberapa saat lagi ya, tapi bener kok enggak ada apa-apa aku cuma belum siap saja," jelasnya pada Satya.

Sungguh rasanya air mata Kirana ingin tumpah saat itu juga, rasanya sesak sekali, bukankah seharusnya dia bahagia tapi mengapa hatinya terasa begitu hancur, ia bahkan tidak bisa mengatakan apa pun pada Satya saat ini, mungkin untuk saat ini biarlah seperti ini keadaannya, Kirana ingin memberi waktu untuk dirinya sendiri agar bisa mengambil keputusan yang tepat.

"Ya sudah, aku juga tidak mau memaksamu kalo kamu memang belum siap, aku akan menunggu sampai kamu benar-benar yakin," kata Satya dengan rasa kecewa yang tidak bisa dia sembunyikan.

"Maafin aku, Mas aku janji ini enggak akan lama kok," jawab kirana dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Tidak apa-apa, aku bisa ngerti kok," ucapnya lagi.

Setelah cukup lama mereka saling berbicara akhirnya Satya pun pamit pulang, seharusnya hari ini akan menjadi hari yang paling membahagiakan untuk Satya kalau saja Kirana mau mengiyakan ajakannya untuk segera menikah, tapi mau bagaimana lagi toh Satya tidak bisa memaksakan kehendaknya sendiri, dia lebih memilih mengalah dan menuruti semua keinginan Kirana dari pada membuat Kirana menjadi tidak nyaman kepada dirinya.

Setelah Satya pulang Kirana pun langsung masuk ke dalam kamarnya, ia tidak mengindahkan panggilan Ibunya yang ingin mengajaknya bicara, ia tahu kalau Ibunya pasti akan menceramahinya habis-habisan, sebab Ibunya yang selama ini begitu antusias dan sangat mendukung sekali dengan rencana pernikahannya dengan Satya, dan tentu saja Ibunya ingin Kirana dan Satya segera menikah, sebab menurut orang tuanya Satya merupakan laki-laki yang tepat untuk anak gadisnya itu.

Kirana memilih menghindari percakapan dengan Ibunya saat ini sebab ia sudah tahu apa yang akan dibahasnya nanti dan benar-benar belum siap untuk itu.

Kirana merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, kemudian ia mengambil ponsel yang ia taruh di atas bantal, ia membuka ponselnya dan melihat ada beberapa pesan dari Rangga di sana, ia ingin sekali membalas pesan tersebut dan mengatakan bahwa ia sangat membutuhkan Rangga saat ini, tapi ia hanya membacanya tanpa membalas pesan tersebut, ia takut jika ini diteruskan maka ia akan semakin sulit untuk lepas dari perasaannya pada Rangga.

Setelah mempertimbangkan semua, maka dengan meneteskan air matanya Kirana memantapkan hati memblokir nomor telefon Rangga, dia bertekad mulai saat ini ia akan melupakan Rangga dan berusaha menata hatinya kembali untuk Satya.

1
Alphonse Elric
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Laura Rivera 🇨🇴❤️
Lucu banget! 😂
pelangisenja
sederhana dan ringan untuk dibaca, tapi serius ceritanya bikin salting sendiri 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!