NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta CEO Duda

Mengejar Cinta CEO Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Diam-Diam Cinta
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Alya, gadis miskin yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas harus bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya tertarik saat menerima tawaran menjadi seorang baby sister dengan gaji yang menurutnya cukup besar. Tapi hal yang tidak terduga, ternyata ia akan menjadi baby sister seorang anak 6 tahun dari CEO terkenal. kerumitan pun mulai terjadi saat sang CEO memberinya tawaran untuk menjadi pasangannya di depan publik. Bagaimanakah kisah cinta mereka? Apa kerumitan itu akan segera berlalu atau akan semakin rumit saat mantan istri sang CEO kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5, pertanyaan yang mematikan

Setelah persyaratan yang di ajukan oleh Aditya, akhirnya Alya harus tinggal di rumah besar Aditya dan Tara. Tapi sebelum itu i hrus berpamitan pada ibunya, hal yang paling sulit ia lakukan karena selama ini ia tidak pernah berpisah jauh dari ibu dan adiknya.

"kenapa terlihat gelisah sekali, nak?" tanya sang ibu saat menyadari kegelisahan putrinya itu. Alya pun menghentikan kegiatannya yang tengah melipat pakaian dan menggenggam kedua tangan ibunya, mengusap punggung tanganya dengan lembut.

"Bu, maafkan Alya. Mungkin besok Alya tidak tinggal di sini lagi."

Ibunya membuatkan matanya sempurna, bingung dengan pernyataan sang putri, "Maksud kamu apa, Alya?"

"Alya diterima sebagai baby sitter, Bu. Tapi ada syaratnya"

"Syarat?"

Alya menganggukkan kepalanya, ",Alya harus tinggal di sana selama menjadi baby sitter."

Mendengar pernyataan Alya selanjutnya membuat sang ibu sedikit lega, ia sampai mengusap dadanya dan menghela nafas, "O..., ibu kira kenapa."

"Jadi ibu tidak keberatan?" tanya Alya memastikan.

"Kalau itu sudah keputusanmu, ibu bisa apa. Yang penting ibu hanya berpesan, lakukan yang terbaik, sebisa mungkin hindari kesalahan dan yang paling penting adalah tetap jujur." pesan sang ibu panjang lebar membuat Alya juga merasa lega.

Alya pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "Terimakasih, Bu." ucapnya kemudian memeluk tubuh ibunya.

***

Hari pertama Alya tinggal di rumah besar Aditya berjalan dengan penuh tantangan. Begitu memasuki rumah yang megah itu, Alya merasa seperti berada di dunia yang sangat berbeda dari kehidupan sederhana yang biasa ia jalani. Rumah itu terlihat seperti istana, dengan desain minimalis yang modern namun tetap elegan. Di setiap sudut, ada barang-barang mewah yang menunjukkan betapa suksesnya Aditya dalam menjalani hidupnya.

Namun, di balik semua kemewahan ini, Alya tahu bahwa tantangan terbesarnya bukanlah menjaga rumah ini tetap rapi atau menjalani hidup di tengah kemewahan. Tantangannya adalah Tara—anak perempuan berusia enam tahun yang dikenal jenius dan penuh rasa ingin tahu. Meskipun baru mengenal Alya, Tara sudah mulai mengujinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang jauh lebih rumit dari yang bisa dibayangkan oleh seorang anak seusianya.

Tara bukanlah anak yang mudah dijaga, dan Alya mulai menyadari betapa sulitnya untuk mengimbanginya. Selama sarapan pagi yang tenang, Tara tidak hanya makan dengan cepat, tetapi juga menyelipkan pertanyaan-pertanyaan kritis yang membuat Alya hampir kehilangan kata-kata.

"Alya, kenapa kalau manusia itu tidur, tubuhnya nggak mati? Kenapa otak bisa tetap bekerja meskipun kita tidur?" tanya Alya sambil memandangi Alya yang sedang mempersiapkan sarapan.

Alya terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba muncul, mencoba menjawab dengan sabar, "Hmm... Itu pertanyaan yang bagus, Tara. Kalau manusia tidur, tubuh kita masih bekerja, kan? Jantung kita tetap berdetak, paru-paru tetap bernapas. Tubuh kita masih butuh waktu untuk istirahat agar bisa terus sehat."

Tara berpikir sejenak, "Tapi kenapa ya, tidur itu justru membuat kita lebih segar? Padahal, tubuh kita kan sedang nggak bergerak, jadi kenapa bisa terasa seperti energi baru?"

Alya tersenyum lemah, merasa semakin sulit menjawab,

Ya ampun, anak ini ...., ini baru hari pertama, apa iya aku harus belajar lagi ??? Keluh Alya dalam hati, ia mencoba untuk tetap tersenyum meskipun ia tengah bingung saat ini,

"Itu karena ...., karena saat kita tidur..., " ucap Alya ragu, ia tidak yakin dengan jawabannya, "tubuh kita punya kesempatan untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, jadi kita bisa bangun dengan energi baru. Tapi itu bukan cuma tentang tubuh, otak kita juga butuh waktu untuk menyusun informasi yang kita pelajari hari itu."

Tara menganggukan kepalanya, tetapi masih dengan ekspresi serius, "Mmm... Tapi kenapa kita harus tidur kalau begitu? Bukannya waktu tidur itu bisa dipakai buat hal-hal lain yang lebih menyenangkan?"

Alya hampir tersedak dengan roti bakar yang sedang ia makan. Ia tidak menyangka Tara akan mengajukan pertanyaan yang jauh lebih rumit lagi. Alya terdiam sejenak, mencoba mencari cara untuk menjawabnya dengan bijaksana.

Melihat Alya yang mulai panik, Tara tertawa terbahak-bahak, "Alya nyerah ya?"

Alya menggelengkan kepalanya, ia tertawa kecil, mencoba meredakan ketegangan* "Ah, kamu memang pintar sekali, Tara. Tapi nggak mungkin Alya menyerah. Jadi waktu tidur itu sangat penting untuk menjaga tubuh dan otak kita tetap bekerja dengan baik. Kalau kita nggak tidur, kita nggak akan bisa belajar dengan maksimal atau bermain dengan menyenangkan. Jadi, tidur itu bukan cuma untuk istirahat, tapi juga untuk menjaga kita tetap sehat."

Tara memandang Alya dengan tatapan yang lebih tajam, "Tapi tidur terlalu lama nggak bikin kita jadi malas?"

Alya tersenyum kaku, merasa terjebak dengan jawabannya sendiri, "Tidak juga, kok. Tidur yang cukup itu penting, tapi tidur terlalu lama bisa membuat tubuh kita jadi lemas. Jadi, harus ada keseimbangan."

Tara memiringkan kepala, tampak ia tengah berpikir keras, "Keseimbangan, ya... Hmm, nanti malam aku mau coba tidur lebih lama, lihat apakah aku jadi lebih pintar."

Alya hanya bisa tersenyum dan mengangguk, merasa bahwa hari ini ia sudah diuji dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih rumit daripada yang pernah ia bayangkan.

“Ini baru hari pertama, dan sudah seperti ini saja. Tara memang anak yang luar biasa pintar, tapi juga kadang membuat kepala pusing dengan pertanyaan-pertanyaan yang nggak pernah aku duga sebelumnya, anak seumur Tara bisa tahu sebanyak itu," gumam Alya lirih sambil memandangi Tara yang tengah menyantap sarapannya dengan lahap.

"Bagaimana aku harus menjawab pertanyaannya tentang tidur tadi? Aku kan bukan ilmuwan atau ahli biologi, untung ketebak. Kalau tidak, aku bisa dianggap tidak kompeten. Sepertinya aku harus belajar lebih banyak tentang hal-hal yang belum aku pahami tentang anak-anak seperti Tara.” batin Alya kemudian.

Alya melihat Tara yang masih melanjutkan sarapannya dengan antusias, seakan-akan baru saja memenangkan pertarungan intelektual.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Tara kembali mengajukan pertanyaan baru, "Alya, kenapa kita bisa merasa takut kalau nggak ada yang membuat kita takut? Misalnya, kenapa ada orang yang takut gelap, padahal nggak ada monster kan di dalam gelap?"

Alya yang hendak membereskan piring kotor terpaksa kembali duduk, ia mulai memutar otaknya agar bisa menjawab pertanyaan dari Tara.

Kemudian Alya pun mengambil napas panjang, mencoba menjawab setahunya, "Oh, itu karena otak kita sering kali berpikir tentang hal-hal yang tidak kita ketahui. Ketika kita berada di tempat yang gelap atau tidak dikenal, otak kita membayangkan hal-hal yang mungkin menakutkan, padahal sebenarnya tidak ada apa-apa."

Tara mengernyitkan dahinya, "Tapi kenapa kita nggak bisa mengontrol pikiran kita, ya? Kalau kita tahu nggak ada apa-apa, kenapa kita masih takut?"

Alya mengernyitkan dahinya, merasa kebingungannya semakin meningkat, "Hmm, mungkin karena otak kita dilatih untuk mengenali ancaman, jadi kadang rasa takut itu datang begitu saja. Tapi, kamu benar, kita bisa belajar untuk mengendalikan rasa takut itu dengan berpikir lebih positif."

Tara tersenyum penuh kemenangan, "Ah, jadi sebenarnya rasa takut itu nggak nyata ya?"

Alya tertawa pelan, merasa lega akhirnya bisa memberikan jawaban yang memadai, "Iya, benar. Rasa takut itu hanya ada di dalam pikiran kita, dan kita bisa mengendalikannya."

Tara terlihat begitu senang mendengar penjelasan itu, "Oke, nanti kalau aku takut, aku coba ingat itu. Terima kasih, Alya!"

Alya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Tara memang pintar, bahkan lebih pintar dari aku kadang-kadang. Tapi, ini juga tantangan besar buat aku. Kalau aku nggak bisa jawab pertanyaannya dengan baik, dia pasti merasa kecewa. Setelah ini aku harus lebih siap. Ini bukan hanya soal merawat anak, tapi juga soal terus belajar, beradaptasi, dan tidak pernah merasa puas dengan jawaban yang sudah ada.” batin Alya.

Alya merasa seperti berada dalam ujian tanpa ujian, di mana setiap hari membawa tantangan baru yang harus ia hadapi dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Tapi satu hal yang pasti—Tara sudah mulai mengajaknya berinteraksi dengan cara yang membuatnya merasa lebih dekat dengan anak itu. Meskipun penuh dengan pertanyaan yang sulit, Alya tahu bahwa inilah awal dari hubungan yang akan semakin berkembang.

Bersambung

Happy reading

1
yuning
semangat Alya
yuning
ada yang mencair
yuning: hatiku say 😁
Tri Ani: tapi bukan es, apa tuhhhh😁
total 2 replies
yuning
aku ikutan menghangat
yuning
waalaikumsalam,sama sama Thor
Nursina
seru lanjutkan
Entin Fatkurina
so aweet
Tri Ani: makacihhhhhh
total 1 replies
yuning
calon istri idaman
yuning
menjadikan Alya istrimu solusinya
SRI JARWATI
Mama alya ....uuh pasti happy banget si tara , mwmiliki mama pengganti yg lpsmuh kasih sayang
SRI JARWATI
Semengat Tara , kamu memang anak yg cerdas.
SRI JARWATI
Bagus banget ceritanya, aqu suka
SRI JARWATI
Dasar manusia es , nyebelin
SRI JARWATI
Jangan menyerah alya , kamu pasti bisa mencairkan manusia dingin itu , semangat
SRI JARWATI
Terus semangat alya
SRI JARWATI
Semangat alya , kamu bisa
SRI JARWATI
Tuan CEO nya dingin banget ya , iihh serem
SRI JARWATI
Ceritanya bagus , selalu bikin penasaran dan menambah wawasan bagi yg belum berpengalaman
SRI JARWATI
Bagus banget cara merayunya /Good/
yuning
sarangheo
yuning
Alya calon ibu dari anak anak kamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!