NovelToon NovelToon
Mencintaimu Bu, Dokter!

Mencintaimu Bu, Dokter!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Dendam Kesumat
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Naga Rahsyafi

Fariq Atlas Renandra seorang pria yang berprofesi sebagai mandor bangunan sekaligus arsitektur yang sudah memiliki jam terbang kemana-mana. Bertemu dengan seorang dokter muda bernama Rachel Diandra yang memiliki paras cantik rupawan. Keduanya dijodohkan oleh orangtuanya masing-masing, mengingat Fariq dan Rachel sama-sama sendiri.

Pernikahan mereka berjalan seperti yang diharapkan oleh orang tua mereka. Walaupun ada saja tantangan yang mereka hadapi. Mulai dari mantan Fariq hingga saudara tiri Rachel yang mencoba menghancurkan hubungan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Rahsyafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluhan Sembilan

Semua orang di dalam rumah sangat bahagia mendengar kehamilan Rachel. Mereka sudah tidak sabar untuk menimang seorang bayi mungil di rumah itu.

"Nanti kalau udah gede. Jangan ngambekan kayak Papa kamu ya," ucap Alda pada perut Rachel.

"Belum ngobrol juga?"

"Belum, Mi. Mas Ariq belum pulang."

Rita meraih ponselnya. "Biar Mami telpon dulu ya."

"Assalamualaikum ..."

"Waalaikumsalam ..."

Belum sempat Rita menghubungi anaknya, Fariq sudah terlihat masuk ke dalam rumah. "Ariq, kamu dari mana?"

"Dari luar, Mi?"

"Kenapa baru jam segini pulang?" tanya wanita itu.

"Ariq capek. Ariq mau mandi terus tidur."

"Ariq ... Istri kamu mau ngomong sesuatu."

"Ariq ngantuk."

"Ariq."

Pria itu tidak mendengarkan panggilan ibunya, ia terus saja melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Mas, Ariq." Suara lembut itu menghentikan langkah Fariq. "Dari tadi Rachel nggak ada ngobrol sama Mas."

"Mas capek Rachel. Mas mau istirahat."

Rachel merasa sedih, saat mendapatkan kabar gembira seperti ini, ia malah diabaikan oleh suaminya.

"Susul Ariq. Jangan biarin dia sendiri."

"Rachel takut, Mi. Kayaknya Mas Ariq marah banget."

"Kalau kamu beneran nggak salah. Kamu harus berani ketemu sama dia."

"Baiklah, Mi. Rachel permisi dulu."

[] [] []

"Mas, Ariq," panggil Rachel ketika suaminya baru keluar dari dalam kamar mandi.

"Nggak jadi mandi?"

"Ini mau mandi," ucap pria itu tanpa menoleh kearah istrinya.

"Mas dari mana aja?"

"Dari luar."

"Iya ... Maksud Rachel, di luarnya itu dimana?"

"Perlu Mas jawab?" tanya Fariq yang masih tidak menatap Rachel Diandra.

"Perlu ... Rachel 'kan istri Mas."

"Nongkrong sama temen."

"Tumben ... Biasanya lengket sama Rachel."

Hanya mengenakan celana pendek, pria itu menghadap kearah istrinya. Walaupun jarak mereka sedikit berjauhan. "Mas juga punya dunia sendiri."

"Oh ... Mas makhluk gaib?" tanya Rachel.

"Rachel ... Mas lagi nggak bercanda."

"Rachel juga nggak bercanda."

"Kenapa? Kamu mau ikut ketemu sama temen-temen Mas. Dokter yang di rumah sakit itu nggak cukup sama kamu?"

"Mas ... Itu dokter Angga. Tadi dia periksa Rachel, nggak lebih-lebih Mas."

"Kamu bilang nggak lebih? Tapi kalian sudah bersentuhan Rachel."

"Sekarang Rachel tanya sama Mas. Mas simpan nomor perempuan itu?"

"Rachel ... Mas memang lagi marah sama kamu. Tapi bukan berarti Mas main perempuan ya."

"Terus Mas tau Rachel lagi sama dokter Angga dari siapa?" tanyanya. "Pasti dari perempuan itu 'kan."

"Mas nggak tau Rachel. Itu nomor baru."

"Kenapa kamu selalu mengacaukan hidupku, Vina," batin Rachel.

"Atau jangan-jangan kalian sering berduaan?" tanya Fariq. "Ada untungnya juga orang itu mengirimkan foto tadi. Mungkin Mas nggak tau dibelakang foto itu kalian melakukan hal lebih."

"Mas! Dari tadi Rachel mencoba nggak emosi ya. Mas ngoceh aja."

"Kenapa? Harusnya Mas yang marah bukan kamu."

"Suamiku lucu banget kalau cemburu gini."

"Mas udah bilang Rachel kalau Mas lagi nggak bercanda."

"Rachel nggak ada apa-apa sama Angga."

"Itu dari mulut kamu. Sedangkan yang terjadi di rumah sakit itu Mas nggak tau sama sekali."

"Mas ... Tadi Rachel pingsan, Dokter Angga–"

"Kamu sengaja pingsan 'kan supaya kalian bisa berduaan di dalam ruangan."

Rachel menghembuskan napasnya. "Rachel pikir Mas akan khawatir. Rupanya Mas malah menuduh Rachel yang enggak-enggak."

"Kamu nggak usah pura-pura sedih. Padahal kamu seneng 'kan udah ada yang nemenin di rumah sakit."

"Rachel nggak tau gimana caranya menjelaskan sama Mas."

"Ya karena kamu salah. Makanya kamu bingung mau cari alasan apa lagi." Fariq berlalu pergi, ia tidak mau berdebat dengan istrinya lagi.

Hampir setengah jam sudah berlalu, pria itu memutuskan untuk keluar dari dalam kamar setelah ia mandi. Terlihat begitu sepi tanpa adanya orang.

Fariq beralih menuju ruang keluarga, di sana ada Alda dan ibunya yang sedang menonton televisi.

"Mami ..."

"Ariq ... Gimana, udah baikan sama Rachel?"

"Rachel mana?"

"Bukannya Rachel ada di kamar ya Mas?" tanya Alda.

"Enggak ada kok."

Rita langsung berdiri berkacak pinggang. "Enggak gimana Ariq? Kamu masih belum ngomong sama dia?"

"Ariq kesel, Mi. Di rumah sakit Rachel malah berduaan sama laki-laki, bahkan Rachel tiduran."

"Dia lagi mengandung anak kamu karena itu dia tiduran ditemani sama dokter."

Fariq terdiam tanpa berkata-kata apapun.

"Mas tau nggak, Rachel sedang hamil. Dan Mas malah marahin dia." Sambung Alda. "Mas jahat!"

"Rachel ha-hamil?"

"Itu lah kamu. Nggak mau dengerin istri," ucap Rita. "Sekarang kamu pulang ke rumah mertua kamu. Mami yakin dia pasti di sana."

[] [] []

Sepanjang perjalanan Fariq memijat pelipisnya, rasanya sangat sakit sekali mengingat ia mengabaikan istrinya tadi. "Rachel, maafin Mas."

"Ariq, Ariq, Ariq! Kamu bodoh ... Harusnya saat Rachel bilang pingsan, kamu tanya dia sakit apa bukannya malah marah."

Setengah jam sudah berlalu, mobil Fariq mulai memasuki pekarangan rumah Indi. Pria itu sedikit gugup saat belum keluar dari mobil, seseorang sudah berdiri di depan pintu.

Perlahan langkahnya mendekati Indi, Fariq sudah pasrah akan apa yang dilakukan oleh wanita paruh baya itu kepada dirinya.

"Ma," ucap Fariq tidak lupa untuk mencium punggung tangan mertuanya.

"Rachel ada?" Mata pria berkaca-kaca. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan istrinya.

"Ngomong baik-baik, Ariq. Rachel lagi hamil, dia mudah sensi."

"Maafin Ariq, Ma."

"Temui Rachel."

"Ariq masuk dulu."

Sedikit berlari pria itu menuju kamar istrinya, Indi merasa bahagia. Dia pikir Fariq tidak akan menyusul putrinya. Dia yakin jika lelaki itu benar-benar tulus menyayangi anak perempuannya.

1
NunuPoci
aduh si Rachel in terlalu lembut JD perempuan it yg strong. kan bisa beberkan bukti kayak ap Vina sekarang teknologi dah canggih
ay Susie
kenapa gak bilang lgsg kl dia sodara tiri , bikin mulek
Khusnul Khotimah
ayah yg goblok,,,,,
Buaya Darat: kak🥲 mohon bersabar
total 1 replies
Khusnul Khotimah
pria bertanggung jwb apaan,,,,,KLO tahu batasan ada perempuan disampingmu za biarin yg nolong calonmulah toh cuman jatuh doang,,,,,,bilang aja tebar pesona,,,,,g masuk akal bgt
Naga Rahsyafi: sabar kak🥲 kena ke penulisnya lagi
total 1 replies
Naga Rahsyafi
Jangan lupa tinggalkan jejak jari sebelum pergi
Buaya Darat
🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!