NovelToon NovelToon
Benih Pak Dokter

Benih Pak Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: santi.santi

Naya yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya harus mengalami malam kelam bersama dokter Mahesa, dokter bedah syaraf sekaligus direktur rumah sakit tempatnya bekerja sebagai seorang perawat.

Naya yang sadar akan dirinya yang hanya orang dari kelas bawah selalu berusaha menolak ajakan dokter Hesa untuk menikah.

Namun apa jadinya jika benih dari dokter tampan itu tumbuh di rahimnya, apakah Naya akan tetap menolak?

Tapi kalau mereka menikah, Naya takut jika pernikahan hanya akan membawa derita karena pernikahan mereka tanpa di landasi dengan cinta.

Namun bagaimana jadinya jika dokter yang terlihat dingin di luar sana justru selalu memperlakukan Naya dengan manis setelah pernikahan mereka?

Apakah Naya akhirnya akan jatuh cinta pada suaminya itu?

Follow ig otor @ekaadhamasanti_santi.santi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di antar pulang

Sudah lebih dari tiga puluh menit Naya berada di basement rumah sakit dengan duduk di atas motornya hanya untuk menunggu hujan reda. Teman-temannya yang lain juga sudah pulang sejak tadi hingga tinggal dia sendiri karena dia lupa membawa jas hujan.

Mau di terobos juga tidak mungkin, hujan semakin deras dan saat ini dia sedang hamil. Kalau naik taksi pasti akan menghabiskan uang hariannya. Sedangkan untuk berjalan ke depan juga cukup jauh.

Naya hanya bisa pasrah menunggu hujan reda dulu meski sekarang hari semakin sore. Ayah dan Ibunya pasti akan memarahinya kalau dia sampai pulang terlambat.

"Kamu belum pulang?"

Suara bariton yang tiba-tiba saja terdengar dari belakangnya membuat Naya terjangkit dari motornya.

Naya menoleh ke belakang untuk memastikan siapa orangnya meski dia sudah cukup hafal dengan suara itu.

Ternyata Hesa berdiri di belakangnya dengan kedua tangan yang berada di dalam saku celana hitamnya.

"B-belum dok. Di luar masih hujan tapi saya nggak bawa jas hujan" Jujur Naya tapi tak berani menatap Hesa.

"Ayo saya antar pulang!"

"Nggak usah dok, saya nunggu hujan reda aja kok. Dokter Hesa silahkan pulang duluan nggak papa" Tolak Naya dengan sopan.

"Kalau kaya gini hujannya bisa sampai malam. Lebih baik kamu pulang sama saya, motornya biar di sini saja"

"Nggak usah kok dok, saya naik taksi aja. Saya duluan ya dok!" Naya buru-buru meraih jaketnya yang berada di atas motor dan berjalan menjauh dari Hesa dengan cepat. Dia bahkan menerobos hujan yang sejak tadi ia hindari.

Naya memang tak mau pulang bersama Hesa. Dia takut jika ada rekan kerjanya yang melihat maka akan menimbulkan gosip baru. Sedangkan rekan-rekannya banyak yang membicarakan tentang dirinya yang sering makan bersama Hesa meski ada Gisel di sana.

"Naya, kamu terlihat jelas sekali sedang menghindari saya" Gumam Hesa yang menatap nanar ke arah perginya Naya.

Naya berlari keluar menuju halte yang ada di depan rumah sakit. Dia memilih berteduh sebentar sambil memesan taksi karena dia tidak mungkin naik bus. Karena dari pemberhentian bus itu sampai ke rumahnya masih cukup jauh. Dia tidak mungkin hujan-hujanan lagi sedangkan bajunya telah basah saat ini.

Naya kembali memesan taksi untuk yang ke dua kalinya setelah yang pertama di tolak karena taksinya terjebak banjir.

Dia tak menyangka jika memesan taksi online begitu susah saat hujan lebat begini.

Tin..tin...

Naya mendongak menatap mobil hitam yang berhenti di depannya. Tapi Naya tidak tau siapa pemilik mobil itu karena kacanya begitu gelap tak terlihat dari luar.

Hingga pintu bagian kemudi terbuka dan pemilik mobil itu muncul dari sana.

"Dokter Hesa?" Gumam Naya.

Pria itu menghampirinya dengan payung besar di tangannya.

"Ayo pulang, aku antar!"

Naya tampak ingin menolak sebelum Hesa kembali menyelanya.

"Jangan menolak, baju kamu sudah basah. Nggak mudah cari taksi saat hujan kaya gini"

Naya tampak ragu sebelum sebuah tangan merengkuh bahunya dan membawanya mendekat pada Hesa hingga mereka berada di bawah payung yang sama.

Harum yang semerbak dari tubuh Hesa pan langsung menyeruak di hidung Naya tapi Naya justru sangat menyukainya.

"Ayo!"

Naya hanya bisa menurut saat Hesa membawanya mendekat pada mobilnya. Pria itu bahkan membukakan pintu untuk Naya.

"Tapi dok, baju saya basah. Nanti mobilnya basah"

"Tidak usah pikirkan itu, masuklah. Nanti bajumu semakin basah"

Naya terpaksa masuk saat Hesa sedikit memaksa Naya dengan sedikit mendorong tubuhnya. Hesa pun segera berputar untuk kembali masuk ke dalam mobilnya.

Hesa sempat mengibaskan air hujan yang mengenai jas hitamnya sebelum menatap Naya yang tampak kedinginan karena Naya terus memeluk tubuhnya sendiri sambil menggosok lengannya yang basah

Melihat Naya seperti itu, Hesa langsung memberikan AC mobilnya agar tidak membuat Naya semakin kedinginan, dan itu tak luput dari perhatian Naya.

Hesa kemudian memindah mobilnya untuk sedikit maju agar tidak menghalangi bus yang akan berhenti di halte itu.

Naya sempat kebingungan karena Hesa justru menepi lagi bukan melanjutkan perjalanan mereka. Ingin Naya bertanya namun melihat Hesa terlihat meraih sesuatu di kursi belakang kemudian memberikannya pada Naya membuat Naya mengurungkan niatnya.

"Lepas jaket mu dan pakai ini. Memang sudah saya pakai sekali tapi masih bersih kok. Biar sedikit hangat"

"Tapi Pak dokter gimana? Bajunya basah juga kan?" Walau sudah memakai payung tapi hujan yang begitu lebat membuat baju Hesa tetap basah.

"Cuma bagian lengan aja kok. Pakailah, nanti kamu sakit"

"M-makasih Pak dokter"

Tapi saat Naya ingin memakai jaket dari Hesa, dia di kejutkan dengan usapan lembut di dahinya. Ternyata saat ini sedang mengusap wajah Naya dengan menggunakan tisu.

Naya sontak memalingkan wajah menatap Hesa. Waktu di dalam mobil itu sakan melambat saat kedua pasang mata itu saling menatap satu sama lain. Hingga setan apa yang mengganggu mereka sampai membuat Naya kembali memalingkan wajahnya.

"Makasih sekali lagi dok" Naya juga meraih tisu itu untuk mengeringkan wajahnya sendiri.

Dia pun buru-buru memakai jaket milik Hesa. Rasanya memang hangat dan jangan lupa harumnya jaket itu sama dengan harum yang Naya cium tadi.

"Sama-sama. Kita jalan sekarang, nanti kamu tunjukkan jalan ke rumah kamu ya?"

"Iya" Cicit Naya

"Maaf saya jadi merepotkan Pak dokter" lanjutnya.

"Saya tidak merasa di merepotkan sama sekali Naya"

Naya sempat melirik ke arah Hesa namun justru wajah tampan juga rambut setengah basah itu yang Naya lihat. Dia buru-buru memalingkan wajahnya kembali.

Jantungnya justru berdegup tak karuan saat ini. Sampai dia mencoba menarik nafasnya degan dalam untuk mengendalikan detak jantungnya.

Setelah menempuh perjalanan lebih dari tiga puluh menit lamanya, Naya tiba juga di depan rumahnya.

"Di sini?" Hesa menatap rumah sederhana yang ada di samping kirinya itu.

"Iya Pak, ini rumah orang tua saya. Sekali lagi terima kasih karena Pak dokter sudah mengantar saya sampai rumah"

Inilah salah satu alasan Naya tidak mau menikah dengan Hesa. Dia malu, dengan kondisinya yang sangat pas-pasan. Rumahnya bahkan kalah besar dengan kamar milik Gisel. Ayahnya yang penjudi juga pengangguran dan Ibunya yang suka berhutang ke sana kemari membuat Naya sanksi jika keluarga Hesa bisa menerimanya dengan kondisi sepeti itu.

Kalau pun mereka bisa menerima, Naya takut jika Ayahnya akan memanfaatkan kekayaan Hesa. Semua penolakan Naya sebenarnya bukan cuma masalah hati saja. Tapi banyak yang Naya pertimbangkan.

"Sama-sama Naya, saya tidak merasa di merepotkan sampai kamu berterimakasih terus-menerus. Ini kemauan saya sendiri"

"Iya Pak dokter, kalau gitu saya turun dulu. Ini jaketnya saya bawa ya Pak, nanti biar saya cuci dulu" Naya tentu merasa tak sopan jika mengembalikan jaket yang sekarang setengah basah itu

"Iya, kamu bawa aja dulu"

"Kalau begitu saya turun dulu, maaf tidak menawarkan Pak dokter untuk mampir"

"Tidak papa Naya, kalau saya mampir saya malah langsung melamar kamu di hadapan orang tuamu!"

Deg...

1
afifah aefa
Luar biasa
Lala Kusumah
wah pa dokter sudah bikin Naya salah faham tuh, cepat jelaskan pada bumil ya....
Yani
Jangan salah paham dulu Nay!
Yani
Lobak impor Author bisa aja bikin istilah 🤭
Yani
Hesa keren aku suka dengan sikapmu
Yani
Ga jodoh Far
Elmi Varida
ya udahlah Nesa nurut aja sama dokter Hesa. klu menikah itu jln terbaik.
Yani
Wah... ternta Pak dr ketemu mantan ni
Yani
Siapa ya seketaris itu ?
Yani
Sabar tahan rindu tiga hari
Yani
Pak dr bikin gerah aja ni 🤭
Yani
Pak dr ketagihan 🤭
Melia Safitri
Luar biasa
Lilis Yuliati
ceritanya mengemaskan
Heny Susanti
Luar biasa
Widya
maybe naya berani cuma kehalang gengsi
Santimehasari Nst
Luar biasa
Berno Saja
bagus juga ya?
karmila
banyak. bgtkata itu nya otor, hehhe.. maaf ya
Nur Maliah
huhh overthinking naya in
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!