WARNING : CERITA INI ITU TIPE ADULT ROMANCE DENGAN VERSI ROMANCE SLOWBURN !!!
[ROMACE TIPIS-TIPIS YANG BIKIN JANTUNGAN DAN TAHAN NAPAS]
---
Lima tahun yang lalu, Damien dan Amara menandatangani perjanjian pernikahan demi menunjang keberlangsungan bisnis keluarga mereka. Tidak pernah ada cinta diantara mereka, mereka tinggal bersama tetapi selalu hidup dalam dunia masing-masing.
Semua berjalan dengan lancar hingga Amara yang tiba-tiba menyodorkan sebuah surat cerai kepadanya, disitulah dunia Damien mendadak runtuh. Amara yang selama ini Damien pikir adalah gadis lugu dan penurut, ternyata berbanding terbalik sejak hari itu.
---
“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.
Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya, “Dengan satu syarat baby.”
“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras.
Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”
---
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 30
Bastian yang sedang duduk di sebuah ruangan dengan minim cahaya dari lampu gantung diatas menoleh ke arah pintu yang terbuka, menampilkan Damien yang melangkah masuk sebelum membantingnya dengan kasar untuk menutup.
Bastian melirik sekilas ke arah Damien kemudian berujar, “Tumben emosimu terpancing tadi, kau masih mencintainya?” todong Bastian langsung yang terkesan to the point dan tidak suka basa-basi.
Biasanya Damien selalu tenang, kepribadiannya itu setenang manik biru lautnya yang seringkali berhasil menghipnotis orang-orang untuk tunduk padanya. Damien jarang marah dan sekalipun dia amrah, Damien tidak akan lepas kendali sampai mencekek dengan rahang pria itu yang mengeras kuat tadi.
Damien yang Bastian tahu itu jarang lepas kendali, sekalipun saat menghabisi musuh mereka, dia akan melakukannya dengan raut datar tanpa ekspresinya.
Sebab orang-orang seperti mereka patut untuk dilenyapkan dan tidak perlu diberi belas kasihan apapun.
“F*ck off, kau menggangguku,” umpat Damien pelan kemudian melempar tubuhnya pada kursi yang terletak di seberang Bastian dengan sebuah meja kayu usang yang memisahkan mereka di tengah.
Ruangan itu mirip sebuah ruangan meeting yang sudah lama tidak dipakai, Bastian dan Damien terkadang menggunakannya sebagai tempat pertemuan rahasia mereka seperti saat ini.
Bastian menautkan alisnya bingung kemudian detik selanjutnya ia menangguk sekilas, seperti mengerti akan sesuatu.
“Aku menganggu waktu berduaanmu? Maaf, seharusnya aku menyekapnya sampai besok dan tidak menghubungimu malam-malam begini,” ujar Bastian dengan nada yang terkesan bercanda, seolah ingin menggoda Damien.
Tetapi Damien hanya menanggapi dengan diamnya pria itu, Damien lebih milih untuk memejamkan kedua matanya rapat dan meredam amarahnya yang memuncak beberapa waktu lalu.
“Apa yang akan kau lakukan selanjutnya?” tanya Bastian kemudian.
“Menurutmu?” melainkan menjawab pertanyaan Bastian, Damien kembali melayangkan pertanyannya.
Bastian hanya tersenyum miring, setelah penyekapan Florynn tadi, Damien benar-benar menyuruh para pengawalnya untuk mengirim mayat Florynn kembali ke rumahnya. Dan seperti yang mereka berdua duga nantinya, ayah Florynn tidak akan diam dengan paket yang dia terima. Mayat putri kesayangannya itu tergeletak tak berdaya dengan kepalanya yang bolong akibat senapan peluru dari pistol Damien beberapa waktu lalu.
Walson pasti akan segera membalaskan dendamnya tetapi Damien dengan senang hati menyambutnya sebab Damien juga menyimpan rahasia gelap pria itu yang akan ia gunakan sebagai peluru untuk membungkam Walson, termasuk membongkar kematian putrinya itu ke publik.
Kemudian berita kematian Florynn ini pasti akan sampai ke telinga Bernades. Dan pria itu pada akhirnya kaan memunculkan dirinya dan berhenti bersembunyi layaknya seorang pengecut. Bernades pasti akan membalaskan dendam kematian Florynn, wanita yang pria itu cintai, wanita yang sudah Damien bunuh.
Bastian tersenyum miring, “Sebenarnya aku mempunyai berita penting untukmu, lebih tepatnya kita,” ujar Bastian yang berhasil menarik perhatian Damien.
Damien membuka kedua matanya kemudian menatap Bastian, seolah mengisyaratkan pria itu untuk melanjutkan kalimatnya.
“Aku tahu lokasi terakhir Bernades, Marco sudah berhasil melacaknya,” ujar Bastian memberitahu. Sebelum penyekapan Florynn, Marco salah satu anak buah mereka yang kemampuan hacking-nya tidak eprlu diragukan lagi, sebab pria itu mantan seorang pekerja di FBI berhasil menunjukkan kemampuannya yang luar biasa.
“Dimana?” tanya Damien, matanya menatap serius ke arah Bastian.
“Dia bersama Catherine dan mereka terlihat masuk ke dalam sebuah hotel bersama. Sial,” ujar Bastian kemudian tampak mengumpat kecil diakhir sebelum mengambil rokok dari saku celananya, menyalakan koreknya kemudian mulai menghisap tembakau kesayangannya itu.
Damien menaikkan alis kanannya tampak tertarik, “Mantanmu itu?”
Bastian mengepulkan asap rokok dari balik bibirnya kemudian berujar, “Iya, wanita galak dan pemberontak itu. That silly girl.”
Jujur, Damien tidak terlalu mengetahui informasi mengenai mantan Bastian yang satu itu. Sebab nyatanya, Bastian bear-benar seorang playboy. Dia bisa menyukai banyak wanita dalam satu waktu, ralat, Bastian bisa jalan dan meniduri wantia yang berbeda setiap harinya.
Bastian merupakan seorang maniak wanita.
Dengan ketampanan dan kalimat manisnya, pria itu selalu berhasil menghipnotis para wanita untuk bergabung ke kasurnya secara sukarela.
Bastian dengan sikap brengseknya itu.
Dan usut punya usut, kepribadian Bastian sekarang yang terkesan kacau dan hidup tanpa aturan ini dikarenakan mantannya itu.
Catherine mempunyai dampak yang cukup besar bagi masa lalu Bastian.
“Kalau begitu kita berangkat ke sana malam ini,” putus Damien yang sudah hendak berdiri dari duduknya namun terhenti karena kaliamt dari Bastian selanjutnya.
“Tidak, aku saja yang pergi kesana untuk mengecek. Jika urgent, aku akan menghubungimu nanti,” ujar Bastian memutuskan.
Damien tersenyum miring, “Bilang saja kau ingin sekalian bertemu dengan mantanmu itu,” ujar Damien tepat sasaran saat ia melihat Bastian mengembangkan senyum misteriusnya. Entah apa yang sedang ada di dalam pikiran pria itu, Damien tidak bisa membacanya tapi ia tahu persis kalau itu adalah imajinasi kotor Bastian.
“Benar, sudah lama aku tidak bermain-main dengannya,” ujar Bastian.
“Dasar pria brengsek,” todong Damien cenderung mengejek.
Dan Bastian menanggapinya dengan wajah bangganya.
“I am.”
“Tampaknya kita mempunyai musuh yang sama,” ujar Damien mengingat kini pusat dari perhatian mereka sama-sama tertuju pada Bernades.
“Musuh? Bernades hanyalah ingus yang mengganjak di hidungku. Aku hanya perlu mengorek dan membuangnya,” ujar Bastian kelewat santai dan Damien tertawa singkat.
Bastian benar-benar memiliki kepribadian yang berbanding terbalik dengan Damien. Kalau Damien cenderung dingin, tegas dan berwibawa. Sedangkan Bastian, pemberontak, tengil dan songong.
Bastian kemudian menatap ke arah Damien dan tatapannya jatuh meneliti sesuatu pada wajah Damien.
“Ngomong-ngomong kau pintar dalam hal menggoda Florynn,” ujar Bastian yang membuat Damien menatapnya datar tidak mengerti.
“Kupastikan dia tidak akan mati dengan tenang,” lanjut Bastian lagi kemudian mengeluarkan tawa menyebalkannya.
“Maksudnya?” tanya Damien tidak mengerti.
“Sudut bibirmu itu, ada bekas lipstik,” ujar Bastian smebari menyentuh sudut bibirnya sendiri, mengisyaratkan Damien untuk emngecek sudut bibir pria itu yang terdapat bekas lipstik wanita.
Damien akhirnya ingat, setelah Amara memintanya untuk memberikan wanita itu minum, Amara bergerak untuk merias sedikit wajahnya agar tidak terlalu pucat seperti orang sakit. Dan beberapa setelah itu Damien menyapu bersih lipstik yang Amara pakai, membuatnya kembali pucat seperti orang sakit.
Sial, sekarang Damien jadi kepikiran akan betapa manisnya bibir Amara tadi yang berhasil emnghilangkan kewarasannya untuksesaat. Bahkan sentuhan lembut tangan wanita itu apda dadanya yang berniat memperignati Damien akan aktivitas mereka membuat Damien semakin tidak bisa menahan diri.
Pantas saja tadi Florynn seakan memaku pandangannya pada bibir Damien cukup lama dan dia terus mengatakan bahwa wanita itu mencintai Damien setelahnya.
Damien kemudian berjalan hendak keluar dari ruangan sebelum suara Bastian berusaha menginterupsi langkahnya.
“Kau mau kemana?” tanya Bastian kepo.
“Meneruskan aktivitas yang kutinggal tadi,” ujar Damien kemudian tanpa repot-repot menoleh ke belakang ia berjalan begitu saja meninggalkan Bastian sendirian disana.
Dan Bastian hanya mengelaurkan tawa renyahnya, akhirnya ia bisa melihat sisi gila Damien yang seperti ini. Selama ini, Bastian pikir Damien memiliki kelainan seksual, sebab selama pernikahan mereka berjalan lima tahun lamanya, Damien hanay terlihat sibuk pada pekerjaannya bahkan pada hari minggu dan Damien tidak absen sekalipun pertemuan dengan anak buah mereka.
Benar-benar bos yang rajin dan ambisius.
“Dasar pria nafsuan,” teriak Bastian sedikit keras agar Damien yang sudah berjalan jauh di depann dapat mendengarnya.
“Hanya untuk istriku,” ujar Damien dengan suara tingginya yang terkesan bangga.
Hingga detik selanjutnya, Bastian mengumpat pelan karena kalimat selanjutnya yang dilontarkan oleh Damien.
“Tidak sepertimu yang nafsu untuk semua wanita.”