Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Hari ini Maxime sulit sekali untuk berkonsentrasi dengan pekerjaannya, mungkin karena dia telah dibuat kesal oleh Rachel.
Maxime Keano adalah seorang CEO yang sangat tampan, kaya raya, dan memiliki pesona yang luar biasa. Jika dia mau memanfaatkan kepopulerannya, dia bisa saja memacari banyak wanita untuk bersenang-senang. Tapi sayangnya dia bukan tipe pria seperti itu. Dia adalah tipe pria yang sangat setia.
Disepanjang hidupnya, dia tidak pernah sekalipun terpikirkan bahwa dia akan ditolak oleh perempuan mana pun. Terlebih perempuan itu masih bocah dan miskin. Sungguh membuatnya sangat kesal harga dirinya runtuh. Jika bukan karena neneknya, dia tidak akan pernah sudi melamar Rachel.
Beep...
Beep...
Beep...
Suara dering ponsel membuyarkan lamunan Maxime, dia segera mengambil ponselnya yang terletak di atas meja. Rupanya dia telah mendapatkan pesan dari dokter pribadi Nenek Margaretha yang berada di Singapura sana.
[I'm sorry, I don't have the right to tell you about the results of Mrs. Margaretha's medical examination. I don't want to get into trouble.]
(Maafkan saya, saya tidak memiliki hak untuk memberitahu tentang hasil pemeriksaan medis nyonya Margaretha. Saya tidak ingin mendapatkan masalah.)
Maxime pun menghela nafas, separah itukah penyakit neneknya sampai sang nenek meminta dokter untuk merahasiakannya.
"Pokoknya aku tidak boleh menyerah, mau tidak mau aku harus menikahi bocah itu agar Omaku cepat sembuh."
Walaupun sebenarnya Maxime sangat merasa bersalah kepada Elsa, tapi saat ini kesehatan sang nenek jauh lebih penting.
...****************...
Setelah pulang sekolah, Rachel langsung pulang ke rumah. Rachel sangat merasa bangga kepada dirinya sendiri karena sudah berani menolak lamaran Maxime.
"Pokoknya aku gak mau menikah sama si kuyang. Mending aku menjomblo seumur hidup dari pada aku harus menikah dengan pria arogan seperti dia. Apalagi aku masih muda." Ucap Rachel. Walaupun dia sangat tahu bahwa Maxime Keano adalah pria yang tampan dan kaya raya, tapi Rachel sama sekali tidak tergiur dengan semua itu. Yang ada dia akan makan hati setiap hari jika hidup bersama dengan Maxime.
Saat ini Rachel sedang sibuk mengerjakan PR di rumahnya. Mungkin karena dia adalah seorang murid yang pintar, sehingga dia begitu mudah untuk menjawab semua soal matematika tersebut.
Ngomong-ngomong tentang matematika, Rachel menjadi teringat dengan Alvin. Tadi saat di sekolah Alvin meminta Rachel untuk bertemu dengannya di ruangan guru, Rachel terpaksa datang karena Alvin bilang ingin berbicara dengan Rachel mengenai kegiatan OSIS. Tapi rupanya Alvin menyuruh Rachel untuk datang menemuinya hanya ingin bertanya apa saja yang Maxime bicarakan dengan Rachel.
Saat itu Rachel terpaksa berbohong, dia mengatakan kepada Alvin bahwa sebagai pemilik sekolah SMA Pelita, Maxime hanya ingin mengetahui kegiatan apa saja yang sudah dilakukan oleh Rachel sebagai ketua OSIS di SMA Pelita.
"Bukannya Pak Alvin tidak peduli padaku? Tapi kenapa dia selalu ingin tahu tentangku?" Sungguh Rachel tidak bisa memahami perasaan apa yang sebenarnya dirasakan oleh guru idolanya itu kepadanya.
Mengapa gurunya itu bersikap seolah-olah dia sedang cemburu? Padahal Alvin sudah mengatakannya dengan tegas bahwa dia tidak memiliki perasaan apapun kepada Rachel.
Tok...
Tok...
Tok...
Rachel mendengar suara seseorang sedang mengetuk pintu rumahnya. Rachel pun segera bangkit dari tempat duduknya, dia berjalan menuju pintu dan membukanya.
Ceklek!
Rachel nampak terkejut ketika melihat ada seorang rentenir tua yang sedang berdiri di depan pintu dengan ditemani oleh dua orang bodyguardnya.
Dulu ayahnya Rachel memiliki hutang kepada rentenir tersebut sebesar 300 juta, karena saat itu ayahnya tidak memiliki uang untuk membayar biaya operasi ibunya Rachel. Walaupun akhirnya ibunya Rachel harus meninggal dunia dengan penyakit jantung yang dideritanya.
...****************...
"Maafkan saya, saya belum memiliki uang sebanyak itu. Tapi saya janji setelah saya kerja nanti, saya akan melunasi hutang ayah saya." Lirih Rachel. Dia sangat tidak nyaman dengan tatapan rentenir berusia 80 tahunan itu memandanginya dengan tatapan nakal dari ujung kaki ke ujung kepala.
"Kamu sangat cantik dan masih muda. Udah mending kamu menjadi mainan Engkong aja, bagaimana?" Goda rentenir yang bernama Engkong Achoi sambil mencolek dagu Rachel. Mungkin dia ingin menjadikan Rachel sebagai cabe-cabean. Gadis seumur Rachel memang masih pulen dan menggiurkan di mata para pria hidung belang.
Kedua bodyguard berusaha keras untuk menahan tawa, mungkin karena mereka tahu bahwa Engkong Achoi sering merasakan pinggangnya encok dan pernah mengalami stroke. Tapi masih saja tergila-gila pada daun muda.
Rachel segera menepis tangan Engkong Achoi. Membayangkannya saja membuat Rachel geli, seorang Maxime Keano saja sudah dia tolak. Apalagi kakek-kakek tua bangka itu. "Jangan kurang ajar, Kong. Walaupun aku orang miskin dan masih kecil, tapi aku bukan cewek yang bisa seenaknya disentuh oleh orang lain."
Penolakan Rachel membuat Engkong Achoi geram, dia pun segera menyuruh dua orang bodyguardnya untuk untuk membawa Rachel masuk ke dalam mobilnya. "Cepat bawa dia masuk ke dalam mobil!"
Hanya menjual rumahnya saja tidak akan cukup untuk melunasi hutang ayahnya Rachel kepada Engkong Achoi. Sehingga mau tidak mau, Rachel harus menjadi milik tua bangka itu.
Rachel tercengang mendengarnya. Dia ingin berlari, tapi ditahan oleh kedua bodyguardnya Engkong Achoi.
"Lepaskan aku! Cepat lepaskan aku!" Teriak Rachel sambil berusaha untuk terus memberontak.
Tapi tenaga mereka bukan tandingan Rachel, kedua bodyguard tersebut menyeret Rachel, membawanya untuk masuk ke dalam mobil.
Akan tetapi mereka dikejutkan dengan sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti di depan mereka. Kemudian pemilik mobil itu keluar dari mobilnya dan berkata, "Cepat lepaskan dia atau akan ku buat tangan kalian patah!"
lari sejauh mungkin biar Max frustasi coz kehilangan kamu.
sy yakin sudah ada benih Max yg tertinggal di rahim kamu.
nenek mu maha benar ya maxime
Orang curang mah pasti selalu menemui kegagalan 😠😠😠