***++ Harus bijak memilih bacaan ya guys...
Malam panas satu malam ku dengan lelaki asing membuatku tidak bisa lepas dari lelaki itu. Belakang aku tahu ia adalah Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah sakit Mamaku dan kebetulan lelaki itu adalah Dokter yang merawat mamaku. Ia srorang duda yang haus akan hubungan panas di atas ranjang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qolbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 KAU SENGAJA MENGGODAKU?
Tampak karyawan toko itu pun begitu senang ia bahkan memanggil salah satu temannya untuk melayaniku bahkan Mereka terlihat memberikan beberapa setel pakaian keluaran terbaru untuk aku coba aku pun membawa semuanya masuk ke dalam ruang ganti dan aku begitu senang. Aku tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan dan menyalurkan ekspresi senang dan bahagiaku saat itu. akhirnya aku memutuskan untuk memakai salah satu pakaian keluaran terbaru itu kemudian memotretnya dengan potret yang sedikit nakal lalu aku tanpa sadar mengirimkannya pada dokter Rafandra.
"ini adalah hari yang paling menyenangkan di antara hari-hariku yang lain,"
dan ternyata pesan yang aku kirimkan untuk dokter Rafandra itu pun langsung dibuka begitu saja ketika aku menyadarinya dan akan menarik pesanku itu ternyata pesanku itu sudah terkirim dan ia buka.
"astaga apa yang aku lakukan kenapa aku mengirim fotonya pada Dokter?"
aku menepuk jidatku sendiri ketika aku menyadari kebodohanku tersebut. aku hanya refleks ingin membagi kebahagiaanku dan aku ingin membaginya pada Dokter.
sedangkan di tempat dokter Rafandra berada.
"Apa dia sengaja? Apakah dia merindukanku?"
senyum tersungging di ujung bibirnya ketika ia menatap foto yang baru saja aku kirimkan padanya padahal saat itu ia Tengah rapat di antara banyak orang. Ia duduk di kursi paling ujung sedangkan beberapa orang duduk di kursi yang ada di samping meja panjang yang ada di sampingnya.
dokter Rafandra memberikan isyarat pada asistennya untuk menyudahi rapatnya saat itu. dan setelah semua orang yang ada di sana pergi bahkan banyak diantara mereka yang saling bertanya satu sama lain kenapa rapat itu tidak dilangsungkan secara menyeluruh karena pertemuan itu belum mendapatkan hasil.
dokter Andra memanggil asistennya untuk mendekat ke arahnya dan asisten itu pun langsung mendekat seperti apa yang dokter itu inginkan.
"Ada apa Bos?"
"cepat kirimkan surat perekrutan ke tempat kuliah Jasmine agar setelah ia lulus nanti ia langsung melamar kerja di tempat kita karena aku tidak ingin dia kerja di tempat lain. dan lagi siapkan tiket penerbangan untuk malam ini. Aku ingin kembali secepatnya.
tampak asisten dokter Rafandra itu pun langsung melaksanakan tugasnya.
"tunggu aku kucing kecil,"
usai dengan membeli semua pakaian yang aku inginkan tersebut dan aku pun juga sudah membayarnya bahkan saat itu tampak kedua temanku masih berada di sana bahkan mereka tidak membeli apapun dan hanya mengikutiku saja. Aku pun tidak peduli dengan apa yang mereka pikirkan tentangku karena semakin aku menanggapinya semakin Mereka ingin mencari gara-gara denganku maka aku hanya bisa mengabaikannya saja.
Aku tampak santai menikmati makananku di salah satu restoran terkenal. Aku tahu mereka masih membuntutiku. Seolah aku sengaja melakukannya. Aku tidak tahu jika semua itu belakangan akan menjadi gosip hangat yang akan mereka umbar di kampus nanti.
bahkan setelah aku masuk ke dalam mobil taksi sekalipun kedua wanita itu seolah tidak ingin melepaskanku begitu saja, mereka masih membuntutiku secara terang-terangan dengan mobilnya.
awalnya aku ingin pergi ke rumah sakit terlebih dahulu untuk melihat keadaan mamaku di sana tetapi karena aku sedang dibuntuti oleh kedua orang itu aku memiliki keinginan untuk menunjukkan pada mereka jika aku saat itu Tengah menempati apartemen mewah.
"Bolehkah aku menyombongkan tempat yang aku tempati?"
Aku merasa jika aku bisa melakukannya. Aku ingin menunjukkan pada mereka jika saat ini aku bukanlah aku yang dulu yang bisa semena-mena mereka perlakukan dengan tidak adil.
Akhirnya aku meminta pak sopir untuk melajukan mobil taksi itu ke apartemen tersebut. Tampak mobil yang dikendarai kedua wanita itu pun menghentikan mobilnya tepat di depan apartemen. Aku sempat melihat mereka membuka jendela mobil dan menatapku masuk ke dalam.
Aku bersorak sembari melonjak dengan menenteng beberapa tas pakaian belanjaanku aku melenggang menaiki lift menuju ke lantai apartemen yang aku tempati berada.
Usai tiba di lantai yang aku tuju, aku masuk begitu saja ke dalam apartemen karena aku memiliki kunci apartemen itu. Aku melepaskan alas kakiku begitu saja dan bertelanjang kaki melenggang masuk. Aku meletakkan beberapa tas pakaian itu di atas rak sepatu yang ada di samping pintu masuk apartemen. Sengaja aku tidak menyalakan lampunya karena aku ingin menari terlebih dahulu untuk merayakan kemenanganku karena sudah berhasil membuat kedua wanita tadi melongo bahkan sampai ingin tahu semua tentangku tanpa banyak bertanya.
"Akh... hidup ini ternyata sangat menyenangkan setelah merasa bisa mengalahkan dua orang yang begitu menyebalkan di kampus,"
"Oh ya? sesenang itu?"
tiba-tiba aku mendengar suara seorang lelaki yang tampak begitu berat sedikit serak dan datar. aku langsung tahu pemilik suara tersebut Aku menoleh lalu menatap ke arah ruangan dengan lampu yang masih tajam tampak seseorang dari siluet yang tengah duduk di salah satu sofa.
"Akh!"
aku berteriak kencang karena aku begitu terkejut saat melihat bayangan seseorang di sana meskipun aku sudah bisa menebak Siapa orang itu Tapi tetap saja rasa terkejut itu harus aku ekspresikan.
aku melihat bayangan itu berdiri dari tempatnya berjalan mendekat menuju ke arahku kemudian perlahan semakin mendekat dan mendekat lalu mendorongku untuk melangkah ke belakang hingga perlahan tubuhku bagian belakang membentur tembok yang ada di sana.
"Ugh,"
aku mendengus ketika aku merasakan kulit punggung bagian atasku yang terbuka menyentuh permukaan rata tembok yang ada di belakangku. Dingin seketika aku rasakan. Ditambah himpitan tubuh tinggi gagah lelaki itu yang menekan. Kedua tangannya terulur dan mengurung tubuhku.
"Klik!"
Lampu ruangan pun menyala seluruhnya dan membuat terang benderang seluruh isi ruangan tersebut. Rupanya salah satu tangan lelaki itu sengaja menyalakan saklar lampu yang ada tepat di samping atas kepalaku, saat itu aku melihat tangannya masih mengurung tubuhku tepat di kedua sisi. Aku melihat wajah Dokter Rafandra yang tepat berada di depanku sedikit tinggi di hadapanku membuatku harus mendongak untuk melihatnya. Rasa senang menyelimuti perasaanku saat itu. Ada alirah hangat darahku yang memberi sinyal jika malam ini pasti aku dimanjakan olehnya. Bayangan itu terus menghiasi isi kepalaku aku tidak tahu kenapa tapi aku semakin kecanduan dimanjakan lelaki itu bahkan bisa dibilang aku menginginkannya.
"Kucing kecil, Apa yang membuatmu jadi sebahagia ini?"
aku mendengar lelaki itu berbisik ketika ia menundukkan kepalanya kearahku dan wajahnya begitu dekat denganku. Aku tersenyum sesaat lalu tanpa sadar mengecup salah satu sisi pipinya.
"Terimakasih banyak Dokter atas semuanya,"
lelaki itu pun lalu mengendurkan kedua tangannya Ia lalu terjaga setelah mendengar ucapan terima kasihku barusan. Tatapan tidak mengerti dari wajahnya bisa aku lihat.
"Untuk?"
"Untuk semua uang yang aku habiskan hari ini,"
Bisikku sembari mengerlingkan satu mata ke arahnya, dan ia merasa jika saat itu aku tengah menggodanya.
"Uang yang tidak seberapa itu kau menyukainya?"
aku lalu menganggukkan kepalaku beberapa kali tanda memang aku menyukainya.
"Tentunya Dokterlah yang paling aku suka,"
"Kau menggodaku? kau tahu konsekwensinya kan?"
aku meneguk ludahku sendiri sekali teguk saat aku baru menyadari apa yang sudah aku lakukan. Bayangan tidak bisa berjalan dengan normal selama setengah hari waktu itu setelah berhubungan seks dengannya masih membayangi benakku.