Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" Kamu tinggal dimana sayang, kok bisa sampai ke kota besar ini, sedangkan pencarian papah menunjuk kan jika kamu ada didesa terpencil.?" tanya bu anggun.
" tanya saja sama papah mah, papah pasti tau jawabannya." jawab kiran, sedangkan pak perabu malah mengangkat satu alisnya setelah mendengar ucapan kiran.
" maksud kamu gimana nak? papah tidak mengerti.?" ucap pak perabu, bingung dengan tuduhan yang di lontarkan kiran.
" papah harusnya selidiki dulu, jika ada seseorang yang memberi tahu informasi keberadaan ku, bahkan papah sama sekali tidak percaya." ucap kiran malah memberi teka teki pada pak perabu.
" papah gimana sih, harusnya kita sudah menemukan anak kita sudah dari lama, andai papah bicarakan semua sama mamah.!!" bu anggun memarahi pak perabu. sedangkan pak perabu mengingat siapa orang yang dimaksud oleh kiran.
setelah beberapa menit, pak perabu sudah mengingat siapa orang itu..
" apa yang kamu maksud almarhum pak abdul nak.?" tanya pak perabu memastikan.
" hmm.. almarhum kakek abdul yang membawa aku kesini, beliau sangat baik, bahkan beliau menikahkan aku sama cucunya, agar aku bisa menjadi keluarga mereka dan tidak menimbulkan fitnah, kakek juga berpesan pada ku untuk menyampaikan kata maafnya pada papah, semua kecelakaan yang di alami orang tua papah, bukan salah kakek abdul, melainkan ada orang yang menjebak kakek abdul, hingga semua bukti mengarah kepada beliau," ucap kiran panjang menjeda kata.
" kakek juga mengatakan orang yang membuat kedua orang tua papah kecelakaan adalah, orang yang sama dengan orang yang menyuruh pembantu yang menculikku dulu." lanjut kiran.
setelah mendengar semua yang kiran sampaikan, pak perabu terlihat dari matanya mengeluarkan tetesan air mata, karna selama ini pak perabu sudah salah paham,
bahkan saat pemakaman kakek abdul pak perabu tidak datang.
" papah memang b*doh, harusnya papah mencari bukti terlebih dulu sebelum salah menghakimi orang, bahkan orang itu sangat baik pada papah, walaupun papah sudah berbuat jahat padanya."
pak perabu menangis, dengan pandangan kosong terus menatap kedepan.
" mah nanti kita ke makam almarhum pak abdul dulu ya, entah beliau disana memaafkan papah atau tidak, dan papah sepertinya juga tidak pentas menerima kata maaf darinya walaupun diakhirat nanti." lanjutnya pak perabu menatap istrinya.
" papah jangan bilang gitu kakek abdul pasti memaafkan papah, beliau orang baik, aku yakin itu pah." ucap kiran mengelus tangan pak perabu mencoba menenangkan.
" sayang kamu bilang almarhum kakek abdul menikahkan kamu sama cucunya, apa maksud kamu putra.?" tanya bu anggun penasaran dengan pernikahan kiran.
" iya mah, tapi semalem aku udah di talak, bahkan hari ini mas putra akan mengajukan surat perceraian kita dipengadilan agama." jawab kiran, bu anggun dan pak perabu kaget mendengarnya.
" loh kok bisa.?" tanya bu anggun.
" mas putra tidak pernah mencintai aku mah, dia hanya terpaksa, karna almarhum kakek abdul mengancam tidak akan memberikan sepeserpun warisan untuknya jika mereka menolak pernikahan ku dan mas putra.." ucap kiran menjelaskan, bu anggun dan pak berabu mengangguk paham.
" apa kamu mencintai putra.?" tanya pak perabu.
" dulu setelah menikah aku mencoba mencintai dia, tapi saat aku melihat kelakuan bejadnya dengan kekasihnya, aku bahkan jijik pah saat dia ada dihadapan ku.?" jawab kiran.
" hahh.. apa.? dia masih berhubungan dengan wanita lain setelah menikah denganmu.?" ucap bu anggun geram mendengarnya, begitu juga pak perabu.
" si*lan berani sekali putra mempermainkan anak ku!!. apa mereka semua jahat padamu nak.?" ucap pak perabu bertanya pada kiran tentang kelakuan mereka.
" tidak semua pah, ayah dan almarhum kakek saja yang sangat baik pada ku." jawab kiran jujur.
" papah akan beri mereka pelajaran nanti." ucap pak perabu, bu anggun mengangguk setuju.
" jangan pah, biar Allah yang membalas perbuatan mereka, lagian mereka hanya menghina dan memandang rendah aku aja, tidak menyakiti fisik ku.!" ucap kiran melarang papahnya, karna benar kiran tidak sakit fisik cuma sakit hati..
" anak mamah emang baik, mamah sangat berterima kasih pada bapak yang membesarkan mu karna mendidikmu hingga kamu menjadi peribadi sangat baik." ucap bu anggun memeluk kiran lagi, dengan senang hati kiran membalas pelukan bu anggun.
" ayo kita pulang sekarang pah, mamah akan masakin. makanan yang enak buat putri kita." lanjut bu anggun mengajak kiran pulang ke istananya.
" nanti siang aja ya mah, aku sekalian mau pamit sama ayah, lewat orang bayarannya, aku juga sudah janji buat masakin teman-teman arisan bu mayang." ucap kiran.
" apa kamu masak buat teman arisan mayang, gak mamah gak izinin." jawab bu anggun melarang kiran memasak kan teman arisan bu mayang.
" tapi mah aku udah janji, sekali ini lagi aja mah." ucap kiran memohon,
" biar mah, papah juga ingin kiran menyampaikan pesan pada orang suruhan yoga." ucap pak perabu ikut menyela obrolan mereka, bu anggun menghembuskan nafas kasar sebelum berucap.
" iya ya, tapi kamu jangan terlalu capek ya sayang, mamah nanti siang akan ajak kamu belanja." ucap bu anggun mengelus pucuk kepala kiran, sedangkan kiran hanya mengangguk sebagai jawabannya.
" ya udah aku belanja dulu ya mah kedalam, sudah telat pulang soalnya, bisa-bisa nenek lampir itu marah-marah sama aku nanti, kalau aku terlalu lama dipasar." ucap kiran dengan candaannya, bu anggun dan pak perabu terbahak mendengar kiran menyebut bu mayang dengan sebutan nenek lampir..
" ya udah ayo mamah temenin biar cepat selsai." jawab bu anggun dan kiran mengangguk setuju.
mereka keluar dan belanja bersama, sedangkan pak perabu segera menghubungi pasukannya untuk menghentikan pencarian karna kiran sudah ditemukan.
" suruh mereka kembali, tugas kalian selsai." setelah panggilan terhubung pak perabu langsung mengatakan beberapa kata dan langsung memutuskan panggilan..
.
kiran dan bu anggun selsai belanja, dan kiran diantar oleh mereka sampai depan gerbang keluarga wijaya.
" sayang mamah minta nomer kamu, nanti kalau kamu sudah selsai masak mamah dan papah, akan langsung jemput kamu kesini." ucap bu anggun sebelum kiran keluar dari mobil..
" aku gak punya Hp mah, bahkan dari dulu aku gak pernah punya."jawab kiran, sedangkan bu anggun bu anggun dan pak perabu yang mendengar jawaban kiran, merasa sakit hatinya.
" ini kamu pegang Hp mamah, nanti mamah akan hubungi kamu lewat Hp papah, kamu tahu kan cara angkat telpon gimana." ucap bu anggun memberikan Hp miliknya pada kiran,
" tau mah kalau cuma angkat telpon, kalau suruh telpon baru aku gak tau.. hehe.." bu anggun tersenyum mendengar kejujuran anaknya.
" gak apa-apa nanti pulang dari sini mamah beliin, sekalian mamah ajarin kamu menggunakan Hp." ucap bu anggun. Kiran langsung menggeleng.
" gak usah mah. mahal." jawab kiran.
" gak apa sayang, uang papah gak akan habis kalau hanya buat beli Hp, bahkan pabriknya papah juga bisa beli." ucap bu anggun dengan sombongnya.
" buat apa mah beli pabrik Hp, kasihan dong yang punya nanti gak punya usaha lagi." jawab kiran polos, bu anggun dan pak perabu yang sedari tadi menyimak terbahak mendengar kepolosan anaknya.
" inget ya nak nanti kalau ketemu orang ayah yoga. kamu sampaikan pesan papah, suruh ayah yoga menemui papah, di perusahaan Perabu Company.." ucap pak perabu curiga jika pak yoga juga mengetahui sesuatu seperti kakek abdul.
" Insya Allah pah.." jawab kiran.
" ya udah sana kamu masuk sayang, biar cepat selsai masaknya dan kamu bisa langsung pergi dari sini, nanti mamah jemput kamu jam 12 siang." ucap bu anggun.
" iya mah, ya udah aku masuk dulu." jawab kiran mencium takzim kedua tangan orang tuanya, sedangkan mereka yang baru pertama diperlakukan seperti itu terharu menatap langkah kiran.
Bersambung...