Xiao Ming, seorang ahli pedang terkenal yang disegani oleh semua orang. Dia memandang dunia dengan cara yang sangat naif.
Semua orang mengakui kemampuannya tapi tidak dengan penampilannya, dia memiliki wajah yang terluka akibat pedang sehingga orang orang diam diam takut dengan penampilannya.
Sampai akhirnya, dia akan menikah dengan gadis impiannya. Siapa yang menyangka bahwa gadis yang dicintainya ini mengkhianatinya dan membunuhnya di malam pernikahan demi mengambil kekuatannya.
Dia meninggal dengan penuh penyesalan , untungnya Dewa berbelas kasih kepadanya dan membiarkannya untuk terlahir kembali ke tubuh seorang anak yang tidak berguna.
Akankah Xiao Ming berhasil untuk membalaskan dendam orang yang membunuhnya?
Halo semuanya, bisa mampir ya untuk kelanjutan kisah Xiao Ming! Terimakasih banyak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19 - Kepergian Chu Wanxing
Xiao Ming menatap dengan tatapan dingin, Zhao Liang benar benar telah bekerja sama dengan Iblis dan ini bukanlah berita yang baik. Buktinya, di tempat sekecil Kota Yunhe ini sekalipun masih ada seorang antek iblis.
Untungnya dia menyadari betul betapa bahayanya ancaman ini dan seiring bertambahnya kekuatan maka tantangan yang akan dia hadapi akan menjadi semakin banyak.
Xiao Ming memejamkan matanya dengan penyesalan, mengapa dia langsung membunuh Zhao Liang tanpa memintanya untuk mengatakan apa yang dia tahu tentang rencana Iblis.
Tidak, dia tidak bisa hanya berpuas diri dengan tingkat kultivasi nya saat ini. Jika ingin menghentikan bencana yang mungkin menerpa Enam Alam, maka dia harus meningkatkan kekuatannya menjadi seperti pada saat masa kejayaannya dulu atau bahkan lebih kuat lagi.
Enam Alam terdiri dari Manusia, Siluman, Hewan Spiritual, Peri dan Dewa. Dikatakan bahwa Alam terakhir, yaitu Alam Dewa telah musnah bersama dengan peperangan Iblis terakhir.
Sehingga hanya menyisakan Lima Alam dan yang paling tinggi pada saat ini adalah Alam Peri seperti yang dia tinggali sebelumnya.
Xiao Ming tiba tiba tersadar bahwa masih ada Chu Wanxing, sehingga dia langsung menggunakan pedangnya untuk menebas rantai milik Chu Wanxing.
Dia tidak pandai dalam pengobatan sehingga tidak berani untuk melakukan terlalu banyak, dia memberikan dukungan kekuatan untuk melindungi vitalitas Chu Wanxing.
Lalu dia menggendong Chu Wanxing yang terkulai lemas di punggungnya.
"Nyonya Chu, bertahanlah. Setidaknya untuk Huashu yang pada saat ini sedang menunggumu. " Ucap Xiao Ming.
"Seandainya aku tidak ada, apakah Tuan bisa berjanji padaku untuk melindungi Huashu ? Aku, Chu Wanxing akan membayarnya di kehidupan selanjutnya. " Ucap Chu Wanxing dengan lemah.
"Tenang saja, ketika tiba di Klan Xiao, aku pasti akan memanggil tabib hebat untuk melindungi nyawamu sehingga kamu bisa hidup dengan damai bersama putrimu. " Balas Xiao Ming.
"Aku paling tahu kondisiku, penyesalanku seumur hidup ini adalah tidak mampu melindungi Huashu dengan baik. Tuan, berjanjilah padaku , dengan begitu aku bisa merasa tenang. " Ucap Chu Wanxing.
"Aku berjanji untuk melindungi Huashu. " Ucap Xiao Ming meyakinkan.
Bahkan, tanpa diminta sekalipun, dia akan melakukan hal yang sama untuk Huashu.
"Baguslah kalau begitu, maka aku bisa tenang. " Balas Chu Wanxing tersenyum tulus.
Sebelum akhirnya kepalanya terkulai lemas dan nafasnya berhenti, hal ini membuat langkah Xiao Ming ikut berhenti.
Dia menghela nafas pelan dan mau tidak mau merasa sedikit menyesal karena datang terlambat sehingga tidak bisa melindungi orang yang tidak berdosa.
"Takdir memang suka mempermainkan manusia. " Gumam Xiao Ming dengan lembut dan menoleh ke belakang lalu mengayunkan tangannya.
Kediaman Zhao dibakar dengan mengerikan oleh api murni milik Bunga Matahari Api yang diserap oleh Xiao Ming sehingga bahkan ketika hujan deras turun, masih tidak mampu untuk memadamkan api milik Xiao Ming.
Xiao Ming membawa tubuh Chu Wanxing, paling tidak untuk bertemu dengan Huashu terakhir kalinya. Dia merasa bahwa Huashu memiliki hak untuk bertemu dengan Ibunya di saat terkahir kalinya agar tidak meninggalkan penyesalan di dalam hatinya.
Huashu akan ikut dengan dirinya, kelak pasti akan menempuh jalan kultivasi maka mau tidak mau harus bisa melepaskan masa lalu jika tidak maka akan ditelan oleh Iblis hati dan menjadi kultivator Iblis seperti Zhao Liang tadi.
Xiao Ming tidak ingin masalah ini terjadi pada Huashu dan maka dari itu, lebih baik Huashu merasa sedih sesaat pada hari ini atau dalam beberapa hari ini sebelum akhirnya menerima kenyataan dan mampu untuk berjalan ke depan dengan langkah yang mantap.
Sesampainya di kediaman Xiao, Xiao Ming masuk dengan pakaian yang basah kuyup. Terlihat bahwa Lily dan Huashu menunggu kepulangannya.
"Huashu, Ibumu telah pergi. " Ucap Xiao Ming.
Huashu kecil bagaikan disambar oleh petir dan terjatuh di tanah lalu menatap Ibunya yang ada di punggung Xiao Ming dengan tatapan linglung sebelum akhirnya tersenyum getir.
"Maafkan aku, aku pada akhirnya tidak bisa menyelamatkannya tepat waktu. " Ucap Xiao Ming dengan penyesalan.
"Tidak perlu meminta maaf, paling tidak dia meninggal dengan bahagia dan semua bebannya telah dilepaskan. Lihatlah bahwa dia meninggal dalam kondisi tersenyum yang menunjukkan bahwa dia puas dan siap untuk menghadapi kematiannya. " Ucap Huashu dengan tenang.
Xiao Ming menghela nafas melihat betapa keras kepalanya anak ini lalu menurunkan Chu Wanxing di teras kediamannya, Huashu duduk bersimpuh di samping Ibunya tanpa mengatakan apapun.
Xiao Ming menatap ke arah Lily yang ingin menghibur Huashu lalu menggelengkan kepalanya sehingga Lily kembali mundur ke belakang. Xiao Ming memberikan isyarat kepada Lily untuk mundur.
Tidak lama kemudian, Huashu mulai menangis dengan pelan tanpa suara. Tapi, jika orang orang melihat secara langsung maka bisa langsung mengetahui sebesar apa tekanan yang ditanggung oleh anak ini semasa hidupnya.
"Mengapa Tuan Muda melarangku untuk menghiburnya ? " Tanya Lily dengan heran.
"Huashu adalah anak yang cerdas dan tegar tapi dia juga keras kepala. Selama ini dia sudah hidup di injak oleh orang lain, maka dia pasti akan enggan untuk menunjukkan kelemahannya di hadapan orang lain. Maka dari itu, jika dia merasa aman dan tidak ada orang di sekitar, baru dia bisa meluapkan emosinya selama ini. Menangis bukanlah hal yang buruk, yang penting adalah tidak berlarut larut. " Nasihat Xiao Ming.
Lily menganggukkan kepalanya tiba tiba mengerti dengan alasan tindakan Xiao Ming, dia juga terkejut karena Xiao Ming tiba tiba menjadi sangat bijaksana sejak dia bangun dari komanya. Seolah olah dia telah berubah menjadi orang yang berbeda.
Perubahan ini tentunya sangat bagus, tapi jika perubahan terlalu besar maka tentu saja terasa tidak biasa dan asing.
Xiao Ming melihat bahwa Huashu mulai menangis dengan kencang dan mengeluarkan rasa frustrasi nya
setelah tidak diganggu oleh siapa siapa lagi. Anak ini begitu menyedihkan sampai sampai melihatnya saja bisa membuat hatinya merasa pedih.
Huashu menangis sepanjang malam dan pada saat yang sama, hujan juga terus turun dengan sangat deras seolah olah memahami kesedihan Huashu dan ingin menemaninya.
Lily merasa tidak tahan untuk tidak tidur semalaman seperti itu sehingga hanya Xiao Ming yang berdiri bersandar di pintu dan melipat tangannya di depan dada dengan tatapan datar.
Sejak malam, tatapannya tidak pernah beralih dari Huashu hanya untuk memastikan bahwa anak itu aman dan tidak melakukan hal yang ekstrem.
Keesokan harinya
"Apakah kamu sudah meluapkan semua yang telah kamu rasakan ?" Tanya Xiao Ming.
"Tuan muda, izinkan aku bertanya, apa alasan Tuan Muda menyelamatkan dan merawatku ?" Tanya Huashu justru balik bertanya kepada nya alih alih menjawab pertanyaannya.
...----------------...
Jangan lupa like, komen, share dan vote ya 😊
Note : maaf ya kemaren gak up karena kemaren author lagi kurang fit ya, jadi gak bisa up
Terimakasih ya buat para pembaca setia author yang rela menunggu