Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Hukuman
Bab 6. Hukuman
Mami Rosalina dan Ryan terkejut setengah mati mendengar ucapan Reyhan. Keduanya seperti sedang bermimpi karena berita mengejutkan itu terasa sangat mustahil.
"Kita menikah satu minggu yang lalu," ucap Reyhan setelah duduk di kursi. "Arumi, duduk di sampingku!"
"Iya, Mas," balas Arumi sambil duduk di samping suaminya.
"Jangan bercanda Reyhan!" pekik Mani Rosalina marah.
"Siapa yang bercanda? Arumi sekarang yang bertanggung jawab untuk mengurus diriku. Agar tidak terjadi fitnah dan menjauhi zina, kita berdua menikah saja," balas Reyhan dengan nada santai.
"Sayang, aku lapar. Cepat suapi aku!" titah laki-laki yang kepalanya botak.
Arumi mengambil beberapa makanan sesuai dengan keinginan Reyhan. Lalu, dia menyuapi suaminya.
"Kamu juga makan. Kita makan sepiring berdua saja," ucap Reyhan. Dia ingin membuat Ryan cemburu dan Mami Rosalina semakin marah karena perbuatannya saat ini.
Dunia Ryan terasa runtuh saat mengetahui orang yang dicintai kini sudah menjadi istri kakaknya. Dia merutuki kebodohan dirinya karena tidak berani mengambil tindakan seperti yang dilakukan oleh Reyhan. Karena dia terlalu penurut kepada Mami Rosalina.
Dada Ryan terasa sangat sesak melihat pemandangan di depan matanya. Dahulu, dia juga sering makan bersama Arumi. Waktu itu mereka sangat bahagia, dunia terasa milik berdua.
Arumi sebenarnya merasa tidak nyaman berada di rumah ini, Apalagi sejak tadi Ryan terus menatap ke arahnya dengan tatapan terluka dengan wajah sendu. Berbanding terbalik dengan Mami Rosalina yang melihatnya dengan penuh amarah. Rasanya dia ingin kabur dari hadapan mereka. Namun, apa boleh buat, dia hanya bisa pasrah mengikuti keinginan suaminya itu.
"Sayang, aku sudah kenyang," ucap Reyhan sengaja bicara dengan mesra untuk mengusik Ryan.
Reyhan melakukan balas dendam rasa sakit ibunya kepada Ryan. Mami Rosalina sudah merebut orang yang dicintai mamanya, maka sekarang dia pun melakukan hal yang sama. Merebut wanita yang dicintai oleh Ryan. Dia yakin Mami Rosalina akan ikut menderita ketika melihat anaknya juga menderita, sakit hati, cemburu, dan patah hati.
Bagi Reyhan, Mami Rosalina dan Ryan adalah manusia jahat. Tiba-tiba masuk ke dalam kehidupannya tanpa izin. Sementara itu, untuk papinya dia sudah punya rencana sendiri. Dia sudah lama merancang rencana untuk menghancurkan orang-orang yang sudah membuat hidup mamanya hancur.
Setelah memastikan Reyhan tidur karena efek dari obat, Arumi pulang ke rumah untuk membawa beberapa pakaian dan pekerjaannya yang seminggu ini terhenti. Karena kesibukan mengurus Reyhan.
"Apa kamu baik-baik saja tinggal di rumah itu?" tanya Bu Seruni yang mengkhawatirkan putrinya.
"Iya, Bun," jawab Arumi. "Bunda tenang saja. Semua baik-baik saja. Ternyata Mas Reyhan memperlakukan aku dengan baik, walau nada bicaranya terdengar ketus, tetapi saat kita berdua, dia bersikap romantis."
Muka Arumi berubaha merah padam. Bu Seruni pun tersenyum geli. Dia mengira kalau Arumi sedang malu-malu karena sikap Reyhan yang romantis dan membuatnya tersipu malu.
Sebenarnya, Arumi sangat malu ketika mengingat kejadian tadi pagi. Dia memandikan dan menyentuh seluruh tubuh Reyhan. Hal itu membuatnya malu setengah mati, padahal dia berusaha untuk tidak melihat ke arah suaminya ketika memandikannya.
"Ini pepes ikan untuk Reyhan. Katanya dia suka masakan Bunda." Bu Seruni memberikan satu kotak makanan berisi pepes ikan yang dimasak memakai presto.
"Makasih, Bunda!" Arumi memeluk ibunya.
Dua buah koper kini ada di hadapan Arumi. Ternyata membutuhkan waktu dua jam untuk membereskan itu semua. Dia tadi bergerak secepat mungkin agar tidak membuang-buang waktu, tetapi tetap saja tidak cukup waktu yang diberikan oleh Reyhan.
Pulang pergi juga membutuhkan waktu hampir satu jam. Jadi, Arumi pergi sekitar tiga jam.
Begitu masuk ke dalam kamar, Reyhan sedang duduk di sofa yang menghadap jendela. Dengan perlahan Arumi mendekati suaminya.
"Kamu datang terlambat!" ucap Reyhan dengan tegas.
"Ya. Karena aku membutuhkan banyak waktu untuk membereskan barang-barang yang mau aku bawa," balas Arumi berharap suaminya paham.
"Karena kamu sudah bersalah dengan tidak menuruti perintah aku, maka kamu harus dihukum!"
"Hei, aku ini pergi ke rumah langsung beres-beres dengan buru-buru, tidak berleha-leha. Tetap saja membutuhkan waktu. Coba Mas lakukan sendiri apa cukup setengah jam membereskan semua itu!" balas Arumi tidak kalah dengan nada tegas.
"Tidak ada bantahan!"
Kata-kata itu seperti mantra bagi Reyhan dan Arumi pun diam. Walau di dalam hatinya dia ingin berteriak kepada laki-laki yang keras kepala itu.
"Mas mau menghukum aku dengan cara apa? Mengurung aku? Atau memukul aku?" tanya Arumi dengan nada ketus karena kesal. Baginya hal ini tidak jadi masalah bagi mereka berdua. Jadwal makan siang juga masih ada satu jam lagi. Jadi, dia tidak mengabaikan dalam mengurus suaminya.
"Mengurung? Memukul? Hukuman apa itu?" ucap Reyhan. "Aku bukan orang seperti itu."
"Lalu, Mas mau menghukum aku dengan cara apa?" tanya Arumi semakin menaruh curiga kalau laki-laki itu sedang mempermainkan dirinya.
"Sini! Kamu duduk di pangkuanku," perintah Reyhan sambil menepuk pahanya.
Arumi mengerutkan kening. Dia tidak paham hukuman apa yang akan diberikan oleh suaminya. Dia pun berjalan dua langkah, lalu duduk di pangkuan Reyhan.
Tubuh Arumi tiba-tiba merinding ketika tangan Reyhan menyentuh punggungnya. Laki-laki itu melingkarkan sebelah tangan di pinggangnya dan merapatkan tubuh mereka.
Sebelah tangan lainnya, menuju ke muka Arumi menyentuh pipi dan bibirnya. Dengan perlahan pindah ke tengkuknya, lalu menarik mendekat agar bibir mereka saling bersentuhan.
Reyhan mencium bibir Arumi dengan liar. Sejak ciuman pertama mereka tadi pagi, dia langsung menyukainya.
Arumi hanya bisa pasrah mendapatkan perlakuan seperti itu dari Reyhan. Karena kesal dia membalas ciuman suaminya tidak kalah liar. Kedua tangannya melingkar di leher sang suami.
Ryan melihat Reyhan dan Arumi sedang berciuman dari kaca jendela yang menghadap taman. Air matanya sudah menumpuk di pelupuk netranya. Sungguh pemandangan yang membuatnya sakit hati.
"Kenapa? Kenapa kamu lakukan itu Rumi?" batin Ryan.
Dengan hati dipenuhi rasa amarah, Ryan pergi meninggalkan rumah. Dia marah kepada takdir yang diterimanya saat ini. Kenapa cintanya tidak bisa bersatu? Kenapa mempunyai ibu yang tidak mau menerima wanita pilihannya? Kenapa harus ada perbedaan status?
Mami Rosalina yang berada di kamar atas melihat kepergian Ryan. Dia melihat anaknya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Namun, dia tidak merasa kalau semua itu berawal dari dirinya yang tidak mau menerima hubungan putranya dengan gadis yang dipandangnya miskin.
"Aku harus mencari cara agar Reyhan dan Arumi pergi dari rumah ini?" batin Mami Rosalina.
Sebagai pewaris utama keluarga, Reyhan tidak akan mudah disingkirkan begitu saja dari rumah utama ini. Namun, tidak ada yang mustahil di mata wanita paruh baya itu.
***
Masih crazy up, ya, hari ini. Jadi, langsung baca jangan ditimbun dulu. Jangan lupa kasih like dan komentar.
dia sudah menyakiti Arumi padahal Arumi tulus banget sama Reyhan