NovelToon NovelToon
The Warrior Queen

The Warrior Queen

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:220.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Imelda Savitri

Setelah di hianati oleh rekan yang sangat dipercaya nya. Katrina mati mengenaskan ditembak oleh rekan sekaligus orang yang ia cintai. Namun ia mendapatkan kesempatan kedua, dimana ia bertransmigrasi dalam raga seorang Duchess yang gila cinta dan haus akan perhatian sang Duke membuatnya terpaksa hidup di dalam raga tipe wanita yang sangat ia benci.

Author mencoba membuat cerita bertema Transmigrasi seperti ini. Author harap para readers menyukainya. Terima kasih dan selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05

Ataupun buah yang hampir busuk selama mereka hidup. Awalnya memakan itu membuat mereka sakit perut, tapi perlahan-lahan perut mereka mulai terbiasa makan makanan seperti itu.

Kalaupun ingin makan ayam, mereka hanya mengulum dan mengunyah tulang bekas ayam yang sudah tak berdaging. Anak laki-laki pertama juga ingat dengan jelas saat mereka berumur 3 tahun, mereka diberikan makan roti yang di hancurkan lalu dicampur air setiap hari.

"Lihat, aku tidak mati kan. Jadi sebaiknya kalian duduk dan makan di meja ini." Ucap Katrina.

"Tidak akan!" Balas anak laki-laki yang sejak tadi selalu melawannya, ia tetap pada pendiriannya.

Namun tidak dengan kedua adiknya, anak laki-laki yang satu nya lagi tiba-tiba berdiri dan berlari mendekati kursi lalu duduk disana. Diikuti anak perempuan yang langsung menepis tangan kakaknya lalu pergi dan duduk di samping anak laki-laki yang kini sudah mengambil sepotong ayam lalu memakannya dengan lahap.

"Kalian?! Di makanan itu bisa saja ada racunnya dan kalian berdua bisa mati!" Teriak murka anak laki-laki tadi, namun kedua adiknya seakan tuli.

Mereka tidak menghiraukan peringatan dari kakaknya. Justru anak laki-laki yang tengah memakan sepotong paha ayam dengan lahap berkata di sela-sela mengunyah makanannya.

"Biarlah kak, setidaknya kami sempat merasakan makanan enak ini sebelum mati." Ucapnya dan di setujui adik perempuannya dengan anggukan.

"Lihat, kau sudah kalah. Jadi ayo cepat kemari sebelum kedua adikmu menghabiskan makanan ini." Ucap Katrina.

"Hmm! Aku takkan menuruti mu!" Ucapnya, masih keras kepala.

Anak laki-laki itu diam-diam menelan ludahnya ketika melihat kedua adiknya mengunyah daging dan roti yang terlihat empuk dengan lahap.

"Kakak, ayam ini enak. Kemarilah." panggil adik perempuan nya dengan menunjukkan paha ayam padanya.

"Aku tidak mau!" Teriaknya dengan mata yang memerah, Katrina melihat bibir anak laki-laki itu yang melengkung kebawah dan bergetar.

Perlahan-lahan air mata yang ditahannya akhirnya jatuh setitik membasahi pipi mungilnya.

"Huwaaaa! Kalian jahat! Kalian lebih memilih wanita jahat itu daripada aku! Penghianat! Kalian penghianat hiks...hiks..." Tangisnya pun akhirnya pecah disertai hentakkan kaki nya berulang kali menginjakkan tanah.

"Huwaaaa! Haaaa!" Tangisnya semakin kencang, membuat kedua anak yang duduk di meja menoleh menatap ke arah Katrina yang saat ini sedang panik.

"Eh malah nangis. Duh, gimana nih?" Gumam Katrina.

Lalu karena panik dan tidak tahu cara menenangkan bocah saat menangis.

Katrina segera turun dari kursinya lalu mendekati anak laki-laki yang nangis itu sembari membawa sepotong paha ayam. Kemudian ia langsung menyuapkan paha ayam itu di mulut mungil anak laki-laki yang tengah menangis tantrum sambil mengap-mangap itu.

Sontak anak laki-laki itu terdiam dari tangisnya lalu langsung memakan paha ayam yang disumpalkan di mulutnya dengan lahap. Tanpa memperdulikan Katrina yang sudah menarik lengan kecilnya lalu mengangkat tubuhnya dan mendudukkan nya di kursi yang ada di sampingnya.

"Nah, sekarang makan!" Ucap Katrina menekan setiap kalimatnya.

.

.

.

Beberapa saat kemudian berbagai makanan yang dihidangkan di meja tadi habis tidak tersisa. Katrina hanya makan sedikit saja karena sudah merasa kenyang ketika melihat ketiga bocah itu makan.

"Terima kasih ibu." Anak perempuan itu tersenyum sembari menyeka mulutnya yang berminyak.

"Hmm." Respon Katrina.

Lalu ia segera beranjak pergi meninggalkan ketiga anak itu, kembali ke kamar nya dimana sudah ada Simon yang berdiri tepat di depan pintu kamarnya. Simon menunduk hormat lalu ikut masuk bersama Katrina.

"Simon, apa ketiga anak itu selama ini makan dengan baik?" Tanya Katrina menatap tajam ke arah Simon.

"Tidak nyonya, selama ini mereka makan makanan sisa dari hidangan yang telah anda makan atau bahkan yang hampir basi." Terang Simon tanpa menutupi semuanya.

"Apa aku dulu sejahat itu?" Tanya Katrina lagi.

"...." Simon nampak sulit untuk menjawabnya, raut wajahnya tampak gelisah.

"Aku ganti. Apa aku kerap menyakiti mereka dahulu?"

Simon masih memasang raut wajah tampak gelisah nya.

"Y-ya nyonya" Jawabnya akhirnya.

"Hah.." Katrina menghela nafas berat sejenak.

"Menurutmu aku ini orangnya bagaimana?" Katrina kembali bertanya.

"Maaf, yang anda maksud apakah anda yang dahulu atau anda yang sekarang?" Tanya Simon balik.

Katrina tampak mengerutkan dahinya.

"Apa aku terlihat berbeda dengan yang dulu?"

Katrina ingin tahu, bagaimana sikap Luxio sebenarnya, dan ia tahu betul jika sikap seseorang bisa diketahui dari cara ia bersikap kepada orang lain.

"Anda dermawan, b-baik, terpelajar, anggun, dan j-"

"Berhenti!" Potong Katrina.

"Aku mau jawaban jujurmu Simon. Kau tidak bisa membohongi ku" Tegas Katrina.

Tentu saja ia tahu jika Simon berbohong, semua itu terlihat dari matanya yang selalu menghindar serta melihat ke atas dan kebawah.

"Anda... selalu berteriak pada kami para pekerja, dan memaki kami. Anda juga sering menghancurkan barang atau memukul ketiga anak anda jika anda tidak mendapatkan apa yang anda inginkan, l-lalu anda juga menolak untuk mengurus kediaman ini, anda juga s-"

"Cukup Simon" Katrina sekali lagi memotong ucapan Simon.

"Apakah aku harus jujur akan kebenaran jika aku bukanlah Duchess yang asli?" Batin Katrina.

"Simon, apa kau percaya mengenai hal-hal mistis mengenai jiwa seseorang yang terjebak di dalam tubuh orang lain?" Tanya Katrina.

"Saya percaya. Karena saya percaya tidak ada yang tidak mungkin apabila dewa telah berkehendak." Jawabnya dengan mantap.

"Bagaimana jika aku memberitahumu jika aku bukan Duchess Luxio?" Mata Simon seketika terbelalak disertai raut wajah terkejut namun beberapa saat raut wajahnya berubah kembali tenang.

"Saya telah menebak hal ini." Jawabnya.

"A-apa?" Kali ini Katrina lah yang nampak terkejut.

"Apa terlihat sangat jelas?" Tanya Katrina.

"Ya nyonya. Cara anda yang menatap pria tua seperti saya ini dengan hormat, cara anda berbicara, berjalan, serta perlakuan anda terhadap saya serta ketiga anak anda yang sangat jauh berbeda dengan yang dulu. Membuat saya merasa jika anda adalah orang lain." Jawab Simon, ada raut wajah bahagia dari manik mata Simon saat Katrina melihatnya.

"Jika pun itu anda benar adalah Duchess Luxio, maka saya berharap anda selamanya melupakan semuanya seperti saat ini." Timpalnya lagi.

"Kenapa kau seyakin itu jika aku ini adalah orang lain?" Tanya Katrina.

"Karena ketika saya membantu mengangkat tubuh anda yang telah lama mengapung di kolam saya sudah tidak merasakan denyut nadi, detak jantung dan nafas anda. Seolah-olah anda benar-benar sudah mati hari itu." Jelasnya.

"Jika sudah begini, maka aku akan jujur padamu Simon. Aku memberikan kepercayaan ku padamu simon." Ucap Katrina tersenyum bahagia.

"Nama ku Katrina. Aku bukanlah orang yang hidup pada abad ini. Di dunia ku yang dulu sudah memasuki abad ke-21. Aku dulunya adalah seorang tentara wanita di negara ku, yang meninggal di usia 27 tahun karena ditembak oleh rekan ku yang mengkhianati ku." Ungkap Katrina.

"Tentara itu apa nyonya?" Tanya Simon.

"Hmm... seperti seorang prajurit yang siap berperang demi melindungi negara dari musuh yang ingin menjajah maupun merusaknya."

Mata pria tua itu nampak berbinar.

1
Zarynn
Kecewa
Zarynn
Buruk
Nadine Wulans
semangat kak author di tunggu up darimu😍😍
Nisar Hery
knapa ga di selingi peran lainya tor,, mantan suaminya gitu , biar ga bahas softek doang dari kemarin/Pray/
Lucy: bakal otw kok kak, aku fokus ke sini dulu, di chapter selanjutnya bakal ketemuan kok
total 1 replies
Ray Aza
side job archduchess, konveksi cd... 😅😅😅😅😅
Lucy: Archduke bilek: nurut aja apa kata bini/Proud/
total 1 replies
Lyvia
semangat duches
nuwun thor upnya
Lucy: sami-sami kak
total 1 replies
230288
semangat selalu kakak author yg baik
/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Lucy: terima kasih banyak/Chuckle/
total 1 replies
Aisarah Silma
Luar biasa
Lucy: makasih banyak kak
total 1 replies
sahabat pena
🤣🤣🤣🤣tamu yg tdk diundang
sahabat pena: 🤣🤣🤣🤣🤣
Lucy: /Sob/mana gak ngasih tanda" pula
total 2 replies
afifah aefa
Luar biasa
Lucy: terima kasih banyak kak untuk penilaian nya
total 1 replies
Syari Andrian
lagiiiiiiiiiiiiii
Neny Andriyani
Luar biasa
Lucy: makasih banyak kak
total 1 replies
Nadine Wulans
lanjut kak di tunggu dobel up nya. tiap buka aplk cuma mau liat kakak author udah up blm. terima kasih
Lucy: wahh makasih banyak kak, aishiteru /Smile//Scream/
total 1 replies
Ray Aza
woolnya utk lapisan dalam permukaannya ksh kain yg halus
Lucy: kain wol mahal kak, jadinya pake katun biasa
total 1 replies
Yusni
tambh up nya thotrrr
.: mampir komen nya juga kak ke cs aku/Sob//Sob/
total 1 replies
Lyvia
nuwun thor matrehat
Etty Rohaeti
lanjut
Serenarara
Iya, gw jg jd kesel sama luxio.
Serenarara
Kayaknya cantik banget si duchess sekarang ya?
Lucy: banget
total 1 replies
Yunita Rosanti
author semangattt untuk up selanjutnya, tambah penasaran 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!