NovelToon NovelToon
Dia Anakku

Dia Anakku

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Anak Genius / Ibu Pengganti / Kehidupan di Kantor / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mommy Ghina

Ditalak ketika usai melahirkan, sungguh sangat menyakitkan. Apalagi Naura baru menginjak usia 20 tahun, harus kehilangan bayi yang dinyatakan telah meninggal dunia. Bagai jatuh tertimpa tangga dunia Naura saat itu, hingga ia sempat mengalami depresi. Untungnya ibu dan sahabatnya selalu ada di sisinya, hingga Naura kembali bangkit dari keterpurukannya.

Selang empat tahun kemudian, Naura tidak menyangka perusahaan tempat ia bekerja sebagai sekretaris, ternyata anak pemilik perusahaannya adalah Irfan Mahesa, usia 35 tahun, mantan suaminya, yang akan menjadi atasannya langsung. Namun, lagi-lagi Naura harus menerima kenyataan pahit jika mantan suaminya itu sudah memiliki istri yang sangat cantik serta seorang putra yang begitu tampan, berusia 4 tahun.

“Benarkah itu anak Pak Irfan bersama Bu Sofia?” ~ Naura Arashya.

“Ante antik oleh Noah duduk di cebelah cama Ante?” ~ Noah Karahman.

“Noah adalah anakku bersama Sofia! Aku tidak pernah mengenalmu dan juga tidak pernah menikah denganmu!”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1. Jatuh Talak

“Aku Irfan Mahesa, hari ini  menjatuhkan talak pada Naura Arashya, mulai detik ini lepas tanggung jawabku sebagai suamimu!”

Tidak ada hujan, tidak ada badai akan tetapi terdengar jelas suara petir yang begitu menggelegar di dalam ruang rawat inap di salah satu rumah sakit bersalin. Tubuh wanita muda itu gemetar hebat bagaikan hawa yang begitu dingin melingkupi tubuhnya yang masih rapuh.

“M-Mas ... tidak ... Mas, a-aku salah apa Mas! Kenapa Mas Irfan menalakku seperti ini?” tanya wanita yang baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki, namun sayangnya bayi itu dinyatakan telah meninggal dunia saat lahir.

Pria yang memiliki paras tampan meletakkan dua amplop coklat besar di atas nakas. “Ini uang mut’ah dan nafkah masa idahmu, bisa kamu gunakan untuk menyelesaikan kuliahmu,” ujar Irfan begitu dingin.

Naura sudah tak tahan lagi, baru saja dia kehilangan bayi laki-lakinya, sekarang suaminya yang begitu baik padanya selama setahun belakangan ini, tiba-tiba menjatuhkan talaknya tanpa memberitahukan alasannya.

Ingin rasanya ia menahan pria yang sudah menjadi suaminya selama setahun, tapi apa daya dirinya yang masih masa pemulihan habis dioperasi belum bisa banyak bergerak, untuk bangun saja masih belum bisa.

“A-apa salahku Mas, kenapa kamu menceraikan aku!?” tanya Naura terisak dalam tangisannya. “Apa karena anak kita telah tiada, lalu Mas menceraikan aku begitu saja!!” cecarnya.

Pria tampan itu menatap datar dan dingin ke arah wanita yang telah menemaninya selama satu tahun ini. “Maaf, hubungan kita hanya bisa sampai di sini. Permasalahan penguburan, aku yang akan mengurusnya.” Itu bukanlah sebuah jawaban yang diinginkan oleh Naura, ia ingin yang lebih jawabannya untuk memuaskan rasa ingin tahunya.

Tatapan Irfan lalu beralih ke mantan ibu mertuanya. “Ibu Laila sebelumnya aku minta maaf tidak bisa membahagiakan anak ibu,” ucap Irfan tanpa merasa ada beban berat.

Ibu Laila hanya bisa menitikkan air matanya, sama seperti putrinya, padahal hatinya ingin marah pada menantunya itu. Orang tua mana yang tidak sedih melihat anaknya diceraikan setelah melahirkan oleh suaminya. Padahal Ibu Laila sangat tahu jika rumah tangga anaknya tidak ada masalah dan selalu terlihat harmonis.

Tanpa banyak berkata lagi, Irfan meninggalkan wanita itu dan menulikan kedua telinganya, walau teriakan dan histerisnya Naura terdengar sampai keluar ruang rawat.

***

“A-aku salah apa Bu! Kenapa aku diceraikan Bu, apa karena anakku telah tiada?” tanya Naura lirih. Ibu Laila langsung memeluk anaknya. “Maafkan Ibu, Naura ... Ibu juga tidak tahu.” Wanita paruh baya itu tadi tidak bisa menahan kepergian menantunya tersebut.

Kini kedua wanita itu menangis bersama, dan meratapi kehidupannya. Ibu Laila yang sudah menjanda lama karena suaminya berselingkuh, sekarang anaknya menjadi janda tanpa ada alasan. Apakah janda itu seperti penyakit turunan atau karma turun menurun dalam keluarganya?

“Kenapa nasibku malang seperti ini Bu, aku jadi janda sekarang.” Tidak ada wanita yang mau menjadi janda di usia muda, namun pada kenyataannya Naura yang baru saja menginjak usia 20 tahun menjadi janda. Menolak pun tak bisa, karena suaminya sudah menjatuhkan ucapan talak.

Bagaimana akan masa depannya? Apalagi wanita muda itu baru saja melahirkan, jahitannya saja belum mengering.

Naura tiba-tiba menertawakan dirinya sendiri, lalu berteriak histeris kembali, tatapannya terlihat kosong

“Nak ... istighfar nak ... Istighfar, sebut nama Allah, Nak,” pinta Bu Laila mulai ketakutan melihat pola anaknya. Dengan suara teriakan Naura, Dokter yang bertugas dan perawat langsung masuk ke ruang rawat inap, dan mengecek kondisi Naura yang masih teriak histeris.

Dokter Usman terpaksa memberikan suntikan obat pemenang, dan tak lama wanita itu tidur.

Bu Laila tergugu menatap anaknya yang terlihat rapuh, di hari yang sama putri satu-satunya kehilangan orang yang dicintainya, anak dan suaminya.

“Maaf Bu, kalau boleh saya tahu, apakah ada masalah dengan pasien?” tanya Dokter Usman sangat berhati-hati. Bu Laila langsung menganggukkan kepalanya.

“Bisa Ibu ceritakan, karena kondisi pasien baru saja melahirkan, dan ini akan memperlambat pemulihan pasca melahirkannya?” Dokter Usman kembali bertanya.

“A-Anak saya baru saja diceraikan oleh suaminya,” jawab Bu Laila agak tercekat.

Dokter Usman meraup wajahnya dengan kasar, lalu mendesah panjang. Tidak menyangka wanita yang baru saja melahirkan, langsung diceraikan oleh suaminya. Jahitan di perutnya saja belum kering habis dioperasi, sekarang semakin ditambah rasa sakitnya, sungguh tega!

Dokter Usman yang kebetulan bukan dokter kandungan tapi tahu jika pasien tersebut baru melahirkan dari keterangan perawatnya, lantas ia tidak kembali bertanya, karena sudah langsung memahami kondisi Naura.

“Baik Bu, kalau begitu untuk saat ini kondisi pasien sudah terlelap karena saya berikan obat penenang. Nanti saya akan coba konsultasikan dengan psikiater untuk kondisi anak ibu, karena harus cepat di atasi, kalau semakin berlarut, anak ibu bisa kena mental.”

“Terima kasih Dokter,” balas Bu Laila, sebelum Dokter Usman berpamitan.

***

Butuh waktu lama Naura bangkit dari keterpurukannya, hampir selama enam bulan Naura lebih banyak mengurung dirinya di kamar, aktivitas kuliahnya terpaksa ambil cuti satu semester. Konseling ke psikiater saja harus didorong dan dipaksa terlebih dahulu oleh Bu Laila dan Alma—sahabatnya, agar wanita itu bisa menjalankan hidup secara normal.

Tidak bisa dielakkan kejadian enam bulan yang lalu membuat Naura terguncang hebat. Bayangan hidup bersama dan menjalankan biduk rumah tangga dengan Irfan hingga maut memisahkan hanya impian belaka. Sekarang sudah tidak ada.

Alma sendiri pun sebagai sahabat Naura membantu mencari  keberadaan mantan suaminya Naura, alhasil pria itu bak hilang ditelan bumi. Sosok Irfan menurut cerita Naura bekerja di Jakarta, pulang ke Yogyakarta hanya seminggu sekali dan selama setahun sangat konsisten ritme pertemuan mereka. Sehubungan Naura kuliah di Yogyakarta sudah semester lima, Irfan memutuskan agar Naura tetap tinggal di sana, tidak perlu ikut tinggal di Jakarta.

“Kamu sudah yakin siap melanjutkan kuliahmu?” tanya Alma yang sedang menemani Naura di dalam kamarnya.

Naura, wanita yang memiliki paras cantik, kulit putih, hidung mancung, rambut panjang keriting, bola mata coklat sedang menatap nanar pada bingkai foto pernikahannya dengan Irfan. “Bukankah kamu menyarankan aku untuk kembali menjalankan hidupku, Alma. Air mataku sudah kering, kini waktunya aku mengejar ketinggalanku selama ini,” jawab Naura begitu tegas.

Alma mengulum senyum tipisnya, lalu mengusap pundak sahabatnya. “Ya, sudah waktunya kamu mengejar ketinggalanmu. Masa lalu jadikan pengalaman hidupmu, dan jangan sampai terulang lagi.”

Naura beranjak dari duduk di tepi ranjangnya, kemudian bergerak ke arah bingkai foto yang masih terpajang di dinding. “Hanya sampai di situ saja rasa cinta Mas padaku! Padahal Mas bilang sangat mencintaiku, ternyata bohong! Jika suatu saat kita dipertemukan kembali. Aku tidak akan pernah mau mengenalmu lagi, Mas Irfan!” tegas Naura, bingkai foto itu ia turunkan kemudian membantingnya ke lantai.

***

Bismillahirrahmanirrahim

Halo semuanya Kakak Readers, selamat pagi. Adakah yang kangen sama Mommy Ghina di sini? Ah, pasti gak ada yang kangen ya 🤭. Hari ini Mommy Ghina mau tes ombak dulu, kalau sekiranya banyak yang baca karya ini lanjut di sini, kalau sepi terpaksa deh 😁. Seperti biasa, tinggalkan komentarnya ya. Makasih sebelumnya, Lope-lope sekebon jeruk 🍊💋🤗

Yuk kita kenalan dulu ya MC FL-ML

Naura Arashya, usia 20 tahun waktu melahirkan dan masih menjadi mahasiswa.

Irfan Mahesa, usai 31 tahun saat menjatuhkan talak pada Naura.

Sofia Wulandari, usia 24 tahun, siapakah dia???

1
Yunice Janis
Luar biasa
Anna Desy
bagus alur ceritanya .
Hetin Herawati
Luar biasa
Iik Kartika
makin penasaran
Iik Kartika
mau ngasih bintang 5 tp knp susah majunya hanya sampai bintang 2 ???
Iik Kartika
Kecewa
Basuki Abe
Ending tidak bertele-tele dan cerita yang bagus
Rita Natalia
Luar biasa
Hana Khairunnisa
Lumayan
Usman Usman
jngan jngan jiplakan ini tambah sana sini
emang pas nikah orang tuanya ga datang??? ga di kenalin
kan ngelawak sebab ceritanya di Indonesia
kalo di luaran kan cuma kedua pengantin udah sah
Ama Gani
kkkkkk
Rosa Nayna
Luar biasa
Junita Simanjuntak
lanjut
Ri Yanti
Luar biasa
Heny
Tu kan bnr noah anak naura
Heny
Smg naura dpt pengganti yg baik dan tulus
Heny
Sabar naura smg kedepan nya km bahagia lupakan masa lalu
sri Hartati_
Luar biasa
sri Hartati_
love
Elly Rasmanawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!