Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
**Masih REVISI**
"Sayang, bagaimana cara kamu mendidik anak anak kita, kenapa mereka bisa sepintar dan sedewasa itu, aku bangga pada kamu dan anak anak kita." ujar Rafael memeluk tubuh montok sang istri yang sedang memasak makan malam untuk mereka.
"Ngak gimana gimana kok mas, seperti ibu ibu pada umumnya, namun mereka memang sudah seperti itu dari kecil, mereka anak anak penurut dan mandiri, tau kali ya bundanya sibuk dan mereka hanya tinggal bersama nenek dan kakeknya, walau ada pengasuh namun ibu dan bapak tidak pernah lepas tangan gitu aja, dan ibu sama bapak dari kecil juga ikut andil mendidik mereka." tutur Alisa.
"Maafin mas." gumam Rafael serak, sungguh Rafael sangat menyesal tidak bisa mendampingi kamu saat hamil mereka, maaf tidak ikut andil dalam membesarkan mereka, maaf atas kebodohan mas saat itu, sehingga kamu lebih memilih pergi dari hidup ms, mas adalah suami dan ayah yang buruk." isak Rafael memeluk sang istrinya dari belakang, dan kepalanya di benamkan di curuk leher Alisa.
Alisa memilih mematikan kompor dan membalikan badannya agar bisa menatap wajah suami tampannya itu.
"Jangan minta maaf terus, aku bosan mendengarnya, kupingku jadi sakit mendengar kata maaf yang berulang kali mas ucapkan, aku sudah memaafkan mas kok, jangan lagi merasa bersalah, kami sudah ada di sini bersama mas, aku tau mas meresa bersalah sama si kembar, akan tetapi semua yang terjadi bukan hanya kesalahan mas semata, aku pun ikut andil dalam kesalahan itu, aku yang memisahkan kalian, aku juga egois saat itu." tutur Alisa sendu, dia kasihan melihat wajah sendu sang suami. Alisa dapat melihat banyak penyesalan di mata sang suami.
"Kamu tidak akan melakukan itu, andai mas saat itu membelamu, mas sangat bodoh saat itu, otak mas sangat kacau saat itu, kenapa wanita itu muncul lagi di hadapan mas, mas diam saat itu sedang menguasai diri mas agar tidak meledakan kemaran kepada mama dan Anita saat itu, diamnya mas bukan karena masih mencintainya, cinta mas sudah habis di kamu, sayang. Cuma memang ada hal yang harus mas selesaikan dengan wanita itu, agar di kemudian hari tidak mengganggu rumah tangga kita, dan bodohnya mas, mas malah diam saat kamu di usir oleh mama, seolah olah mas setuju bercerai dengan kamu, padahal bukan itu maksud mas, mas biarkan kamu pergi saat itu, mas berfikir kamu tidak akan pergi kemana mana, kamu pasti pulang ke rumah ibu, nanti setelah urusan mas selesai dengan mama dan wanita itu mas mau menjemput kamu ke rumah ibu, dan membawa kamu hidup berdua saja, namun saat pagi tiba mas sudah bersiap siap menjemput kamu, tapi mas malah mendapatkan telpon karena proyek mas di luar kota dalam masalah, mas harus terjun lansung ke sana, mas undur dulu menemui kamu, dan bodohnya mas, mas lupa mengabari kamu, saat pulang dari luar kota mas lansung mencari kamu kerumah ibu, namun rumah itu sudah kosong kamu pergi entah kemana, mas setiap hari mencari kamu kemana pun tidak tau itu hujan atau panas, siang atau malam, sampai sampai mas sakit, karena kelelahan dan makan tidak teratur, tapi mas tidak menemukan kamu sama sekali." tutur Rafael masih memeluk istrinya itu.
"Maafin aku, aku pikir mas memang tidak menghalangi aku karena calon istri yang sangat mas cintai itu kembali, apa lagi mama sangatmenyukai dia, jadi aku memilih untuk pergi dari kota ini, buat apa di sini, aku ingin menghilang dari mas dan keluarga mas, dan aku berjanji tidak akan muncul lagi di hadapan mas, dan aku berjanji aku akan membesarkan anakku seorang diri, aku akan menjadi ayah sekaligus ibu untuk anak kita." tutur Alisa.
"Sekarang kamu sudah tau bukan, alasan mas apa saat itu, jadi.... Mas mohon jangan pernah pergi lagi dari hidup mas ya, mas bisa gila benaran kalau kalian pergi lagi, mari kita mulai rumah tangga kita dari awal lagi ya, kita besarkan anak anak kita dengan penuh kasih sayang kita." ucap Rafael mengecup pipi Alisa penuh cinta.
Alisa menganggukan kepalanya tanda setuju.
"Tapi.... Bagaimana dengan mama mas, dia pasti tidak akan setuju." ujar Alisa lagi.
"Mas tidak perduli, mama mau menerima atau bukan, itu urusannya, percayalah mas tidak akan pernah melepaskan kamu apa pun yang terjadi, hanya kamu satu satunya istri mas dunia akhirat, tidak ada perempuan lain yang sebanding dengan kamu, sayang. Kamu adalah bidadari surga mas, rumah untuk mas pulang, cahaya yang menerangi mas dari kegelapan." tutur Rafael puitis.
"Tapi aku tidak ingin satu rumah dengan mama, aku takut mama menyakiti anak anak, andai aku saja yang di sakiti aku masih bisa tahan, tapi klau anak anak aku tidak bisa mas." ujar Alisa.
"Kita tidak akan tinggal bersama mama, sayang. Mama biar jadi urusan papa, kita akan tinggal di sini bersama ibu dan bapak, setelah oma sembuh kita jemput ibu sama bapak ya, sekalian mas minta maaf sama mereka." ujar Rafael.
"Baiklah klau begitu." ucap Alisa.
Rafael tersenyum lembut menatap wajah cantik sang istri, istrinya memang tidak pernah berubah, selalu menjadi istri yang penurut.
"Ya sudah, lepasin aku, aku mau lanjut masak, kasian anak anak keburu mereka teriak minta makan." kekeh Alisa.
"Baiklah, mas bantuin ya." pinta Rafael.
"Tidak usah, mas lihat mereka saja ke kamar, lagi ngapain mereka, soalnya si mbak sudah pulang." tutur Alisa. Memang pembantunya tidak menginap di rumah mereka, karena Rafael tidak suka berada satu ruangan bersama orang lain, hanya ada satpam yang berjaga di pos satpam mereka.
"Baiklah tuan putri, klau gitu kasih mas vitamin dulu." menunjuk bibirnya sendiri.
"Dasar mesum." pekik Alisa.
"Ngak pa apa mesum sama istri sendiri, apa lagi kita sudah lama berpisah, jadi... Mas pengen peluk cium terus, apa lagi bisa lebih." ujar Rafael terkekeh geli.
"Tidak ada kata lebih ya mas, kita harus nikah ulang terlebih dulu." omel Alisa.
"Yahhh... Nunggu lama lagi dong. " keluh Rafael.
"Tunggu sampai bapak dan ibu bisa datang ke sini, baru kita kembali ijab kabul, setelahnya terserah mas mau ngapain." cetus Alisa.
"Bisa ngak sih, bapak sama ibu datang besok pagi aja." keluh Rafael.
"Mana bisa gitu, bapak lagi banyak urusan di sana, udah sabar aja sih." kekeh Alisa.
"Kurang sabar apa lagi mas mu ini, 8th ngak pernah ganti oli ini." keluh Rafael.
Alisa di buat tertawa lebar mendengar keluhan suaminya itu.
"Sudah lah, sana liat anak anak aja, biar otaknya ngak makin ngaco. " kekeh Alisa mengusir sang suami.
"Iya iya, ngak usah galak galak lah sama suami." cemberut Rafael.
Bersambung.....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘😘
begitu juga sebaliknya
pantesan diluar nalar 😁
takut Rafsel disakiti untuk kedua kalinya tapi dia menyodorkan wanita yg sama untuk menghancurkan pernikahan Alisa dan Rafael kalau org lain msh bs diterima logika