Kanzia Ayudia Renata, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang orang disekitarnya karna tubuh gendutnya, bahkan ayah kandungnya sendiri terlihat lebih menyayangi kakak tirinya. Sampai akhirnya ia menjalin hubungan dengan seorang laki laki yang ia pikir mencintainya dengan tulus ternyata hanya memanfaatkan dirinya dan pergi meninggalkannya bersama kakak tirinya tepat dihari pernikahnnya.
Saat semua orang mengucilkan dirinya tiba tiba pria tidak dikenal datang dan mengajukan diri untuk menikahinya dan membantunya untuk merubah dirinya.
Yuk simak kisah Kanzia bagaimana ia merubah takdirnya dan membalaskan rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafitri kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 : Undangan pernikahan
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian Kanzia langsung turun ke dapur, ia berniat untuk memasakkan Abian menu makan malam.
"Bik hari ini biar aku saja yang masak makan malam untuk tuan," ucap Kanzia.
"Silahkan Nona tapi saya tetap disini buat bantu bantu non Kanzia," ucap bik Sofi yang tidak melarang Kanzia seperti biasanya karna permintaan dari Abian.
"Oh ya bik kira kira tuan sukanya makanan apa ya bik?" Tanya Kanzia menanyai makanan kesukaan Abian.
"Saya kurang tau non soalnya tuan jarang makan di rumah tapi biasanya tuan suka makan makanan laut non," jawab bik Sofi.
"Oh gitu ya bik,,,"
Kanzia melihat bahan bahan masakan yang ada di kulkas disana ada kangkung, cumi sama udang, Kanzia memakai apron dan ia pun mulai berkutat dengan alat alat dapur dan bahan bahan masakannya, rencananya ia akan memasak menu sederhana saja karena sebentar lagi Abian pulang, jadi ia memasak cumi asam manis ,tumis kangkung dan membuat udang Krispy untuk Abian.
Setelah beberapa menit akhirnya Kanzia telah selesai dengan kegiatan masaknya.
"Semoga saja Abian suka dengan masakan ku,,," gumam Kanzia yang masih bisa didengar oleh bik Sofi.
"Saya yakin tuan pasti suka dengan masakan non Kanzia, rasanya bener bener enak non," puji bik Sofi untuk masakan Kanzia yang sudah ia cicipin barusan.
"Mudah mudahan ya bik," ucap Kanzia.
Saat ia dan bik Sofi masih di dapur terdengar suara mobil di depan.
"Sepertinya itu suara mobil Abian," gumam Kanzia. "Bik tolong pindahkan makanannya ke meja makan, aku mau ke depan dulu sepertinya tuan sudah pulang," pinta Kanzia dan segera beranjak untuk menyambut Abian.
Kanzia berdiri di depan pintu menunggu Abian ke luar dari mobilnya.
Abian diam diam tersenyum melihat penampilan Kanzia yang masih menggunakan apron berdiri di teras rumah, ia bisa menebak jika istrinya itu baru saja selesai masak.
"Apa kamu menunggu ku pulang?" Tanya Abian.
"Eh,,, iya tu,,, Abian," jawab Kanzia sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sepertinya aku lapar apa sudah ada makanan yang bisa aku makan?" Tanya Abian sambil memegang perutnya.
"Oh iya kebetulan aku baru saja selesai masak, apa kamu akan langsung makan atau mandi dulu?" Ucap Kanzia.
"Aku sudah terlalu lapar jadi nanti saja mandinya aku ingin mengisi perut ku terlebih dahulu," ucap Abian melangkah menuju meja makan dan diikuti oleh kanzia.
Abian semakin semangat untuk makan setelah melihat makanan yang ada di atas meja adalah makanan kesukaannya.
"Apa kamu yang memasak semua ini?" Tanya Abian.
"Iya,,, semoga kamu suka soalnya aku nggak tau kamu sukanya apa," Ucap Kanzia.
"Kamu tenang saja aku bukan tipe orang yang pemilih dalam hal makanan, tapi kebetulan semua masakan yang kamu masak ini adalah menu kesukaan ku," ucap Abian sambil menyodorkan piring ke Kanzia agar diambilkan makanan.
Abian mulai menyendok makanan yang sudah disiapkan Kanzia, sementara Kanzia harap harap cemas apakah masakannya akan disukai oleh Abian atau tidak.
"Apakah kamu menyukainya? bagaimana rasanya? tanya Kanzia ketika makanan tersebut sudah masuk ke mulut Abian.
"Mmm ini enak aku suka," ucap Abian ia benar benar menikmati masakan Kanzia walaupun hanya menu sederhana.
"Kamu gak bohong kan?" Tanya Kanzia.
"Mm,,, ini memang enak apa kamu belum mencobanya?" Tanya Abian yang di jawab anggukan oleh Kanzia.
"Kalau gak percaya ini kamu coba aja," ucap Abian sambil mengarahkan sendok ke mulut Kanzia untuk menyuapinya.
"Eh,,, aku bisa mencobanya sendiri," tolak Kanzia.
"Coba saja jangan membantah," ucap Abian dan Kanzia pun menerima suapan dari Abian.
"Bagaimana enakkan?"
"Iya enak," jawabnya tersenyum canggung.
"Sebaiknya kamu juga makan jangan hanya menontoni aku yang sedang makan," ucap Abian.
Kanzia mengambil piring dan mulai memakan masakannya, ia merasa lega karna Abian menyukai masakannya.
Sementara Abian benar benar menikmati makan malam sederhana ini, sepertinya ia akan kecanduan dengan masakan Kanzia.
*****
Setelah makan malam selesai Abian dan Kanzia beranjak ke kamar, Kanzia menyiapkan air untuk mandi Abian dan pakaian yang akan di gunakannya.
"Airnya sudah siap, kamu bisa mandi sekarang nanti airnya keburu dingin," ucap Kanzia, Abian pun langsung melepas handphonenya dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Keesokan harinya
Saat di meja makan Abian menyodorkan sebuah undangan pernikahan pada Kanzia.
"Apa ini?" Kanzia mengambil kartu tersebut. "Undangan pernikahan Clara dan Noah,,," Kanzia membaca nama yang tertera pada kartu undangan tersebut sambil menatap Abian.
"Iya itu kartu undangan pernikahan kakak tirimu dan mantan kekasih mu yang brengsek itu," ucap Abian.
"Kok kamu bisa mendapatkan undangannya?" Tanya Abian.
"Tentu saja aku mendapatkannya karna ayah mu sepertinya mengundang semua pembisnis dikota ini," jawab Abian.
Kanzia menatap sendu undangan tersebut.
"Pasti pernikahannya bakalan di adakan secara besar besaran," ucap Kanzia sedikit miris mengingat kembali bagaimana ayahnya dulu tidak peduli dengan pernikahannya bahkan saat seorang laki laki asing tiba tiba ingin menikahinya ayahnya tanpa berpikir dua kali langsung menyetujuinya.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Abian yang melihat Kanzia terdiam sambil memegangi undangan tersebut.
"Tidak ada, aku hanya penasaran bagaimana meriahnya acara itu," ucapnya beralasan.
"Jadi begini, dalam waktu beberapa hari ke depan aku akan pergi ke luar kota untuk urusan bisnis, jadi kamu bisa menggantikan ku untuk pergi ke acara itu," ucap Abian.
"Ke luar kota lagi?"
"Iya, kenapa apa kamu tidak rela jika aku tinggal pergi?"
"Bukan begitu hanya saja bukannya kamu baru dua hari yang lalu ke luar kotanya dan sekarang kamu bakalan pergi lagi apa kamu tidak capek?" Tanya Kanzia.
"Kamu tidak perlu memikirkan hal itu, kamu hanya perlu mempersiapkan diri untuk menghadiri acara pernikahan kakak tirimu, besok Kevin akan mengantarmu ke butik untuk memilih pakaian yang akan kamu gunakan dan ingat jangan pernah biarkan mereka merendahkan mu lagi sudah saatnya kamu muncul dihadapan mereka dengan penuh percaya diri, setelah dua tahun menghilang sekarang saatnya kamu tunjukkan jika kamu lebih baik dari mereka semua," ucap Abian dengan serius sambil menatap Kanzia.
"Baik aku dengan senang hati akan datang menggantikan mu ke acara itu," ucap Kanzia sambil tersenyum.
Tentu saja ia tidak akan menolaknya karena memang ini yang ia inginkan, menghadiri acara pernikahan Clara dan Noah adalah awal dari rencananya untuk membalas dendam ia sudah mempersiapkan diri untuk datang ke acara pernikahan itu dengan sebuah rencana dan ia akan tetap datang walaupun tanpa undangan, tapi ternyata Abian lagi lagi membukakan jalan untuknya. Kadang ia berpikir jika Abian selalu tau apa yang ia inginkan sebelum ia memintanya atau semuanya memang sebuah kebetulan saja.
"Sepertinya aku berpikir terlalu jauh, aku pikir kamu belum siap bertemu dengan orang orang itu, tapi kelihatannya kamu sangat senang untuk bertemu mereka," ucap Abian yang melihat senyum Kanzia setelah mendapatkan undangan tersebut.
"Tentu saja aku senang karena aku akan memamerkan wajah cantik ku ini pada mereka,"ucapnya sambil tersenyum jenaka, tapi Kanzia mengucapkannya dengan penuh percaya diri.
"Jadi maksudnya kamu senang karena akan menunjukkan wajah cantik mu itu ke mantan kekasih mu yang brengsek itu, kamu ingin dia terpesona lalu meminta mu untuk kembali padanya," ucap Abian.
"Wah sepertinya itu ide bagus," ucap Kanzia bercanda.
"Kalau begitu lakukanlah," ucap Abian dan beranjak meninggalkan Kanzia dimeja makan.
"Terimakasih Abian!" Teriak Kanzia sebelum Abian meninggalkan ruang makan.
"Apa dia serius dengan yang ia ucapkan tadi," gumam Kanzia setelah kepergian Abian.
.
.
.
Bersambung . . . . . .
Jangan lupa di Like👍🏻
Komen dan Favorit juga ya😉