NovelToon NovelToon
Titik Balik Kehidupanku

Titik Balik Kehidupanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Cinta Paksa / Beda Usia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aufklarung

Di sebuah kota yang tampak tenang, Alvin menjalani hidup dengan rutinitas yang seolah-olah sempurna. Seorang pria berusia awal empat puluhan, ia memiliki pekerjaan yang mapan, rumah yang nyaman. Bersama Sarah, istrinya yang telah menemaninya selama 15 tahun, mereka dikaruniai tiga anak: Namun, di balik dinding rumah mereka yang tampak kokoh, tersimpan rahasia yang menghancurkan. Alvin tahu bahwa Chessa bukan darah dagingnya. Sarah, yang pernah menjadi cinta sejatinya, telah berkhianat. Sebagai gantinya, Alvin pun mengubur kesetiaannya dan mulai mencari pelarian di tempat lain. Namun, hidup punya cara sendiri untuk membalikkan keadaan. Sebuah pertemuan tak terduga dengan Meyra, guru TK anak bungsunya, membawa getaran yang belum pernah Alvin rasakan sejak lama. Di balik senyumnya yang lembut, Meyra menyimpan cerita duka. Suaminya, Baim, adalah pria yang hanya memanfaatkan kebaikan hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aufklarung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Hari itu, langit Singapura tampak cerah. Kampus yang biasanya dipenuhi oleh mahasiswa yang sibuk beraktivitas kini tampak lebih ramai dari biasanya. Di antara kerumunan itu, Rey berdiri dengan jas toga dan topi wisudanya, wajahnya tersenyum lebar. Hari ini adalah hari yang sangat dinantikan, hari wisuda. Setelah bertahun-tahun menempuh perjalanan yang penuh tantangan, akhirnya ia berhasil menyelesaikan studinya. Tidak hanya keluarga yang bangga padanya, Rey juga merasa bangga dengan pencapaiannya sendiri.

Di sebelah Rey, Disti berdiri dengan anggun, mengenakan gaun cantik yang ia pilih dengan hati-hati untuk hari istimewa itu. Meskipun Disti lebih muda dua tahun dari Rey, dia selalu terlihat matang dalam segala hal, termasuk dalam pemilihan busana. Ia menyapa Rey dengan senyuman manis saat mereka berfoto bersama di depan gedung kampus.

"Rey, akhirnya kamu sampai juga di titik ini. Aku bangga banget sama kamu," kata Disti, menyentuh lengan Rey dengan penuh kasih sayang.

Rey tersenyum, matanya berbinar. "Terima kasih, Disti. Aku nggak tahu kalau bisa sampai di sini tanpa dukungan kamu," jawabnya tulus. Sejak mereka menjalin hubungan, Disti selalu ada di sampingnya, memberinya semangat dan juga banyak mengingatkannya untuk menjaga keseimbangan antara studi dan kehidupan pribadi.

Setelah prosesi wisuda selesai, Rey bergabung dengan keluarganya yang sudah menunggu di luar aula. Alvin dan Meyra tampak tersenyum lebar, penuh kebanggaan melihat anak pertama mereka mengenakan toga wisuda. Di sebelah mereka, Rheana dan Cessa berlarian kegirangan, ikut berfoto bersama Rey. Suasana penuh kebahagiaan itu tidak terasa seiring detik-detik berlalu.

Alvin, yang selalu penuh perhatian dengan anak-anaknya, melangkah mendekat ke Rey dan memberikan pelukan hangat. “Selamat, Rey. Kamu berhasil mencapai sesuatu yang besar hari ini. Papi sangat bangga padamu,” ucap Alvin dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

“Terima kasih, Papi. Aku tahu ini tidak mudah, tapi aku bisa melewatinya,” jawab Rey dengan senyum lebar, merasa sangat bersyukur atas segala dukungan yang ia terima.

Setelah beberapa saat berbincang dengan keluarga, Alvin mengajak Rey untuk berbicara lebih serius. “Rey, ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Sekarang kamu sudah menyelesaikan kuliah, waktunya untuk mengambil langkah berikutnya. Papi ingin kamu kembali ke Indonesia dan bergabung langsung dengan perusahaan kita,” kata Alvin dengan nada serius, namun penuh harapan.

Rey menatap ayahnya, merasa terkejut sekaligus bangga mendengar kata-kata itu. "Papi, kamu serius?" tanya Rey, matanya berbinar penuh harapan.

Alvin mengangguk. “Iya, Rey. Aku tunggu kamu untuk pulang dan berkemas-kemas dalam waktu tiga hari. Setelah itu, kamu akan mulai bekerja di perusahaan kita. Papi akan membimbingmu di pusat perusahaan, dan nanti, kalau kamu sudah siap, kamu akan memimpin di cabang perusahaan kita. Kalau kamu sudah cukup berpengalaman, kami akan jadikan kamu CEO di pusat,” jelas Alvin, dengan keyakinan yang tegas.

Tiga hari setelah momen wisudanya, Rey akhirnya tiba di Indonesia, kembali ke rumah yang sudah lama tidak ia kunjungi. Di sepanjang perjalanan pulang, ia merasakan campuran perasaan—kegembiraan dan sedikit kecemasan. Tidak sabar untuk bertemu lagi dengan orang-orang yang ia cintai, namun juga tahu bahwa sebuah babak baru dalam hidupnya akan segera dimulai. Kini, ia akan menjalani kehidupan baru yang penuh tanggung jawab.

Rey tiba di rumah tepat pukul 12 siang. Rumah yang dulu selalu terasa hangat dengan tawa dan kebersamaan kini terasa sedikit lebih sepi, karena hanya ada ibunya, Meyra, di rumah. Alvin sedang sibuk dengan pekerjaannya di kantor, dan Rheana serta Cessa sedang di sekolah.

Rey mengetuk pintu dengan hati yang berdebar-debar. “Mommy, aku pulang,” serunya sambil tersenyum lebar. Suara ketukan pintu yang akrab itu seolah membuat suasana sepi di rumah itu langsung berubah. Meyra yang sedang duduk di ruang tamu, menoleh dan melihat Rey berdiri di depan pintu dengan koper di tangannya.

Wajah Meyra langsung berseri-seri, tak dapat menahan kebahagiaannya. “Rey! Kamu sudah pulang!” serunya dengan penuh kegembiraan, segera melangkah menuju anaknya dan memeluknya erat.

Rey tertawa kecil. “Aku mau ngasih kejutan, Mommy,” jawabnya sambil melepaskan pelukan dan membawa kopernya masuk ke dalam rumah. “Aku nggak bilang supaya kamu nggak perlu jemput aku di bandara.”

Meyra terkekeh, sedikit terharu melihat putra sulungnya yang akhirnya pulang. “Kamu memang nakal, Rey. Tapi Mommy senang sekali bisa lihat kamu lagi di sini,” ucap Meyra sambil membelai rambut Rey.

Sudah lama rasanya sejak mereka memiliki momen seperti ini. Kehangatan dalam rumah itu terasa semakin kuat. Rey merasa lega bisa kembali ke rumah, meskipun tahu bahwa tantangan baru sudah menunggunya.

Tak lama setelah itu, jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Meyra mulai bersiap-siap untuk menjemput kedua putrinya, Rheana dan Cessa, dari sekolah. Rey yang ingin memberikan kejutan pada kedua adiknya, ikut serta untuk menjemput. Ia sudah membayangkan betapa terkejutnya mereka ketika melihatnya kembali di rumah.

“Mommy, aku ikut jemput adik-adik,” kata Rey dengan semangat. Ia ingin melihat ekspresi kaget dan senang adik-adiknya begitu mereka tahu bahwa kakaknya yang sudah lama tidak pulang kini kembali.

Meyra tersenyum dan mengangguk. “Tentu, Rey. Ini pasti akan jadi kejutan yang menyenankan buat mereka.”

Mereka berdua berangkat ke sekolah dengan mobil, dan sepanjang perjalanan, Rey tidak bisa berhenti tersenyum membayangkan wajah kedua adiknya. Rheana, dengan sifat cerdas dan sedikit keras kepala, pasti akan terkejut dan langsung menanyakan semua hal tentang kehidupannya di Singapura. Sedangkan Cessa, adiknya yang lebih muda dan ceria, pasti akan langsung melompat kegirangan begitu melihatnya.

Sesampainya di sekolah, mereka menunggu di depan gerbang sekolah. Tak lama, Rheana dan Cessa keluar dari gerbang dengan teman-teman mereka. Begitu melihat mobil mereka, wajah Rheana yang biasanya serius langsung berubah menjadi bingung.

“Mami, Kak Rey...?” seru Rheana, hampir tidak percaya.

Cessa, yang berada di sampingnya, langsung berlari ke arah mobil, wajahnya cerah seperti matahari. “Kak Rey! Kak Rey!” teriaknya kegirangan, langsung melompat ke dalam mobil untuk memeluk kakaknya. “Kak Rey, kenapa nggak bilang-bilang? Kenapa nggak kasih tahu kalau mau pulang?”

Rey tertawa melihat kegembiraan Cessa. “Aku mau ngasih kejutan. Kamu senang nggak sih aku pulang?” tanya Rey sambil merangkul adiknya.

“Senang banget, Kak! Aku kangen sama Kak Rey!” jawab Cessa sambil tertawa lebar.

Rheana, yang sempat bingung, akhirnya juga ikut mendekat, namun dengan sedikit nada canggung. “Kak, kenapa nggak bilang-bilang kalau kamu pulang? Mommy kan pasti senang banget bisa jemput kamu di bandara,” katanya.

Rey tersenyum. “Itu bagian dari kejutan, Rin. Kamu kan nggak mau ketinggalan serunya kejutan ini, kan?”

Rheana sedikit tertawa, merasa terharu melihat kakaknya kembali. “Iya, Kak. Aku kangen banget, tahu.”

Perjalanan kembali ke rumah diwarnai dengan canda tawa antara mereka. Rumah yang semula sepi kini terasa lebih hidup, lebih hangat. Rey merasa puas bisa memberikan kejutan manis pada keluarganya. Ia tahu bahwa hari-hari ke depan akan penuh dengan tantangan baru, namun ia yakin dengan dukungan dari orang-orang tercintanya, ia bisa melalui semuanya dengan baik.

Sesampainya di rumah, Rey menghabiskan waktu bersama keluarganya. Mereka makan siang bersama dan berbincang-bincang tentang banyak hal. Meski masa depan yang penuh dengan tanggung jawab sudah menanti, untuk hari itu, Rey hanya ingin menikmati kebersamaan ini. Waktu ini adalah waktu untuk keluarga, dan ia berjanji akan selalu ada untuk mereka, apapun yang terjadi.

Halo, Pembaca Setia! ✨

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini. Dukungan kalian sangat berarti dan membantu saya untuk terus berkarya!

Jika kalian menikmati cerita ini, ada beberapa cara untuk mendukung saya:

🌟 Beri Komentar & Like – Komentar kalian memberikan semangat dan inspirasi bagi saya untuk terus menulis!

🌟 Tambahkan ke Perpustakaan – Dengan menambahkannya ke perpustakaan, kalian membantu meningkatkan popularitas cerita ini.

🌟 Bagikan ke Teman – Cerita ini akan semakin berkembang jika lebih banyak orang tahu!

🌟 Berikan Hadiah atau Tip – Jika kalian ingin mendukung lebih jauh, hadiah dari kalian akan membantu saya secara langsung dan mendorong saya untuk lebih produktif.

✨ Dukungan sekecil apapun berarti besar dan bisa membantu cerita ini mencapai lebih banyak pembaca. Mari kita lanjutkan perjalanan cerita ini bersama-sama! ✨

Salam Hangat dari saya😘😘

1
Anastasia Silvana
Baik,bisa diikuti alurnya.
Anastasia Silvana
Akhirnya satu persatu menemukan jalannya
Happy Kids
rasain tuh kesepian. salah sendiri diajak jd pasanhan normal saling berbagi gamau. rasain aja tuh. ga perlu sedih sedih
XimeMellado
cerita ini sudah bikin saya merinding dan ingin tahu terus plotnya. Bravo thor!
paulina
Keren banget gambaran tentang Indonesia dalam cerita ini, semoga terus mempromosikan budaya! 🇮🇩
Reana: terima kasih atas dukungannya🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!