NovelToon NovelToon
Sheyza Istri Rahasia

Sheyza Istri Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Pernikahan rahasia
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: anotherika

Kejadian tak pernah terbayangkan terjadi pada Gus Arzan. Dirinya harus menikahi gadis yang sama sekali tidak dikenalnya. "Saya tetap akan menikahi kamu tapi dengan satu syarat, pernikahan ini harus dirahasiakan karena saya sudah punya istri."

Deg

Gadis cantik bernama Sheyza itu terkejut mendengar pengakuan pria dihadapannya. Kepalanya langsung menggeleng cepat. "Kalau begitu pergi saja. Saya tidak akan menuntut pertanggung jawaban anda karena saya juga tidak mau menyakiti hati orang lain." Sheyza menarik selimut yang menutupi tubuhnya. Sungguh hatinya terasa amat sangat sakit. Tidak pernah terbayangkan jika kegadisannya akan direnggut secara paksa oleh orang yang tidak dikenalnya, terlebih orang itu sudah mempunyai istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anotherika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Sebuah unit apartemen adalah tujuan Arzan. Dan saat ini dirinya sudah sampai di depan unit apartemennya. Tanpa menunda-nunda Arzan langsung masuk mencari keberadaan Sheyza. Namun yang dicari ternyata tidak ada disana. Arzan masih berpikir positif mungkin Sheyza masih tidur mengingat ini masih pukul enam. Mungkin saja istrinya kelelahan dan tertidur nyenyak didalam kamar.

Dengan langkah tegas Arzan memasuki kamarnya. Dirinya ingin memastikan jika istrinya benar-benar ada di dalam kamar.

Ceklekk

Kosong. Jantung Arzan berdebar tidak karuan, hatinya kalut. Takut Sheyza pergi dari sini. Langkahnya langsung tertuju pada kamar mandi di dalam kamar. Tanpa ragu Arzan langsung membukanya. Tak ada siapapun. Arzan cemas. Pikirannya sudah tidak bisa positif lagi.

Dengan langkah tergesa, Arzan keluar dari dalam kamar itu. Jelas tujuannya adalah mencari Sheyza disekitar apartemen.

Sedangkan gadis yang dicari malah sedang asik duduk di sebuah kursi dan menikmati semangkuk bubur ayam. Tadi pagi tiba-tiba perutnya terasa lapar sekali padahal tadi malam dirinya sudah menghabiskan dua box nasi yang dibelikan suaminya. Karena tidak tahan, Sheyza langsung keluar dari apartemen itu. Beruntung dia masih ada selembar uang seratus ribu. Uang yang sempat Sheyza ambil dari baju yang robek kemarin.

Setelah berjalan beberapa meter, Sheyza langsung bisa melihat bapak-bapak jualan bubur ayam. Pembelinya juga lumayan ramai. Padahal waktu masih belum ada pukul enam. Entah apa yang membuat orang-orang makan bubur ayam sepagi ini.

Tanpa pikir panjang, Sheyza langsung memesan satu mangkuk bubur ayam. Dirinya tidak memikirkan apapun selain perutnya yang lapar. Bahkan Sheyza tidak menghiraukan beberapa pengunjung yang mencoba mengajaknya berbicara.

Cuek. Ya Sheyza memang secuek itu. Dirinya bahkan tidak percaya orang lain. Masa lalu yang membuatnya tak mempercayai perkataan seseorang dengan mudah. Bahkan Sheyza terkesan introvert. Kesehariannya hanya bekerja, bekerja dan bekerja. Tidak ada yang istimewa memang. Dirinya hanya memikirkan untuk makan besok, itu saja. Yang lainnya Sheyza tidak pernah terpikirkan sama sekali.

"Ck cantik doang tapi cuek. Jangan cuek-cuek cantik, nanti gak laku loh." Celetuk salah satu cowok yang makan bubur disana.

Jangan harap Sheyza akan menimpali. Sheyza bahkan sama sekali tidak menggubris celetukan cowok-cowok itu. Dengan tenang, Sheyza menghabiskan bubur hingga membuat pria yang menggoda bungkam, tak mengganggu Sheyza lagi.

"Mas nanti bungkus satu lagi ya," ucap Sheyza. Rasanya bubur ini sangat pas di lidahnya dan Sheyza ingin makan siang bubur ini lagi. Selain itu Sheyza senang juga karena harga terjangkau.

***

Sudah satu jam lebih Arzan mencari keberadaan Sheyza. Bahkan dirinya sudah meminta bantuan satpam yang berjaga untuk mencari keberadaan sang istri namun belum juga ketemu.

Arzan menghembuskan nafas kasar. Duduk kalut di sofa apartemen dengan pikiran yang kacau. Rasanya lelah sekali karena sedari tadi dirinya harus naik turun tangga mencari keberadaan Sheyza. Arzan tidak menggunakan lift karena menurutnya membuang-buang waktu. Dirinya harus segera menemukan Sheyza.

"Ya Allah kemana lagi aku harus mencari Sheyza," frustasi Arzan. Dirinya takut terjadi sesuatu pada istrinya.

Beberapa menit kemudian tiba-tiba pintu apartemen terbuka. Disana muncul Sheyza dengan tentengan bubur ayam di dalam plastik hitam.

Arzan langsung bangkit menghampiri Sheyza dan spontan memeluk tubuh kecil gadisnya. Sedangkan Sheyza tentu terkejut dengan sikap Arzan. Tubuhnya menegang tidak bisa digerakkan sama sekali.

Sheyza terpaku untuk sesaat. Tubuhnya terasa menegang tidak bisa bergerak. Jantungnya berdebar dan lidahnya kelu, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Padahal Sheyza sangat membenci pria ini, tapi kenapa pelukan ini rasanya sangat nyaman sampai membuat dirinya tak bisa berkutik.

Pria ini, pria yang berstatus sebagai suaminya, pria yang sudah mengambil sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya. Sesuatu yang selama ini Sheyza jaga, direnggut secara paksa oleh pria sialan itu. Tapi entah kenapa, Sheyza merasa sesuatu hal yang berbeda dalam dirinya saat sang suami dengan lancang memeluk tubuhnya.

Sedangkan Arzan sendiri merasa sangat nyaman mendekap tubuh gadis mungil itu. Mungkin rasa khawatir mendominasi dirinya untuk berbuat seperti itu.

Untuk beberapa saat mereka hanya diam. Meresapi apa yang ada dalam dirinya masing-masing. Sampai pada waktu Sheyza tersadar saat mendengar suara dering ponsel milik suaminya. Sheyza buru-buru mendorong tubuh tinggi tegap dan wangi itu, lalu mundur beberapa langkah ke belakang.

Sheyza agak salah tingkah. Dirinya merutuki kebodohannya yang sempat terlena membiarkan tubuhnya dipeluk oleh Arzan.

Arzan berdecak kesal. Mau tidak mau dirinya harus melepaskan tubuh yang seakan menjadi candu itu.

Arzan meraih ponselnya di saku celana. Mengangkat panggilan yang ternyata dari Ardi, asisten pribadinya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Ada apa Ar?" Tanya Arzan tanpa basa-basi.

"Anda dimana Gus? Saya sudah di kantor, hari ini ada meeting penting."

"Ya saya tau. Meeting masih jam sepuluh kan? sedangkan sekarang masih jam tujuh, masih ada waktu sebentar."

"Iya. Tapi Gus, mereka meminta kita untuk mempercepat meetingnya karena klien yang dari Jepang jam sepuluh harus segera kembali ke negaranya. Jadi jam delapan mereka sudah meminta kita untuk bertemu." Terang Ardi.

Arzan menghela nafasnya kasar. Sebenarnya sudah biasa para kliennya meminta diajukan waktu meeting, dan sejauh ini Arzan selalu tidak merasa keberatan. Tapi kali ini dia harus membawa Sheyza ke pusat perbelanjaan. Sesuai ucapannya kemarin, dia akan menemani Sheyza membeli semua kebutuhannya.

Sebenarnya kemarin Arzan sudah berinisiatif membeli keperluan Sheyza sendiri, tapi dirinya lupa jika Sheyza juga memiliki ukuran. Jadi tak mungkin dirinya membeli sembarang ukuran. Kemarin waktu di bandung dia sempat membelikan Sheyza gamis tapi ternyata agak kebesaran. Jadi, daripada mubazir lebih baik dirinya membawa sekalian saja Sheyza belanja.

"Yaudah, batalkan saja kalau begitu. Saya masih ada urusan. Jika mereka memaksa, suruh mereka bertemu dilain waktu." Putus Arzan.

Sedangkan di seberang sana, Ardi tercengang mendengar perintah sang atasan. Tidak biasanya Arzan bersikap seperti ini, bahkan tidak pernah sama sekali selama dirinya menjadi asisten bosnya itu. "Tapi...."

"Maaf Ardi, saya sedang sibuk sekarang. Nanti kalau ada apa-apa hubungi saya lagi. Saya tutup dulu teleponnya. Assalamualaikum,"

Setelah mengucapkan salam, Arzan langsung menutup panggilannya. Lalu matanya menatap gadis yang masih berdiri tak jauh dari pintu apartemen.

"Kamu bersiap-siap lah, kita akan pergi." Ucap Arzan.

Kening Sheyza berkerut. "Mau kemana?" Tanyanya bingung. Dan percayalah, baru kali ini Arzan mendengar suara lembut milik istrinya itu. Bahkan Arzan sempat tertegun sebentar.

Sheyza tidak bicara seperti kemarin, bahkan Sheyza menatapnya dengan teduh. Bukan tatapan permusuhan seperti kemarin.

Cantik sekali. Arzan sampai tidak berhenti mengaguminya.

"Ekhm. Saya kan sudah berjanji kemarin. Hari ini saya akan membeli semua keperluan kamu. Jadi kita pergi sekarang, cari barang yang kamu mau."

Sheyza menghela nafasnya kemudian menggeleng. "Saya mau disini saja. Jika anda ingin membelikan ya silahkan. Tapi saya tidak mau pergi bersama anda." Rasanya Sheyza takut. Takut jika pergi bersama pria itu sewaktu-waktu bisa ketahuan oleh istri pertama suaminya. Dan dirinya tidak mau menjadi alasan orang lain terluka.

Arzan menggeleng. "Saya tidak bisa pergi sendiri. Saya tidak tahu apa yang kamu butuhkan. Jadi, mari pergi bersama. Kamu tenang saja, kita bisa pakai masker jika kamu takut kita akan ketahuan orang lain."

Sheyza tampak berpikir usulan Arzan, menimang-nimang ajakan suaminya. Kalau dipikir dia memang butuh beberapa perlengkapan pribadinya.

"Saya berjanji tidak akan ketahuan Shey,"

"Tunggu lima menit, saya bersiap dulu." Sheyza berlalu dari sana. Membawa serta plastik hitam berisi bubur ayamnya tadi.

***

Di dalam kamar Sheyza tidak berganti baju karena memang dia belum memiliki baju apapun disini. Disini hanya ada baju milik Arzan. Namun tentu Sheyza tidak akan berani meminjam baju milik pria itu. Dan kemungkinan besar juga baju Arzan akan tampak kedodoran jika dikenakan olehnya.

Sheyza hanya mencuci wajahnya agar tidak kelihatan lusuh. Matanya menatap pantulan dirinya di cermin.

Cantik. Sheyza akuu dirinya memang cantik walaupun tanpa make up sedikit pun. Bibirnya yang mungil berwarna pink alami itu membuat orang mengira dirinya memakai lipstik, padahal tidak.

Banyak pria yang jatuh hati kepadanya, namun Sheyza tidak pernah tertarik dengan pria manapun. Cinta? Bahkan Sheyza tidak percaya apa itu cinta.

Cinta hanya akan membuat orang merasakan sakit yang bertubi-tubi. Bahagia yang didapat hanya sesaat. Janji manis yang terucap hanya kebohongan belaka. Nyatanya cinta menyakitkan.

Dadanya mendadak sesak. Sheyza menghapus buliran bening yang tiba-tiba sudah berada di pipinya. "Hiks mama tenanglah disana. Sheyza janji akan menjadi anak yang baik dan tidak akan menyakiti siapapun. Maafkan Shey tidak bisa menjaga kehormatan Shey,"

1
Novita Mey
up yg banyak ya Thor ...
Mundri Astuti
mudah"an kebongkar kebusukkan Annisa, pengen tau karmanya
Novita Mey
ayo up yg banyak thor ... ceritanya bagus
Irma Minul
good 👍
🎃SЯ ШłŁŁ🎃
Mengharukan 😢
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Lia_Vicuña
Aku sempet nggak percaya sama akhir ceritanya, tapi bener-bener bikin terkagum-kagum.💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!