Demi menjaga nama baiknya sendiri Aylin sampai rela terjerat dosennya yang galak.
"Pak Aland = Sialand." Aylin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TDG Bab 23 - Kamar 7009
Aylin langsung mendelik saat membaca satu kata itu.
'Cium.'
Tubuhnya dalam sekejap jadi merinding sendiri, dia selama ini memang begitu berani selalu minta cium lebih dulu. Tapi ketika Pak Aland menanggapinya seperti ini dia malah jadi merasa takut sendiri.
Belum sempat Aylin menjawab, tiba-tiba satu kata itu terhapus. Aland dengan cepat menarik kembali pesan yang telah dia kirim.
"Astaga, kenapa aku bisa mengirim pesan seperti itu pada Aylin. Bukannya memaafkan dia pasti akan semakin marah," ucap Aland.
Saat ini mobilnya sudah berada di basement apartemen, tapi Aland belum turun, masih sibuk berkirim pesan dengan sang gadis di dalam mobilnya.
Sulit untuk Aland mengabaikan Aylin, gadis bar-bar itu telah mampu menarik perhatiannya. Kini pikiran Aland makin banyak, karena bukan hanya tentang pekerjaan yang dia pikirkan tapi Aylin juga.
'Kenapa pesannya dihapus?' tanya Aylin.
'Maaf, aku salah kirim pesan.'
'Jadi pesan itu bukan untuk ku?!'
'Bukan seperti itu maksudku Aylin.' balas Aland, jadi kembali frustasi sendiri. Padahal tadi semuanya sudah nyaris membaik, tapi sekarang dia kembali salah di mata Aylin.
'Aylin,' panggil Aland, namun pesannya kali ini sudah tidak dibalas oleh gadis itu.
"Hais!" gumam Aland, lalu menjambak rambutnya sendiri. Ternyata menghadapi Aylin jauh lebih susah dibandingkan mengurus pekerjaan.
*
*
Malam yang terasa kusut akhirnya berlalu. Aylin yang masih merasa marah pada sang dosen memilih untuk acuh.
Aylin bahkan memasang mode diam untuk pesan pak Aland, jadi sebanyak apapun pria itu mengirim pesan tidak akan muncul notifikasi di ponselnya.
Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Aylin dan seluruh keluarga Carter. Bukan hanya keluarga inti yang menghadiri wisuda Aylin, bahkan seluruh keluarga besar pun menghadiri wisuda tersebut. Mulai dari kakek Alex Carter dan nenek Jia, juga Oma Anna dan Oppa Alamsyah Dude
Kedatangan keluarga Carter dan Dude cukup mencuri perhatian dalam gelaran acara wisuda tersebut, tak ada yang berani mengusik Aylin tentang pendamping wisuda yang harus kekasih, kehadiran dua keluarga besar itu sudah berhasil membungkam semua mulut.
Aylin dan seluruh teman-temannya tampil cantik sekali hari ini, mereka menggunakan riasan tipis yang terlihat begitu segar. Rambut Aylin yang panjang digulung dengan rapi.
"Kamu sangat cantik hari ini," ucap William. Bicara setengah berbisik.
Aylin duduk bersama teman-temannya, sementara seluruh keluarga besar duduk di barisan para tamu.
"Kamu juga terlihat luar biasa hari ini, tampan sekali, sampai semua mata tertuju padamu," balas Aylin apa adanya, bagaimana tidak, dalam acara wisuda ini William seolah menunjukkan pada semua orang siapa dia sebenarnya.
Bukan lagi pria cupu yang selalu menggunakan kacamata, tapi seorang pria tampan dengan banyak pesona.
Tapi kejujuran Aylin itu membuat William mencebik, dia sebal saat Aylin memperlakukan seperti teman seperti ini, padahal dia ingin mereka memiliki hubungan yang canggung. Tapi sepertinys Aylin tak memiliki perasaan apapun untuknya.
Semua murni hanya pertemanan semata.
"Kalian serasi sekali," bisik teman-teman yang lain, bicara dengan Aylin dan William.
"Tentu saja, aku cantik dan William tampan," balas Aylin, malah berseloroh dan membuat teman-temannya terkekeh.
Nora dan Sella tak menanggapi apapun, selalu benci tiap kali Aylin jadi pusat perhatian semua orang. Di tiap acara selalu Aylin yang jadi primadona.
Satu per satu nama mahasiswa dan mahasiswi di sebut untuk di wisuda oleh sang rektor. Sampai akhirnya nama Aylin di panggil untuk maju ke depan.
"Aylin Carter."
Dengan penuh percaya diri Aylin maju ke podium depan, dia lulus dengan nilai cumlaude.
Mommy Aresha sampai menangis saat melihat anaknya di wisuda, rasanya bangga sekali ketika melihat keberhasilan anaknya seperti ini.
"Mom, jangan menangis," ucap Kiara, anak paling bungsu.
"Iya sayang, mommy sangat bahagia," balas mom Aresha, dia juga memeluk Kiara dengan sangat erat. Terakhir Daddy Rayden pun mengelus pundak Kiara dan sang istri agar tidak terlalu larut dalam perasaan haru.
Hari ini hanya boleh ada perasaan bahagia.
Acara wisuda dimulai sejak jam 8 pagi dan kini berakhir saat jam 2 siang. Saking antusiasnya Aylin dia sampai melupakan tentang pak Aland dan semua masalah yang mereka miliki.
Setelah mengambil beberapa foto bersama teman-temannya, kini Aylin pun mengambil foto keluarga besar di sebuah hotel yang khusus mereka sewa untuk hari spesial ini.
Di hotel tersebut mereka juga menggelar acara makan bersama. Hari ini benar-benar spesial untuk merayakan keberhasilan Aylin.
"Oma baru tahu jika Aylin bekerja di Diamon Group. Apa di sana tidak ada yang mengenalmu sayang?" tanya oma Anna. Bagaimana pun nama keluarga Carter sangat disegani di kota ini.
"Ada beberapa orang yang tau Oma, mereka juga heran kenapa aku bekerja di sana, tapi sejauh ini semuanya berjalan dengan baik," jawab Aylin, lengkap dengan senyum lebar yang dia tunjukkan.
Membahas tentang Diamond Group membuatnya ingat dengan sang dosen.
"Aylin sekarang sudah wisuda, tahun depan giliran Kiara. Setelah itu ada perayaan apa lagi ya, mungkinkah pernikahan Nathan?" tanya nenek Jia kemudian dan membuat semua orang antusias.
Kecuali Nathan yang hanya tersenyum hambar, kembarannya Nicholas sebentar lagi memiliki anak. Namun hingga kini dia belum mendapatkan gadis yang pas.
"Nathan dulu atau Aylin dulu yang menikah?" celetuk mom Aresha.
"Iihh mommy, kok aku, tentu saja kak Nathan," balas Aylin dengan cepat, malu sekali jika membahas tentang hal ini di pertemuan keluarga.
Namun bantahan Aylin itu justru membuat semua orang makin tertawa.
Karena gugup Aylin jadi megambil ponselnya untuk mengalihkan perhatian, pura-pura sibuk sendiri. Namun karena membuka ponsel dia jadi melihat pesan sang dosen.
'Aku berada di kamar samping, nomor 7009, datang lah ke sini jika membaca pesanku.' tulis Aland.
Sebenarnya Aland sudah datang saat Aylin masih berada di kampus, namun melihat keluarga Aylin yang berkumpul dia jadi urung untuk menghampiri.
Aland mengikuti sampai akhirnya tiba di hotel ini.
Membaca pesan tersebut jantung Aylin sontak berdenyut nyeri, mendadak seperti takut ketahuan oleh seluruh keluarganya.
Astaga, kenapa pak Aland ke sini. Batin Aylin.
Dia melihat pesan itu telah dikirim 20 menit lalu, mungkin pak Aland sudah pulang. Batin Aylin lagi.
Pada akhirnya dia mengabaikan pesan tersebut.
Menjelang sore akhirnya seluruh keluarga memutuskan untuk pulang. Namun hati Aylin masih begitu berat tentang kamar 7009. Masih bertanya-tanya mungkinkah pak Aland masih ada di sana.
"Mom, malam ini aku akan makan malam dengan teman-teman ku. Aku tetap di hotel saja ya?" pinta Aylin pada sang mommy, takut-takut saat meminta izin seperti ini.
"Iya Sayang, tapi ingat, sebelum jam 9 malam sudah pulang ya?" balas mom Aresha dan akhirnya Aylin langsung bernafas lega.
"Iya Mom," balas Aylin dengan antusias.
Semua keluarga telah pulang dan kini di kamar hotel tersebut hanya menyisahkan Aylin sendiri. Dengan perasaan yang campur aduk, akhirnya Aylin mendatangi kamar 7009.
Lalu menekan tombol Bell.