Maisya Fahira, gadis bar-bar dengan segala keunikan yang di miliki nya,rela hidup sebatang kara di ibu kota hingga sukses menyelesaikan kuliah nya berkat bantuan dari sang kakak serta kedua sahabat baik nya, hingga di terima bekerja di sebuah perusahaan besar milik suami dari sahabat terdekat nya,siapa sangka dalam turun naik nya kehidupan yang dia jalani,Maisya justru bertemu dengan seorang pria yang berhasil mencuri seluruh hati nya.
Akan kah perasaan Maisya berbalas sempurna atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai Pencarian
Pagi yang begitu syahdu di sertai dengan rintik air hujan yang membasahi dedaunan,di lewati oleh Maisya hanya seorang diri,dia sangat kaget bahkan tak percaya jika Digo tadi malam tidak pulang ke apartemen,baru kali ini Digo tidak pulang dengan berdalih sedang lembur.Maisya menyibak selimut masih tetap memperhatikan sisi kanan ranjang yang masih tampak rapi tak ada tanda-tanda kedatangan Digo di sana.
" Ini serius dia tidak pulang?" Maisya berdiri ingin mengecek seluruh bagian apartemen,kali aja Digo nyasar di ruangan lain karena sudah terlanjur mengantuk.
" Ternyata dia beneran nggak pulang?" ucap Maisya pada diri nya sendiri.entah sebanyak apa pekerjaan suami nya itu,mau bertanya pun terasa sulit karena Maisya sudah minder duluan.diri nya sangat lah tidak berarti untuk Digo,jika pun memaksa untuk bertanya lebih jauh,Maisya takut mendapatkan bentakan dari pria itu.
" Belum datang wanita nya aja ,Gue udah mulai di latih tidur sendirian." Maisya menghela nafas gusar.meskipun sudah berjanji untuk tidak menangis lagi karena Digo,namun air mata nya tetap saja jatuh sebagai bukti betapa hancur hati nya saat ini.
" Apa Aku tanya Deri aja ya?" Maisya menimbang dan kemudian mengurungkan niat nya.
" Mereka kan sahabat sejati,kalau gue tanya dan Deri ngadu sama Digo bagaimana? Ntar di kira gue kepo dan kangen lagi sama dia." Maisya menyapu seluruh sudut apartemen yang sudah menjadi saksi bagaimana dulu bahagia nya Maisya menjadi seorang istri dari Digo,bahkan setiap sudut memiliki kenangan tersendiri.
" Bentar lagi apartemen mewah ini bukan milik gue lagi." ujar Maisya lirih.
" Kemana lagi gue mesti cari kerja,semua lamaran sudah gue kirim,kalau gue nunggu di panggil kerja yang ada tabungan gue semakin menipis nanti nya,Gue mesti cari peluang usaha yang bisa menghasilkan bisnis yang lumayan waw! " sebelum menyiapkan sarapan pagi untuk perut nya yang masih terasa kenyang oleh keadaan,Maisya terlebih dahulu membersihkan kamar serta seluruh ruangan yang ada di apartemen.Maisya sudah terbiasa melakukan semua nya sendiri karena memang Maisya sendiri yang tidak mau memakai jasa asisten rumah tangga.bahkan untuk mencuci serta menyetrika pakaian pun di lakukan sendiri karena memang wanita ini adalah wanita mandiri tidak suka berleha-leha.
Maisya semakin pusing sendiri memikirkan kelanjutan hidup nya kelak,mau pulang kampung juga nggak bisa , pasti kehadiran nya di sana akan menimbulkan kecurigaan di tengah masyarakat dan ibu nya juga akan merasa malu dengan status janda yang melekat pada diri nya.
" Akhh....." teriak Maisya kesal.
Di tempat yang berbeda.
Digo membuka mata nya secara perlahan,tampak matahari yang sudah semakin terang menyinari semesta.Digo mengeram kesal karena harus kesiangan sementara hari ini jadwal nya sangat sibuk sekali.
Perlahan Digo mengingat apa yang sudah dia lakukan tadi malam,bahkan kegiatan panas itu terus berlanjut hingga dini hari dan mereka baru tertidur selama 3 jam.
Digo tersenyum miring,tak ada sedikitpun penyesalan pada pria ini justru terlihat sangat menikmati suasana siang yang berbeda.
Digo bangun dengan tubuh polos karena dia harus segera ke kantor, sedang kan teman wanita nya masih terlelap dengan nyenyak karena sudah kelelahan meladeni Digo.
" Itu bayaran Kamu, cepat pergi dari sini." Digo melempar setumpuk uang ke tubuh wanita yang baru saja terbangun dengan menyandarkan tubuhnya pada ranjang.tubuh atletis Digo yang terpampang nyata dengan rambut yang basah membuat sang wanita kepanasan.
" Kamu mau kemana sayang? Apa Kamu tidak lelah setelah malam panas kita tadi malam?"tanya wanita ini dengan nada sensual,Digo sudah sangat khatam dengan jenis wanita seperti ini,tak ada niat untuk meladeni permainan wanita itu,Digo dengan gerakan cepat memakai baju yang sudah di antar kan oleh Deri.untung saja dia punya baju cadangan di dalam mobil pribadi nya sehingga bisa langsung berangkat ke kantor tanpa harus pulang terlebih dahulu.
" Pergi sekarang juga dan jangan pernah menghubungiku kalau bukan Aku sendiri yang menghubungi mu." titah Digo sambil menunjuk ke arah pintu.karena memang seperti itu permainan Digo selama ini.
Wanita itu memberengut kesal,ia pikir bisa dengan mudah menaklukkan hati Digo,di jadikan simpanan juga nggak masalah yang penting tetap berada di samping Digo.
Tanpa membersihkan tubuh nya, wanita itu dengan cepat memakai asal baju seksi yang sudah tidak berbentuk lagi.Digo sendiri memilih tidak peduli dengan wanita itu, yang jelas dia sudah membayar lunas atas kerja sama yang mereka lakukan semalam.
" Aku akan selalu menunggu Kamu, sayang." tanpa malu wanita ini meninggalkan kecupan di bibir Digo.hanya sekilas karena cukup sadar kalau tubuh nya masih bau keringat bekas semalam.
Deri yang melihat jika Digo sudah berada di depan mobil, dengan sigap membantu membuka kan pintu mobil untuk bos nya itu.
" Meeting nya akan di adakan di restoran yang terletak tidak jauh dari tempat ini." kata Deri memberitahu.
" Kenapa harus di pindah kan?" tanya Digo menatap Deri yang duduk di kursi bagian depan menemani Pak sopir yang sedang menatap lurus ke jalanan.
" Menurut Lo? Kalau mau begituan ya ingat waktu lah Bro,untung aja Pak Seno mau menerima alasan yang gue berikan, sebenarnya Pak Seno harus segera terbang ke negara A, tetapi karena mengingat jasa bokap Lo terhadap perusahaan nya,beliau akhirnya terpaksa menunda keberangkatan dan tetap melanjutkan meeting dengan perusahaan kita." kata Deri menjelaskan.
Tidak perlu dia bertanya seberapa panas permainan sahabat nya semalaman bersama wanita bayaran itu, dari leher Arki yang berubah belang-belang saja sudah bisa menepis rasa penasaran nya.
" Kasihan banget Maisya! Masa muda nya di habiskan percuma dengan menemani pria seperti Digo." gumam Deri dalam hati sambil menatap Digo dari pantulan kaca mobil.
Sial nya malah ketahuan oleh Digo yang juga tidak sengaja sedang menatap ke arah depan.sehingga membuat kedua sahabat ini saling menatap satu sama lain.
" Ngapain Lo liat- liat gue." ketus Digo melempar baju bekas nya ke atas pangkuan Deri.
" Lo nggak mau ngabarin Maisya dulu?" tanya Deri yang sebenarnya tidak tega membiarkan Digo menyakiti Maisya, tetapi dia juga tidak punya kuasa untuk menghentikan semua kegilaan Digo.
Awal nya Deri pun terkejut ketika mendengar kabar tentang pernikahan Digo dengan Maisya,namun setelah Digo menjelaskan kepada nya alasan di balik terjadi nya pernikahan itu,Deri menggeleng tak percaya, ternyata sahabat nya bisa berbuat sejauh itu.
" Nggak perlu!Semalam dia udah tahu kalau gue lembur." balas Digo cuek menatap layar ponsel mengecek kotak pesan.kali aja ada pesan dari anak buah nya tentang keberadaan sang pujaan hati.
" Terserah Lo deh! Nanti kalau bokap Lo ngamuk,jangan bawa-bawa nama gue ya, yang penting gue udah ngingetin Lo." desis Deri menyerah karena Digo yang sekarang sangat bebal dan kejam.
" Teman macam apa Lo ini? Mau enak nya saja sementara dalam keadaan susah nya Lo malah nggak mau terlibat." sinis Digo menatap tajam ke arah Deri hanya sekilas saja setelah itu kembali fokus ke layar ponsel nya.
" Tapi Lo tenang aja,Pak tua itu sudah tahu semua nya.gue pun nggak perlu capek-capek lagi menyembunyikan rahasia gue di depan mereka, kecuali di depan Maisya.sampai Laura gue kembali baru lah gue ceraikan dia." sambung Digo sangat tidak punya hati dan terkesan egois.yang di pikirkan hanya kebahagiaan nya sendiri,tak perduli jika Maisya yang harus terluka atas sikap nya itu.karena selama ini dia memang tidak pernah melibatkan perasaan nya ketika mendekati Maisya.semua yang Digo lakukan murni untuk mendapatkan status semata.
" Tau ah..Lo urus aja sendiri urusan hidup Lo,gue nggak akan ikut campur lagi." balas Deri dengan nada cuek.
" Apa sih yang Lo liat terus di ponsel Lo itu? Orang ngajak ngomong aja nggak lo liat,jangan - jangan kalau lagi ngomong sama Maisya juga seperti ini sikap Lo." tuduh Deri memutar badan ke arah belakang mencari jawaban atas tuduhan nya barusan.
" CK...Banyak tanya Lo,kata nya nggak mau ikut campur lagi,baru satu detik aja Lo udah kepo dengan urusan gue.dasar cerewet." Digo semakin fokus dengan layar ponsel nya, sebelah tangan nya bahkan terlihat mengusap layar benda pipih itu membuat Deri mengernyit heran dengan kelakuan Digo yang absurd.
" Seperti nya dia benar-benar gila,belum apa-apa aja udah kena karma." ucap Deri lirih sopir kantor pun tertawa kecil mendengar nya.
Usai menyantap makan siang bersama client,Digo buru-buru mengajak Deri untuk pergi dari sana .kedua pria ini masuk ke dalam mobil dengan wajah Digo yang terlihat cerah sedang kan Deri menatap Digo dengan bingung.
" Antar gue ke bandara sekarang juga, setelah itu Lo balik ke kantor dan urus semua pekerjaan gue." titah Digo cepat.
" Lo serius? Mau ngapain Lo ke bandara dan kenapa gue harus ngurus perusahaan Lo itu?" tanya Deri beruntun.
" Gue ada urusan penting,Lo nggak perlu tau urusan gue lagi.pokok nya Lo urus perusahaan,kalau sampai bokap gue tahu tentang kepergian gue ini,Lo orang pertama yang harus bertanggung jawab." Deri menghembuskan nafas dengan kasar kemudian menatap wajah Digo dengan lekat.
" Kenapa gue lagi yang harus Lo libatkan dalam urusan Lo, setidaknya beri tahu gue kemana tujuan Lo saat ini,kalau Pak tua bertanya maka gue harus punya jawaban yang paling masuk akal." pandai sekali Deri menjebak sahabat nya itu,dia yakin Digo tidak akan mampu menutupi rahasia dari nya.
" CK...Kenapa Lo berubah sangat mirip sekali dengan nyokap gue." omel Digo menjitak kepala Deri dari arah belakang.
Deri malah tertawa sambil mengusap kepala yang terasa perih.meskipun tak berbunyi tetapi sentuhan tangan Digo sangat sakit sekali di kulit kepala nya yang tipis.
" Cepat katakan mau kemana Lo sampai harus ke bandara segala?" desak Deri ingin tahu.
" Gue mau menyusul Laura, dari kabar yang di dapat kan oleh anak buah gue kalau saat ini Laura tengah berada di sebuah daerah terpencil.pantas saja selama ini anak buah gue kesulitan mencari dia, ternyata di sana tempat persembunyiannya selama ini. " jawab Digo seperti orang yang sudah tidak sabar lagi ingin menjemput kekasih hati nya.padahal belum tentu juga orang yang dia jemput mau ikut bersama nya.
" Lo yakin mau menjemput Laura kesana? Kalau dia udah punya kehidupan baru bagaimana?" tanya Deri.
" Dia harus tetap menjadi milik gue, sampai kapan pun hanya gue yang bisa memiliki dia." tukas Digo tak terima jika ada pria lain yang mendekati Laura.
Padahal dalam hati kecil nya berkata lain, sudah tiga tahun lama nya mereka berpisah secara mendadak.segala kemungkinan bisa saja terjadi tetapi Digo berusaha mengenyampingkan semua nya.yang penting dia bisa kembali bersama Laura.
Entah itu perasaan cinta sejati nama nya atau hanya sekedar omong kosong sesaat saja.
" Terus kalau dia udah punya anak bagaimana?" tanya Deri lagi semakin tertarik dengan keanehan bos sekaligus sehabat nya itu.sedikit banyak nya Deri sudah tahu tentang hidup Laura setelah kabur dari Digo.
" Ya akan gue rawat anak itu seperti anak kandung gue sendiri." balas Digo sangat santai tanpa beban.
Deri malah tertawa mendengar nya, padahal sahabat nya itu masih sangat muda dan kuat kalau ingin membuat istri nya hamil,namun aneh nya malah memilih membesarkan anak orang lain yang nantinya belum jelas bisa membalas jasa nya atau tidak.
" Ngapain Lo ketawa seperti itu?" sinis Digo tak terima.
"Nggak papa...Semoga aja hidup Lo selamat dan bahagia sesuai dengan keinginan Lo itu,gue udah nggak paham lagi sama jalan pikiran sesat Lo itu." menyadari mobil sudah sampai di parkiran bandara,Deri langsung turun terlebih dahulu membantu membukakan pintu untuk Digo.
Suasana bandara tampak ramai meskipun sekarang bukan lah masa liburan atau pun akhir pekan.Deri mengikuti langkah kaki Digo yang sangat lebar.Digo berangkat dengan tangan kosong tak sempat melakukan persiapan apapun karena kabar itu pun masuk secara mendadak ke ponsel nya.
Tiket penerbangan ke daerah terpencil sudah terlebih dahulu di pesan kan oleh Nina yang merupakan sekretaris dari Digo.rencana nya nanti setelah sampai di bandara tujuan,ada orang kepercayaan yang akan menjemput Digo di bandara.
" Gue pergi dulu, ingat urus perusahaan dengan benar,kalau Maisya menghubungi Lo,bilang aja gue keluar kota untuk bisnis." ucap Digo lalu segera masuk dengan kaca mata hitam bertengger di hidung nya.
" Selamat jalan kawan..Semoga Lo gagal bertemu dengan wanita penipu itu." Deri malah melambai kan tangan nya kepada Digo, ucapan nya tadi tidak bisa di dengar oleh Digo karena suasana bandara yang semakin ramai dan padat.
Deri melepas kepergian Digo dengan hati yang tidak rela.dia harus segera menyiapkan jawaban yang masuk akal jika nanti Pak Wibowo menghubungi nya, begitu juga dengan Maisya.
" Tapi kayak nya Maisya nggak akan curiga deh! Tadi malam aja dia nggak nyariin suami nya,apa Maisya mulai curiga ya sama suami bejat nya itu?" sentak Deri malah berdiri di sana padahal sopir kantor sudah sejak tadi memanggil - manggil nama nya.
Sementara itu,Digo pun sudah duduk anteng di dalam pesawat,antara hati dan logika nya mulai tidak kompak lagi, tetapi tekad Digo sangat kuat untuk bertemu Laura.
Ponsel pribadi nya sengaja di matiin agar tidak ada orang yang bisa mengganggu misi penting nya ini.bahkan Maisya sekalipun tidak dia izinkan untuk menghubungi dirinya.
Seperti nya permainan ranjang yang sering dia lakukan bersama Maisya tak mampu menyadarkan pria ini tentang betapa berharganya Maisya sebagai seorang istri.
Mata dan pikiran Digo sudah di gelapkan oleh Laura,bahkan kedua orang tua nya pun tidak lagi mampu mencegah niat jahatnya itu.
" Kamu benar benar sudah melampaui batas,jika nanti Maisya sudah pergi baru lah Kamu menyesal." kata Pak Wibowo yang diam - diam sudah mendapatkan laporan dari anak buah nya yang bertugas memata-matai Digo.
" Dan ketika penyesalan itu datang,Papa pun tidak akan Sudi membantu Kamu lagi." lanjut Pak Wibowo dengan perasaan campur aduk.
Pak Wibowo mengambil kembali ponsel yang tergeletak di atas meja ruang tamu,beliau lalu menghubungi seseorang dan berbicara dengan sangat pelan sekali agar tidak kedengaran oleh sang istri dan yang lain nya.
" Ikuti terus kemana pun dia pergi,jangan sampai kehilangan jejak.laporkan kepada saya apapun yang dia lakukan di sana tanpa ada yang terlewat kan." titah Pak Wibowo kepada lawan bicara nya.
Bersambung...
mu thooor
alur ceritanya naik turun jd g ngebosenin...terus semangat berkarya thor
ditunggu kelanjutannya.