Arabella harus menelan kekecewaan dan pahitnya kenyataan saat dirinya mengetahui jika pria yang selama dua tahun ini menjadi kekasihnya akan bertunangan dan menikah dengan wanita yang sudah dijodohkan dengan pria itu.
Arabella pikir dirinyalah wanita satu-satunya yang dicintai pria itu, tapi ternyata dirinya hanyalah sebagai pelampiasan selama wanita yang dijodohkan berada di luar negeri.
"Bagaimana jika aku hamil? apa kau memilih ku dan membatalkan perjodohan mu?"
"Aku tidak mungkin mengecewakan kelaurga ku Ara."
Jawaban Maher cukup membuat hati Arabella seperti ditikam benda tajam tak kasat mata. Sakit, terlalu sakit sampai dirinya lupa bagaimana melupakan rasa sakit itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tunjukkan jika kamu wanita kuat
"Kau sudah siap?"
Samuel membuka pintu kamar hotel untuk melihat Arabella.
Pria itu tersenyum saat melihat penampilan Arabella.
"Apa kau berhias untuk menarik simpati para pria hidung belang!" Samuel bersedakep dada diambang pintu dengan tatapan menelisik.
Arabella mengerucutkan bibirnya, wanita satu anak itu berjalan mendekati kakaknya yang paling tampan.
"Jika mereka tergoda jangan salahkan aku, tapi salahkan mereka yang punya mata keranjang." Arabella tersenyum menyeringai dengan wajah dibuat galak.
Ck..Ck..Ck..
Samuel berdecak, adiknya ini speak bidadari dirinya saja tidak rela jika kecantikan adiknya di nikmati banyak orang.
"Hanya pria bodoh yang sudah menyia-nyiakan kamu begitu keji." Samuel berkata dengan nada kesal, tidak terima adiknya di sakiti begitu saja.
Andai dulu pria yang membuat adiknya terluka datang menemuinya, sudah pasti Samuel akan membuat pria itu menjadi sasaran samsak, siapa yang akan terima adiknya diperlakukan seperti itu, apalagi meninggalkannya saat hamil.
"Sudah nanti kita terlambat," Arabella mengandeng lengan Samuel dengan mesra, keduanya sudah seperti sepasang kekasih jika orang yang melihat.
"Amara begitu pintar, dia tidak rewel setelah diberikan boneka," Samuel menatap foto keponakanya saat ibunya mengirim foto Amara yang tersenyum senang sambil memeluk foto.
Arabella mengerutkan keningnya, sejak kapan Amara rewel, dan boneka? siapa yang membelikan anak itu boneka.
Sadar akan ditatap Arabella dengan tatapan bingung, Samuel menunjukan layar ponselnya, "Saat kamu tidur Ibu menelpon dan Amara menangis karena ingat kamu tinggal," Samuel menjelaskan, "Tapi setelah dibelikan boneka dia langsung diam seperti rubah kecil yang menggunakan kelemahan untuk mendapatkan mangsanya." Samuel bicara dengan nada kesal saat diakhir kalimat.
Arabella justru terkekeh mendengar penuturan kakaknya.
Arabella menatap lamat-lamat wajah putrinya di dalam foto, semakin besar Amara semakin mirip dengan Maher, bahkan sifat liciknya sama seperti Maher jika sedang menginginkan sesuatu, pria itu akan menggunakan kelemahannya untuk mendapatkan apa yang dia mau, dan Arabella sudah cukup hafal dengan sifat Maher yang itu.
Setelah tiga puluh menit lebih taksi yang mereka tumpangi sampai di tempat tujuan, Samuel turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Arabella, pria itu tersenyum manis membuat Arabella merasa mual dan ingin muntah.
Bukanya marah Samuel justru tertawa, dirinya juga merasa geli melakukan hal yang menurutnya konyol.
"Bersiaplah untuk menghadapi apapun yang ada di depan sana." Samuel mengusap pugung tangan Arabella yang melingkar di lengannya, Samuel tahu jika adiknya begitu gugup dan takut. Arabella seperti memiliki trauma saat menginjakkan kakinya di kota besar ini.
Setelah memberikan kartu undangan, mereka dipersilahkan masuk, karena tanpa kartu undangan mereka dilarang masuk. Karena memang acara diselegarakan dengan ketertiban dan ketentuan.
"Kau gugup?" Samuel merasakan cengkraman kuat di lengannya saat mereka memasuki tempat acara, Arabella tidak menjawab melainkan mengedarkan pandangannya seperti sedang waspada.
"Tidak usah takut ada aku disini," Bisik Samuel untuk menenangkan adiknya yang sepertinya terkena serangan panic attack tiba-tiba.
"Aku takut kak," cicit Arabella dengan suara tertahan.
"It's oke,
Sedangkan dari jarah yang cukup jauh Maher sudah mengepalkan tangannya dengan tatapan membunuh, saat melihat bagaimana kedua orang yang dia lihat begitu serasi dan romantis. Siapa yang tidak cemburu melihat wanita yang bertahta dihatinya sedang bermesraan dengan pria lain.
Cih, kau munafik Maher?
"It's oke, everything will be fine." bisik Samuel sambil mengecup pucuk kepala adiknya, Samuel tahu ini tidak akan mudah bagi Arabella, tapi semua ketakutan dan trauma itu harus di lawan.
"Jangan takut, angkat kepalamu dan tunjukkan jika kamu wanita kuat!"
*
*
Tinggalkan jejak kalian 😘 jika besok tidak ada yang update jangan di cari, Mak Otor lagi sibuk bantuin rewang Ttga 🤭🤣