Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Menjual istri
Tono menggeram karena kali ini harus kalah taruhan di meja judi melawan juragan kambing yang sudah tua itu, Kebun nya lima hektar yang jadi taruhan terancam akan musnah dan berpindah tangan. Dia sangat kesal sekali sekarang, Juga bingung harus bagai mana menghadapi nya, Kebun lima hektar bukan lah harta yang sedikit, Dia sudah bisa berfoya foya dengan gadis cantik bila di jadikan uang. Ini malah kalah telak dari juragan kambing itu, Tentu hati Tono sangat lah panas, Apa lagi sekarang salah satu selingkuhan nya menjadi istri muda juragan kambing, Sudah pasti hati Tono sangat menyala tak karuan sebab merasa kalah saing.
"Aku tak akan mengambil kebun mu asal kau bisa memenuhi syarat dariku." Seringai Darmadi.
"Apa yang kau ingin kan?" Tono menatap sengit.
"Berikan istri mu satu malam kepada mu, Maka kebun mu akan ku bebaskan." Darmadi menyeringai mesum.
"Dasar gila!" Umpat Tono marah sekali karena dia tetap tak rela bila Lastri di sentuh oleh orang lain.
Darmadi tertawa karena pria ini lebih berat istri nya dari pada harta yang lumayan banyak itu, Namun Darmadi tak putus asa untuk membujuk nya. Bila tak mau menyerahkan istri, Maka masih ada dua lagi yang bisa di incar, Malah mereka masih segar dan pasti nya akan sangat bisa memuaskan Darmadi.
"Aku akan memberimu kambing tiga puluh ekor dan sapi dua puluh ekor, Tak lupa tanah mu tadi juga ku kembali kan. Bonus nya dia juga akan ku buat kan rumah yang megah, Asal kan kau rela memberikan Nayla atau Nadia padaku." Ujar Darmadi serius.
"Sudah gila kau hah?!" Bentak Tono sangat marah.
"Hanya untuk setahun saja, Setelah itu akan ku ceraikan dia." Ujar Madi.
"Bagai mana bila Nara saja?" Tawar Tono.
"Stres kau ya? Gadis yang cuma tulang saja itu kau tawarkan padaku, Tipe ku yang montok." Kesal Madi.
"Akan ku pikirkan nanti." Tono berkata lirih.
"Jangan lupa kan bahwa kau juga punya hutang dengan ku satu miliar juga." Madi mengungkit masalah hutang.
Semakin stres rasa nya Tono sekarang karena dia tak bisa juga bila mau kehilangan kebun lima hektar dan juga membayar hutang satu M pada juragan kambing. Lebih baik pulang dan membicarakan baik baik pada dua putri nya, Toh mereka akan di nikahi selama satu tahun saja, Dia akan dapat bonus hutang satu M lunas dan keuntungan lain nya. Mobil Tono segera di parkir di garasi dan mencari kedua anak nya, Seperti biasa bahwa mereka sedang bercengkerama di depan televisi di ruang tengah.
"Nayla dan Nadia, Ayah ingin bicara dengan kalian." Tono mematikan televisi.
"Ada apa, Ayah?" Mereka berdua bertanya serentak karena tahu ini masalah serius.
"Tolong jangan beri tahu Ibu kalian dulu! Ayah punya hutang satu M di Darmadi, Dan Ayah juga kalah taruhan. Kebun sawit lima hektar itu ada di tangan dia, Tolong bantu Ayah ya." Pinta Tono.
"Aku tak punya uang sebanyak itu, Yah." Nayla menggeleng pelan.
"Tabungan ku cuma ada beberapa ratus juta saja, Tak akan cukup untuk menebus semua itu." Nadia juga berkata pelan.
"Darmadi menawarkan kalau hutang Ayah bisa lunas dan kebun itu kembali ketangan Ayah, Bahkan dia juga mau memberikan kambing tiga puluh serta sapi nya dua puluh! Dan bila salah satu dari kalian mau menikah dengan dia, Maka akan dapat bonus rumah juga." Jelas Tono.
Nayla dan Nadia sontak saling pandang karena mereka paham maksud pembicaraan Ayah nya ini, Namun mereka tak sanggup bila harus bersuamikan bandot tua yang sudah ompong namun banyak tingkah itu, Melihat nya saja sudah membuat mereka mual tak karuan. Apa lagi bila sampai harus di nikahi oleh dia, Tak sanggup mereka berdua.
"Aku tak bisa, Ayah!" Nayla langsung menolak.
"Sama seperti Kakak, Aku tak bisa menolong Ayah! Kenapa tak suruh Nara saja, Biar ada guna nya dia." Sengit Nadia.
"Madi tak mau dengan Nara! Gadis itu terlalu kecil." Tono mengusap wajah nya kasar.
Mereka bertiga kebingungan karena tak tahu harus bagai mana, Salah satu tak ada yang mau mengalah untuk jadi istri nya madi, Tak sanggup untuk hidup bersama pria tua yang sudah bau tanah. Mana dia juga memilih dan tak mau saat di tawari Nara, Apa tak membuat Tono semakin pusing di buat nya. Mau merelakan istri nya untuk di tiduri pun masih bingung, Namun hanya itu lah satu satu nya jalan dari pada harus mengorban kan nasib putri nya.
"Pakai lah istri ku saja." Tono menghubungi Madi.
"Hahaaaaa...Akhir nya kau melepas istri mu." Madi tertawa kencang.
"Satu malam penuh, Namun kebun dan hutang ku harus lunas." Ujar Tono.
"Kau memang orang yang serakah, Baik lah!" Madi akhir nya setuju.
Maka Tono segera menutup sambungan telefon nya dan mencati cara agar Lastri mau keluar dari rumah dan di giring kehotel saja, Biar lah dia mengorbankan istri nya dari pada hatus mengorbankan anak nya yang pasti masih memiliki masa depan yang sangat panjang. Kalau Lastri kan memang hanya di rumah saja, Namun istri nya Tono ini memang sangat lah cantik.
"Ayo kita keluar cari udara segar." Ajak Tono kepada istri nya.
"Tumben kamu ngajak aku, Biasa nya juga sama selingkuhan mu." Lastri meminum wine di gelas.
"Kali ini aku mau sama kamu, Baru setelah itu kita beli hadiah untuk mu." Bisik Tono menyentuh bagian dada Lastri.
Wanita yang memang bisa di bilang cinta nya sangat besar kepada Tono, Maka dia menurut saja dengan ajakan sang suami dan segera berdandan elok, Tubuh nya masih sangat bagus walau sudah menginjak usai empat puluh lima tahun. Wajar bila orang masih tergiur melihat nya, Lastri keluar dengan balutan dress hitam yang sangat ketat.
"Kok kita kehotel?" Lastri menatap sekitar nya.
"Tak tahan aku melihat mu, Kita mampir dulu sebentar." Tono memberikan alasan.
Sebenar nya bukan alasan karena dia memang tergoda melihat Lastri yang sangat sexy, Mereka masuk kedalam kamar dan langsung mencoba tempat di sofa. Tono tidak mau mengotori kasur, Nanti Madi bisa marah dan transaksi gagal seketika, Ini adalah transaksi yang besar karena hutang satu M dan kebun nya yang menjadi taruhan.
"Sssshhh, Ooohh."
Tono menggeram kecil ketika merasakan jepitan dari martabak, Lastri pasrah saja menerima ajakan suami nya, Padahal sang suami sudah banyak menggauli wanita lain, Tapi dia tak jijik dan tetap menerima saja.
😆
Tapi bagus sih, berani nulis kyk gini