PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIKAP HANGAT RAYAN
“Sakit apa kalau boleh tau..?” Tanya Rayan lagi
“Kata dokter autoimun.” Jawab Ayana pelan
Rayan terkejut mendengar jawaban Ayana. Matanya terus melirik ke arah Yuki dengan perasaan tak percaya..
Hatinya iba melihat wanita di sampingnya. Rasa penasarannya akan kejadian di restoran hingga saat dia membuntuti Ayana sepulang kerja perlahan mulai terjawab.
Semua Ayana lakukan karena tuntutan hidup yang harus dia jalani
Rayan melirikan matanya kesamping melihat wajah Ayana yang sendu
“Kenapa gak di rawat..?” Tanya Rayan kemudian
Ayana hanya diam tak menjawab. Rayan tersenyum simpul. Dia mengerti, mungkin Ayana merasa tak nyaman bercerita pada orang asing seperti dirinya
Suasana dalam mobil kembali sepi tak ada lagi obrolan di antara keduanya. Mereka diam dengan pikiran mereka masing masing. Hingga Ayana menyadari sesuatu saat Rayan membelokan mobilnya ke arah menuju rumahnya.
Ayana melirik kearah Rayan yang sedang fokus menyetir
“Maaf, apa anda sudah pernah kesini..?” Tanya Ayana memastikan dugaannya
Rayan tersenyum melirik Ayana sekejap dan kembali fokus menatap jalanan di depan
Hingga akhirnya mereka sampai depan rumah Ayana. Rayan turun dan memutari mobil menuju pintu samping dimana Ayana duduk.
Rayan mengambil Yuki dari gendongan Ayana dan meninggalkan Ayana yang terpaku dalam mobil karena perlakuan Rayan itu.
Ayana segera tersadar dan bergegas menyusul Rayan dan Yuki yang sudah sampai duluan depan pintu rumahnya. Ayana melirikan matanya menatap Rayan penuh kebingungan juga canggung dengan sikap hangat Rayan
Biar bagaimana pun, Rayan adalah pria asing yang kini berada di rumah seorang janda. Ayana merasa tak nyaman jika para tentangga melihat dan bisa menimbulkan fitnah
Setelah Ayana membuka pintu, tanpa aba-aba Rayan nyelonong masuk. Ibunya yang sejak tadi menunggu kedatangan putri dan cucunya dari rumah sakit terkejut ada pria berpakaian formal sedang menggendong cucunya masuk ke dalam rumah.
Sang Ibu langsung menatap Ayana meminta penjelasan sang anak dengan isyarat matanya. Mengerti akan hal itu, Ayana mengambil alih Yuki dalam gendongan Rayan dan membawanya ke dalam kamarnya.
“Maaf bu, saya tadi liat Ayana pulang dari rumah sakit mau nunggu angkutan umum. Saya menawarkan untuk mengantar karena khawatir anaknya kenapa napa di jalan.” Tutur Rayan menjelaskan biar Ibu Ayana tak salah paham
Ayana yang keluar dari kamar menghampiri keduanya.
“Terima kasih sudah mau mengantar kami sampe rumah.. Maaf sudah merepotkan..” Ucap Ayana tulus menundukan kepala
“Sama-sama.. Tapi maaf, apa saya boleh lihat hasil pemeriksaan dokter soal anak kamu..” Tanya Rayan menundukan kepala menatap wajah Ayana
Ayana tersentak kaget mendengar ucapan Rayan. Ayana menatap mata Rayan intens mencoba mencari maksud dari inginnya itu
“Ayana.. Saya juga dokter. Dan saya pratek di rumah sakit tempat anak kamu berobat..” Ucap Rayan lembut mengetahui maksud tatapan Ayana
“Pantesan aja.. Aku pikir kebetulan ketemu disana karna ada keperluan, ternyata itu tempat dia bekerja..” Monolog Ayana dalam hati
Sang Ibu yang berada di samping Ayana mengelus lengan anaknya mendengar penuturan Rayan. Ayana melirik sang Ibu. Ibunya kembali mengelus lengannya menganggukan kepala menyetujui permintaan Rayan barusan.
Bagi ibunya, tidak ada salahnya jika mengizinkan Rayan mengecek rekam medis cucunya. Mungkin dengan begitu akan ada solusi yang bisa mereka lakukan untuk kesembuhan Yuki
Setelah berkas pemeriksaan kesehatan Yuki di tangan Rayan, Rayan duduk dan mulai membaca satu persatu lembarana itu dengan serius.
Ayana dan Ibunya hanya duduk diam menyaksikan. Sesekali terlihat Rayan menarik nafas. Ayana cemas, dia berharap Rayan mengucapkan sesuatu yang tidak serius tentang kesehatan Yuki
Rayan menatap wajah Ayana sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Dia tersenyum mencoba menguatkan Ayana dan Ibunya
“Tolong Yuki jangan di ajak keluar rumah pada siang hari ya..? dia gak boleh kena sinar matahari.. Karna autoimun ini adalah terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sel-sel dalam tubuhnya sendiri.. Saat ini yang harus di hindari agar sel-sel itu gak cepat rusak, Hindari paparan sinar matahari langsung..” Jelas Rayan panjang lebar
Tanpa terasa air mata Ayana jatuh perlahan di pipinya. Dengan pelan Ayana menghapus air matanya mencoba tegar menghadapi kenyataan yang menimpah anaknya
Rayan mengerutkan alisnya menatap Ayana.
"Apa belum ada yang menjelaskan ini sebelumnya..? Monolog Rayan dalam hati
BERSAMBUNG..