NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL 2.

Calon TUMBAL 2.

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural / Tumbal
Popularitas:129.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Jika aku harus mati, maka aku akan mati karena Allah dan kembali pada Allah, bukan menjadi budakmu."

"Hati - hati Jingga, Semakin tinggi kemampuanmu, maka semakin Allah akan menguji dirimu. Tetaplah menjadi manusia yang baik, menolong sesamamu dan yang bukan sesamamu."

"Karena semakin tinggi kemampuanmu, semakin pula kamu menjadi incaran oleh mereka yang jahat."

Dalam perjalanan nya membantu sosok - sosok yang tersesat, Rupanya kemampuan Jingga semakin meningkat. Jingga mulai berurusan dengan para calon tumbal yang di tolong nya.

Dampak nya pun tidak main - main, Nyawa Jingga kembali terancam karena banyak sosok kuat yang merasa terusik oleh keberadaan Jingga. Jingga semakin mengasah dirinya, tapi apakah dia bisa kuat dan bisa menolong mereka yang meminta bantuan nya? sementara nyawanya sendiri juga terancam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 5. Sosok di rumah Sakit

Jingga pun pulang mengantar Elang, lalu dia sendiri pulang ke rumah nya. Sepanjang jalan itu dia memikirkan bagaimana cara nya menolong Elang, Jingga melirik Gani yang masih tertidur nyenyak.

"Non, bapak tadi nelpon. Katanya non Jingga di suruh dateng ke rumah sakit bawain Jas ganti nya bapak sama amplop cokelat di meja kerja bapak.." Ujar supir Jingga.

"Oh, iya pak." Sahut Jingga.

Mereka akhirnya sampai di rumah dan Gani baru Jingga bangunkan, Gani kaget karena dia tidur sangat nyenyak bahkan sampai tidak sadar kalau sudah sampai di rumah.

"Ni, kamu istirahat aja di rumah, aku mau ke rumah sakit." Ujar Jingga.

"Hah! Siapa yang sakit, Ngga?" Tanya Gani terkejut.

"Nggak ada, aku mau anter jas papa." Sahut Jingga sambil tersenyum.

"Aku ikut." Ujar Gani, ia tak mau lalai lagi.

"Ya udah, aku ganti baju dulu." Ujar Jingga dan Gani mengangguk. Jingga lalu naik keatas dan masuk kedalam kamar nya.

Setelah Jingga ganti pakaian dengan pakaian yang lebih kasual, ia pun turun ke bawah dan masuk kedalam ruang kerja ayah nya, lalu mengambil yang di minta ayah nya untuk diantar. Jingga kembali keluar dan di sana sudah ada Gani yang sudah siap mengantar nya pergi.

"Yuk." Ajak Jingga dan Gani mengangguk.

Mereka kembali pergi, dan itu kali pertama nya Gani melihat bagian lain kota Jakarta yang sangat ramai, apalagi hari sudah menjelang malam jadi lampu - lampu di sana semuanya sudah mulai berkelap - kelip. Tak lama mereka pun sampai di sebuah rumah sakit besar dan Jingga langsung turun dari mobil.

"Om Sidik tugas nya di sini, Ngga?" Tanya Gani, ia terpukau dengan besar nya rumah sakit itu, karena itu juga kali pertama Gani datang ke rumah sakit besar.

"Uhum.." Sahut Jingga, ia menggandeng tangan Gani dan Gani tertegun dengan tindakan Jingga walau sebenar nya Jingga tak ada niatan apapun. Gani tersenyum karena Jingga terus menggandeng tangan nya walau mereka sudah berada di dalam lift.

Rumah sakit adalah salah satu tempat yang menurut Jingga penuh kesedihan, karena dia melihat mereka yang tak terlihat menangis. Menangis karena banyak dari mereka yang meninggal masih meninggalkan banyak hal, seperti penasaran dan yang paling banyak adalah yang menangis karena penyesalan.

Seperti sekarang ini.. di depan Jingga ada sosok laki - laki yang menangis berjalan di samping seorang perempuan, dia terus menangis memanggil perempuan itu tapi perempuan itu tentu tidak dengar karena dia sudah tidak ada. Laki - laki itu terlihat sangat menyedihkan, sekujur tubuh nya berdarah yang paling mengerikan adalah luka yang berada di kepalanya yang terbuka, sepertinya bekas kecelakaan.

"Sayang.. maafin aku.." Sosok laki - laki itu berusaha meminta maaf pada perempuan itu.

Jingga melewati laki - laki itu begitu saja dengan berpura - pura tidak melihat nya, ia  menggandeng tangan Gani agar dia bisa kuat melihat mereka. Jingga mungkin bisa membantu tapi jika harus sebanyak itu di rumah sakit, Jingga tidak bisa.

Dan akhirnya mereka pun tiba di lantai lima, di mana ruangan ayah Ilham berada.

"Tok! Tok! Tok!"

"Assalamualaikum, papa.." Jingga mengucap salam dan di sahuti oleh ayah Ilham dari dalam sana.

Jingga masuk kedalam dan terlihat ayah Ilham sedang sibuk dengan pekerjaan nya.

"Maaf ya nak, papa jadi nyuruh kamu kesini. Papa nggak sempet bisa pulang lagi banyak pasien." Ujar ayah Ilham.

"Nggak apa - apa, pa. Ini yang papa pesen." Ujar Jingga dan meletak kan nya di meja dan langsung di raih oleh ayah Ilham.

"Makasih anak papa. ( Sambil tersenyum.)" Jingga pun mengangguk sambil tersenyum sambil duduk.

"Ini laporan milik seorang pasien yang kemarin papa operasi, kondisinya sangat kritis dan sekarang dia koma. Kemungkinan nya untuk hidup sudah sangat tipis, tapi dia masih tidak menyerah juga.. entah apa yang membuat nya tidak mau pergi." Ujar ayah Ilham sambil membuka laporan nya.

"Apa mungkin dia punya suatu janji yang belum terpenuhi, pa?" Tanya Jingga dan seketika ayah Ilham terdiam.

"Memang yang papa lihat juga seperti itu, jiwa nya bahkan sudah keluar dari badan nya tapi dia enggan pergi." Ujar ayah Ilham.

"Apa kita bantu saja, pa?" Tanya Jingga.

"Tapi kerjaan papa sangat banyak, nak. Menolong jiwa yang tersangkut itu butuh banyak waktu." Ujar ayah Ilham.

"Aku bisa bantu papa, kasihan kalo dia terus menggantung antara hidup dan mati, jika janji nya terpenuhi pasti dia bisa pergi dengan tenang." Ujar Jingga.

"Anak papa memang selalu baik.. Tapi jangan nak, nanti kamu menarik perhatian yang kuat." Ujar ayah Ilham, ia sangat khawatir.

Ya.. jika Jingga membuka komunikasi dengan mereka di rumah sakit, maka makhluk yang lain pun bisa mengetahui nya dan mereka bisa saja ikut Jingga, ayah Ilham tidak menginginkan hal itu terjadi. Karena tak mendapat ijin ayah nya, Jingga pun akhir nya patuh dan dia pun pergi dari sana dengan Gani.

Saat sampai di lobby rumah sakit, Jingga melihat laki - laki yang di lihat nya sebelumnya sedang memeluk perempuan yang terus menangis menutupi wajah nya, laki - laki itu terus mengucap kata maaf dengan dirinya juga ikut menangis.

'Kasihan..' Batin Jingga, ia pun mengalihkan pandangan nya dan saat mobil nya tiba, ia pun masuk kedalam mobil dengan Gani.

"Kok kamu sedih, Ngga?" Tanya Gani yang melihat Jingga terus menatap keluar jendela.

"Kamu liat perempuan yang tadi nangis di lobby?" Tanya Jingga.

"Ya.. kenapa?" Tanya Gani.

"Ada sosok laki - laki yang meluk dia sambil nangis meminta maaf sama perempuan itu." Ujat Jingga, Gani pun menoleh kebelakang untuk melihat dan tentu dia tidak melihat sosok laki - laki nya.

"Aku kadang takut, Ni.. takut Allah nyabut nyawaku dalam keadaan aku belum siap. Dalam keadaan aku yang penuh dosa, penuh kesalahan dan memiliki janji yang belum aku tepati.. aku pasti menangis seperti dia, tanpa ada yang tahu." Ujar Jingga, seketika Gani terdiam.

Ya.. tidak ada yang tahu kapan kita akan berpulang, tidak ada yang tahu kapan nyawa kita di ambil dan dengan cara apa kita akan di panggil oleh Allah. Ingin mempersiapkan yang terbaik pun tentu tidak akan bisa, semua hanya yang maha kuasa yang tahu.

"Haihh.. Karena udah terlanjur di luar, gimana kalo kita jajan aja di luar?" Ujar Jingga. Gani pun mengangguk sambil tersenyum.

Mereka mendatangi sebuah tempat di pinggiran jalan yang menjual berbagai makanan dan jajanan, di sana sudah seperti festifal makanan kaki lima karena sangat ramai. Gani sampai bingung karena saking banyak nya orang di sana.

Jingga tahu tempat itu dari Ilham, Ilham adalah anak yang suka menjelajah isi kota, ia tahu dimana saja ada makanan enak dan hal yang bagus, dan dia akan mengajak Jingga datang kesana.

"Jingga, rame banget. Kok, kamu bisa tahu pasar malam gini?" Tanya Gani, Jingga terkekeh mendengar nya.

"Mirip pasar malam ya? Tapi bukan.. Soal nya nggak ada yang jual baju sama wahana, ini cuma makanan aja." Ujar Jingga.

"Bang Ilham yang sering bawa aku kesini, soal nya dia tahu lidahku lidah kampung, hehe.." Ujar Jingga, Gani sampai ikut terkekeh.

'Banyak hal yang udah berubah dari Jingga, dia jadi lebih ceria dan menjalani hidupnya dengan baik, sepertinya Ilham memperlakukan Jingga dengan baik.' Batin Gani.

"Ayo, aku bawa kamu makan sempol ayam, enak banget." Ujar Jingga dan Gani menurut saja tangan nya di tarik Jingga.

'Jingga.. kamu harus tetap hidup bahagia.' Batin Gani, dia senang melihat senyum Jingga yang terus terbit tidak seperti saat Jingga kecil dulu.

BERSAMBUNG..

1
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖
hantupun bisa diculik yaa..
Keren si nenek tua inih yaa
Susilawati
berarti makanan yg di maksud sama sosok jahat itu adalah darah, berarti dia mau tumbal dong.
sepertinya dirumah itu telah terjadi pembunuhan yg korban nya anak2 yg di lihat Jingga.
Zuhril Witanto
apa ada pembunuhan
FiaNasa
apakah anak² itu adalah korban pembunuhan ya
Zuhril Witanto
cie dah jadian
YNa Msa
ya Jangan Bilang" Tp Ilham Udah Tau🤣🤣
siscapucinoo
wuaa cinta bersambut
Tina Febbryanti
senengnya Ya Allah,,,,akhirnya jadian....jaga ilham buat jingga ya thor...
Tina Febbryanti
aaaaaaaa,,,,,Ya Allah bg ilham dan jingga yang mauk pacaran,,,,aku yang meleleh.....😊😊😊😊😊semoga jadian ya thor.....
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖
wah.. makin byk ya musuh Jingga. Mungkin dukun sakti tuh yg ngirim santet ke Jingga tsb
Biah Kartika
hm duu aku juga nulis gitu di kontak HP nama suami, CINTA KU.. tapi sekarang di kontak HP tertulis papanya anak2 😂
Biah Kartika
ya ampunnn aku yang baca jadi senyum senyum sendiri baca di bagian ini 😅
Ratna Jumillah: Eaaa... virus bucin nya Ilham nular. 😁
total 1 replies
Susilawati
setuju sama papa nya Ilham, sebaiknya secepatnya di halalkan, utk menghindari hal2 yg tdk di inginkan.
semoga di lancar kan jalan nya Jingga dan Ilham utk menuju halal.
Susilawati
huaaa akhirnya.... tersampaikan juga.
aku terharu, senang, bahagia deh buat jingga dan bang Ilham. 😚😚😚
halal kan segera bang Ilham.
Zuhril Witanto
ehm....
Ratna Jumillah: Jangan baca sambil mesem mesem ya kak, ntar kena virus bucin nya Ilham
total 1 replies
Zuhril Witanto
ternyata di restui
Zuhril Witanto
akankah papanya setuju
FiaNasa
seneng hatiku karna Ilham & jingga jadian,,dapat bonus restu lagi dr paa Ilham..aq tunggu undangan nikahnya ya 😀
FiaNasa: ok thor,,,ditunggu undangannya 😀
Ratna Jumillah: Hehehe.. mari lah, nanti pas papa ilham hajatan tak bilangin, kasih kak Fia undangan. 😄😄
total 4 replies
Zuhril Witanto
lanjut
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖
namanya juga takdir ya, apes mungkin para penumpang yg gak slamet tsb. Untung Jingga n Gani selamat ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!