Arabella harus menelan kekecewaan dan pahitnya kenyataan saat dirinya mengetahui jika pria yang selama dua tahun ini menjadi kekasihnya akan bertunangan dan menikah dengan wanita yang sudah dijodohkan dengan pria itu.
Arabella pikir dirinyalah wanita satu-satunya yang dicintai pria itu, tapi ternyata dirinya hanyalah sebagai pelampiasan selama wanita yang dijodohkan berada di luar negeri.
"Bagaimana jika aku hamil? apa kau memilih ku dan membatalkan perjodohan mu?"
"Aku tidak mungkin mengecewakan kelaurga ku Ara."
Jawaban Maher cukup membuat hati Arabella seperti ditikam benda tajam tak kasat mata. Sakit, terlalu sakit sampai dirinya lupa bagaimana melupakan rasa sakit itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sayang
"Ara, ke ruangan saya dan bawa berkas dari KLs."
Ucap seseorang dari seberang telepon kantor.
"Baik pak."
Arabella, Bella atau Ara mengambil berkas yang di minta atasanya, wanita cantik itu mengetuk pintu sebelum masuk keruangan atasanya.
Arabella menautkan kedua alisnya saat melihat ruangan Maher kosong, wanita itu tidak melihat siapa-siapa di dalam sana.
"Maher!" Panggil Arabella sambil melangkah maju, jika hanya berdua keduanya hanya memanggil nama atau kata sayang yang biasa mereka lakukan.
Grep
Sebuah pelukan dua lengan kokoh melingkar di perutnya, Arabella sempat terkejut namun hanya sesaat setelah mendengar suara Maher.
"Kepalaku pusing sekali, pekerjaanku banyak." Ucap Maher dengan suara parau disertai hembusan napas panas di leher Arabella.
Arabella hanya mengulas senyum. "Istirahat, lain kali jangan telat makan." Ucapnya sambil membalikan badan.
Kini keduanya saling berhadapan, Arabella menyentuh wajah Maher yang selama dua tahun ini mengisi hatinya, bahkan Arabella rela memberikan apa yang dia miliki untuk pria yang memang sangat dia cintai. Katakanlah dirinya bodoh karena terlalu cinta dan terperdaya oleh pesona seorang Maher Malik Adhitama, karena memang itulah kenyataanya. Arabella sudah dibutakan dengan cintanya.
"Aku akan kembali sehat, jika aku mendapatkan vitaminku, sudah dua hari aku berpuasa." Ucap Maher dengan wajah memelas.
Arabella dan Maher memang memiliki hubungan kekasih, keduanya sudah tinggal di apartemen yang sama, apartemen Maher yang dia berikan untuk Arabella kekasihnya yang menemani Maher selama dua tahun ini.
"Nanti malam datanglah, aku akan memasakkan makanan yang kamu sukai." Arabella mengusap wajah Maher.
Maher tersenyum, hatinya menghangat setiap Arabella menunjukan perhatiannya.
"Tentu, aku akan datang."
Maher langsung menyambar bibir ranum Arabella, melumatt dan menyesapnya dengan penuh gairah saat tautan bibirnya terbalas.
Napas keduanya memburu, dan Maher langsung mengangkat tubuh Arabella, membawanya masuk kedalam ruang pribadi.
.
.
Arabella menunggu Maher dengan senyum manis diwajahnya. Di atas meja tersusun dengan rapi dan cantik, bahkan terlihat romantis, sebuah kue beserta lilin yang ada di atasnya. Arabella merayakan ulang tahun Maher dan menunggu pria itu datang seperti biasa.
Arabella menyiapkan semua seperti satu tahun yang lalu di mana Maher begitu bahagia sampai terharu melihat Arabella menyiapkan kejutan kecil untuknya, dan malam ini Arabella berharap jika Maher akan lebih bahagia dengan kado yang akan dia berikan.
"Semoga dia senang dengan apa yang akan aku berikan."
Arabella menatap jam di dinding, apartemen yang sudah dia sulap menjadi tempat romantis di mana Arabella akan membuat ulang tahun Maher akan berkesan. Tapi melihat jam yang sudah di angka sebelas membuat Arabella sedikit merasa kecewa dan sedih. Karena mungkin Maher tidak akan datang malam ini, padahal pria itu sudah berjanji.
"Kenapa akhir-akhir ini dia selalu ingkar." Gumam Arabella dengan wajah sendu.
Semakin lama menunggu, waktu semakin berjalan, kini jam sudah menunjukan pukul dua belas lewat, dan tidak ada tanda-tanda Maher akan datang.
Arabella memilih untuk beranjak dari kursi yang sejak tadi dia duduki, matanya sudah tidak tahan ngantuk dan badannya juga sudah cukup lelah, Arabella memutuskan untuk istirahat.
.
.
Di depan pintu apartemen pribadi Maher, pagi-pagi sekali Arabella sudah berdiri, wanita itu membawa kue yang semalam dia siapkan. Selain itu Arabella juga ingin melihat keadaan Maher, kenapa pria itu bisa melupakan janjinya.
Suara bel apartemen berbunyi, Arabella sudah merasakan jantungnya berdebar kencang. Dirinya akan memberikan hadiah kejutan untuk sang kekasih.
Menunggu, Arabella sabar menunggu sampai pintu terbuka. Dan Arabella cukup terkejut siapa yang membukakan pintu.
"Maaf cari siapa?" Tanya seorang wanita cantik dengan memakai handuk kimono.
Dada Arabella terasa sesak, tapi otaknya masih bisa berfikir dengan jernih.
"S-saya cari pak Maher." Jawab Arabella sebisa mungkin terlihat biasa saja, meksipun pikiranya sudah dipenuhi dengan banyak prasangka buruk.
"Oh, tunggu. Kamu siapa dan dari mana?" Tanya wanita itu lagi sambil mengamati Arabella dari atas sampai bawah.
"Saya sekretarisnya, dan saya hanya ingin mengantar ini." Arabella menyodorkan kue dalam kotak yang dia bawa.
"Ah, ternyata kau juga ingat ulang tahunnya." Ucap wanita itu setelah melihat kue didalamnya karena terdapat bungkus transparan.
Arabella hanya tersenyum kaku, kepalanya sudah banyak pertanyaan dan asumsi buruk dengan kekasihnya.
"Sayang! ada sekertaris yang mencari mu!"
Dada Tiara seperti di hantam bongkahan batu besar, kedua matanya memanas.
"Sayang?" Lirihnya dengan sesak di dada.