seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode iii
Tok tok tok
Ketuk Aggam pada pintu kamar Aara.
Cklekkk
Aara membuka pintu, dan melihat Aggam yang menatap tidak suka padanya
Aggam melangkah masuk ke dalam kamar Aara, dan Aara masih berdiri di dekat pintu kamarnya melihat punggung laki laki yang baru menjadi suaminya tapi.
"Mulai besok, semua pekerjaan yang berada di villa ini menjadi tugas mu, setiap pagi kau harus ke Kamar ku lebih dulu dan membersihkan semua kamarku, aku akan menggaji mu Karena posisi mu di sini tetap lah pembantu, dan aku tidak segan segan menghukum mu jika kau melakukan sedikit saja kesalahan "Kata Aggam penuh penekanan pada Aara.
Aara mengangguk patuh pada Aggam lalu kembali menunduk. "Dan ingat, jangan pernah kau membuka cadarmu itu di hadapanku, meskipun kau halal bagiku tapi aku tidak mau melihat wajah mengerikan mu itu." Ujar Aggam dengan mulut pedasnya.
Aara kembali mengangguk lalu meremas ujung gamisnya mendengar ucapan Aggam yang sangat tidak menyukainya.
Aggam melangkah mendekati Aara lalu mengangkat tangannya mencengkram keras dagu Aara, Aara refleks memegang tangan Aggam karena terlalu sakit akibat cengkraman Aggam pada Dagunya, tapi Aara tetap hanya diam membiarkan Aggam menyakitinya.
"Dengar sini, jika ayah ku bertanya pada mu tentang kekasihku, jangan sekali kali kau mengatakan apa pun, kalau sampai kau berani mengatakan apa apa pada ayahku tentang yang kau lihat di villa ini, aku tidak segan segan menghukum mu, Yang akan membuatmu berhenti bernafas" Kata Aggam melepas kasar tangan Aara yang memegang tangannya, Aggam mengelap bekas pegangan Aara di bahu Aara yang di tutupi jilbab panjangnya.
"Mengerti!" Sentak Aggam lagi, Aara buru buru mengangguk lalu sedikit
menjauhkan dirinya dari Aggam, dia takut jika Aggam kembali menyakitinya.
Setelah itu Aggam keluar dari kamar Aara. Kristal bening di kedua bola mata Aara akhirnya luruh setelah menahannya sedari tadi, Aara mengunci pintunya dengan rapat lalu membuka cadarnya, terlihat lah wajah cantik dan Anggun yang di tutupi oleh cadarnya.
"Apa lagi ke depannya, akan seperti apa lagi kekejamannya yang akan aku dapatkan, Hiks hiks hiks. "Tangis Aara menekan dadanya dan mengecilkan suaranya.
Flashback
Ting!
Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Dimas saat sebentar lagi Aggam akan melangsungkan ijab kabul.
Dimas membuka pesan tersebut dan ternyata foto foto putri nya Fadilah yang sedang tidur bersama seorang pria dalam satu selimut, kebetulan ayah Aggam juga melihat foto Fadilah dan mereka berdua langsung sama sama kaget.
Aggam tersenyum tipis saat sadar apa yang di lihat oleh ayahnya dan juga papa Fadillah.
"Kita tunda dulu acaranya sebentar, maaf ada hal yang ingin kami bincangkan terlebih dulu" Kata Dimas pada beberapa tamu undangannya.
Akhirnya acara pun di tunda buat sementara waktu.
,,,
Di toko bunga Aara melihat arloji yang melingkar di tangannya sudah hampir pukul dua "Mbak Elina(pemilik toko bunga) apa aku sudah bisa pulang ke rumah, soalnya sebentar lagi Fadilah akan menikah. "Ujar Aara meminta izin pada Elina.
Elina tersenyum pada Aara dan mengangguk "Tentu saja, pulang lah, atau kau mau aku menghantar mu, Takut nantinya kau telat lagi" Tawar Elina sambil memegang perutnya yang menonjol, karena Elina sedang hamil 7 bulan.
Aara sudah ikut bekerja dengan Elina saat dia berusia 15 tahun, kerja paruh waktu sambil sekolah, Elina dan juga suaminya sudah menganggap Aara seperti adik kandung mereka sendiri. Elina lagi hamil anak keduanya, dan Elina juga memberi kan gaji yang lumayan besar untuk Aara, sengaja untuk membantu keuangan Aara yang sering di bebankan oleh tante dan juga sepupu nya.
"Tidak usah mbak, lihat lah perut mbak yang besar seperti itu, Aku ikut angkot saja. "Elina tersenyum dan mengangguk.
Aara pun langsung keluar dari toko Elina untuk mencari angkot.
,,,
Di rumah Dimas
Plakkkk
Dimas menampar keras wajah anaknya di depan Aggam dan keluarga nya di kamar tempat Fadilah di dandani.
" Bikin malu, di mana papa mau menaruh wajah papa pada tetamu undangan, bagaimana kau bisa melakukan hal yang menjijikan seperti ini Fadilah!" Bentak Dimas pada Fadillah.
"Cukup mas, kau menyakiti putri kita dan masih lagi memarahi nya. "Marah Difa pada suaminya tidak terima anaknya di tampar oleh suaminya
"Ini akibat nya jika kau terlalu memanjakan anak ini, kau bahkan tidak sadar dengan apa yang dia lakukan di belakang mu. "Dimas memarahi Difa istrinya yang selalu membela Fadillah walaupun putrinya salah.