Seorang dokter militer yang tangguh dan cerdas, secara tidak terduga terlempar ke masa lalu, dia masuk ke tubuh nona tertua dari kediaman perdana menteri yang terkenal bodoh dan berperangai buruk.
Perdana menteri yang mengetahui bahwa jenderal Li Chen di curigai berkhianat dan akan segera di asingkan menjadi kalut, dia sangat menyayangi putri keduanya yang berharga, sehingga bertekad mengirim nona tertua untuk menikahi sang jenderal.
Di hari pernikahannya, Jiang Jiyun melihat seluruh properti keluarganya di sita, status bangsawan mereka di cabut dan mereka di asingkan ke hutan.
Dalam kebingungan dan kesedihan, Jiyun bertekad untuk membela suaminya dan membongkar konspirasi di balik fitnah tersebut.
Menggunakan pengetahuan medis dan keterampilan strategisnya, Jiyun merancang rencana untuk menyelamatkan Li Chen dan membersihkan nama mereka.
Akankah Jiyun berhasil mengubah nasib mereka dan mengalahkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGINAP DI DESA KELUARGA BAI
Seorang petugas kembali mengayunkan cambuknya, mata pria itu menatap pada keluarga Li cabang kedua dan ketiga. "Katakan! Siapa di antara kalian yang mencurinya?"
Hening!
Tidak ada satu orang pun yang berani untuk berbicara, mereka menunduk sambil meremas tangan masing-masing.
Cetar!
Cambuk kembali di ayunkan!
''Masih tidak mau berbicara? Baiklah! Sepertinya kalian semua menginginkan pelajaran!" ucap petugas itu, dia mengangkat cambuknya dan bersiap untuk menghajar mereka.
"Tunggu! Ini tidak ada hubungannya dengan kami, keluarga kedua! Itu Li Jiang, dia yang memiliki pemikiran untuk mencuri, dia juga mengajak kami untuk bekerja sama." ucap bibi ketiga sambil menunjuk.
Li Jiang melotot, "Bibi ketiga, apa maksudmu? Paman ketiga lah yang mengajak aku dan ayah untuk mencuri buntalan itu. Jangan coba-coba untuk menyiramkan air kotor, kalian sengaja bukan ingin memecah belah kami? Jiang Jiyun! Mereka lah yang ingin merebut milikmu!"
Jiang Jiyun cemberut, "Petugas! Tolong berikan aku keadilan! Mereka sengaja ingin membuat masalah dengan perbekalan kami!"
Petugas segera menarik paman ketiga dan Li Jiang, kedua orang pria berbeda usia tersebut diikat pada sebuah pohon yang besar, kemudian berkali-kali mendapatkan hukuman cambuk.
Cetar!
"Kalian sengaja ingin mencari masalah dengan ku? Benar-benar memiliki keberanian!" ucap petugas itu sambil mengayunkan cambuknya dengan kekuatan penuh, membuat Li Jiang dan paman ketiga berteriak kesakitan.
Cetar!
Cetar!
Cetar!
Setelah 30 kali cambukan, kedua pria berbeda usia itu di lepaskan, tubuh mereka merosot ke tanah, dengan luka fisik yang cukup parah.
"Jika kalian mencari masalah lagi, aku akan meningkatkan jumlah hukumannya menjadi dua kali lipat!" ucap petugas yang lain, mereka segera kembali untuk beristirahat.
Jiang Jiyun tersenyum tipis, dia menarik buntalan miliknya dan kembali ke kamar, sedangkan ular berbisa yang sebelumnya di cari gadis itu tidak di lirik lagi, dia membiarkan nya tetap bertengger di kamar yang di huni oleh keluarga Li cabang kedua dan ketiga.
"Kakak ipar! Ularnya?" tanya Li Shuang.
Jiang Jiyun mengangkat kedua bahunya dengan acuh tak acuh, "Aku tidak memilikinya!"
Li Feng terkejut, wajahnya terlihat sangat pucat. "Kakak ipar, anda?"
Jiang Jiyun terkekeh, "Kenapa? Apakah menurutmu keluarga kita terlalu pemalu? Aku sengaja mencari kesempatan untuk memberikan pelajaran pada mereka, agar tidak terus memiliki pikiran buruk terhadap keluarga kita."
Li Chen menatap wajah puas istrinya sambil menggelengkan kepala, "Ayo kembali tidur!"
Qian Qian tidak bersuara, dia hanya menoleh sekejap kemudian berbalik menuju tempat tidurnya lagi. Gadis pelayan itu terlihat acuh tak acuh, dia sudah terbiasa dengan berbagai keanehan yang di buat oleh Jiang Jiyun.
Keesokan paginya, mereka kembali melanjutkan perjalanan, kali ini rombongan memasuki hutan lebat, hingga pada malam harinya mereka sampai di sebuah desa yang cukup besar. Para petugas memutuskan untuk bermalam di desa tersebut.
"Petugas! Tinggal lah di rumah besar kami!" ucap salah seorang warga desa, dia datang menyambut mereka sambil membawa obor di tangan kanannya.
Para petugas menganggukkan kepala, "Ayo! Berjalan lebih cepat!"
Wu Jia terlihat sangat kelelahan, dia tidak mempedulikan orang-orang itu, sementara keluarga Li cabang kedua tersenyum penuh kemenangan.
'Akhirnya kami sampai di desa keluarga Bai, Jiang Jiyun! Li Chen! Lihat saja, Wan'er tidak mungkin membiarkan ku terluka sia-sia.'
Wajah Li Jiang terlihat sumringah, mereka segera di arahkan menuju sebuah kamar, ada 2 ranjang besar yang ditempatkan di sana, cukup untuk menampung semua anggota keluarga Li.
Li Jiang berjalan perlahan, dia melirik salah seorang pengawal yang ditempatkan di sana, kemudian bertanya dengan suara yang sangat rendah. "Dimana nyonya muda kalian?"
Pengawal itu menyerahkan secarik kertas, kemudian berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Mereka tidak boleh mengekspos diri sendiri, jika tidak, mungkin saja desa tersebut akan mengalami pemusnahan seperti layaknya keluarga Li.
'Sepertinya situasi menjadi lebih serius, Wan'er sengaja bersembunyi agar tidak dicurigai oleh anggota keluarganya. Desa ini juga sedikit tidak biasa, semua orang memiliki marga yang sama.'
Li Jiang terus berpikir, hingga akhirnya dia sampai di tempat keluarganya.
"Jiang'er! Apakah kau sudah bertemu dengan Wan'er?" tanya bibi kedua Li.
Li Jiang menggelengkan kepalanya, "Ibu, adik perempuan tidak bisa menemui kita, situasi menjadi semakin sulit, tapi dia berjanji akan membantu kita untuk melepaskan diri dari status pengasingan. Jangan khawatir! Malam ini dia akan mengutus seseorang untuk mengirimkan bahan makanan dan perak."
Jiang Jiyun mendengarkan secara diam-diam, sudut bibir gadis itu terangkat ke atas membentuk seringaian. "Ciiih! Anggota keluarga Li cabang kedua ini benar-benar sangat menjijikkan, mereka berpikir bisa melarikan diri? Gadis itu, Li Xiaowan juga sangat kejam, dia menikah membawa begitu banyak mas kawin, namun tidak berniat untuk menemui keluarganya. Jika aku tidak salah ingat, harta yang dia bawa dari kediaman besar keluarga Li saat itu di hasilkan oleh suamiku. Tunggu sampai semua orang tidur, aku akan merampok gudang dan dapur miliknya."
Jiang Jiyun kembali ke keluarganya, dia membawa seekor ikan yang sangat gemuk dan beberapa potong ubi kayu.
"Malam ini kita akan membuat sup ikan, lihatlah! Aku baru saja mendapatkan ikan yang sangat montok dari sungai!" ucap Jiang Jiyun sambil mengangkat ikan di tangannya.
"Kakak ipar! Berikan padaku, anda bisa duduk dan beristirahat!" ucap Li Feng, dia mengambil pisau dan bergegas pergi ke sumur untuk membuang sisik serta isi perut ikan.
Jiang Jiyun menyerahkan nya dengan suka rela, dia duduk di depan perapian untuk menghangatkan diri. Li Chen melirik, dia membuka jubah luarannya, kemudian memasangkannya pada Jiang Jiyun.
"Lindungi dirimu! Jangan sampai masuk angin!" ucapnya, Jiang Jiyun hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
Setelah beberapa saat, Li Feng kembali, dia membawa ikan yang sudah di filet untuk di masak. Jiang Jiyun segera merebus air, tangannya terlihat sangat cekatan dan cepat.
"Kakak ipar!" panggil Li Yue.
Jiang Jiyun menoleh, "Kau membutuhkan sesuatu?"
Gadis kecil itu menggelengkan kepala, "Apakah kita akan membuat sup ikan?"
Jiang Jiyun mengangguk, "Jangan khawatir! Sup ini sangat bergizi dan tidak berlemak sama sekali. Kau pasti akan menyukainya."
Setelah mengatakan hal itu, Jiang Jiyun melemparkan jahe yang sudah dia geprek ke dalam air mendidih. Pada masa itu, sangat sedikit orang yang bersedia untuk makan ikan, selain baunya yang amis, mereka juga tidak mengetahui cara untuk memasaknya.