PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENOLAKAN AYANA
Saat bersamaan dengan itu, Arman keluar dari ruangan rawat inap Yuki bermaksud mencari keberadaan Ayana yang belum kembali sejak pamit mau membeli sesuatu.
Arman mengepalkan tangannya saat melihat perlakuan Rayan pada Ayana tepat di depan matanya. Hatinya di penuhi rasa cemburu pada Rayan
“Ayana..” Pekik Arman di ambang pintu
Perhatian Rayan dan Ayana teralihkan ke suara bariton Arman. Rayan seolah tak peduli dan kembali menuntun Ayana menuju kamar rawat Yuki di VVIP yang sejak siang tadi di siapkannya bersama dokter Mika
Sementara Ayana sendiri sudah mulai terbiasa dengan sikap Arman yang emosian.
Saat ini yang Ayana inginkan hanyalah agar cepat sampai di kamar untuk berbaring meringankan rasa pusing di kepalanya.
“Ayana tunggu..” Cegah Arman menghampiri
Rayan yang melihat Arman menahan Ayana dengan mencengkram lengannya mulai tersulut emosi
“Jaga sikap anda..” Ucap Rayan menepis tangan Arman kasar
Arman tak kalah tersulut emosi karena sikap Rayan dan rasa cemburunya.
Melihat Ayana hanya diam dalam dekapan Rayan, tangan Arman mengepal. Rahangnya mengeras menahan gejolak amarah dalam dada
“Jangan ikut campur dalam urusan keluarga saya..” Bentak Arman meluapkan emosinya
“Mas.. Tolong, ini rumah sakit.. Jaga sikap mas Arman..” cegah Ayana menahan tubuh Arman yang maju menantang Rayan
"Anda bukan siapa siapa Ayana lagi.. Ingat itu.. " Sarkas Rayan menatap tajam wajah Arman.
"Udah dong, di dalam sana Yuki lagi sakit.. Jangan berantem disini.. "Mohon Ayana meredam emosi Rayan pada Arman
Rayan menatap wajah Ayana dengan perasaan bersalah.
"Iya, maaf.." Tangannya terangkat mengusap pucuk kepala Ayana penuh sayang. Semakin membuat Arman dilanda cemburu
“Ayo Kamu harus segera istrahat, muka kamu semakin pucat..” Rayan mulai terlihat khawatir melihat Ayana yang mulai lemas dan pucat.
Rayan seolah tidak peduli lagi dengan Arman di depannya karena rasa khawatirnya pada Ayana.
Sementara itu, Arman hanya terdiam saat menyadari kondisi Ayana yang tidak dalam keadaan baik baik saja. Emosinya mulai meredam seketika.
“Ayana.. Apa kamu baik baik aja..?” khawatir Arman.
Ayana tersentak kaget tubuhnya terasa melayang saat Rayan menggendongnya dan bergegas meninggalkan Arman yang terpaku diam di tempatnya.
Karena takut jatuh, Ayana terpaksa mengalungkan tangannya ke pundak Rayan dengan perasaan canggung.
Sementara Rayan hanya cuek tidak memperdulikan tatapan Ayana padanya.
Saat keduanya melewati ruang dimana tempat para medis berkumpul, perhatian mereka teralihkan pada Ayana dan Rayan.
Ayana menunduk dan menyembunyikan wajahnya ke dada bidang Rayan dengan perasaan malu.
Sementara Rayan tersenyum kecil membayangkan wajah Ayana yang pasti sudah merona karena ulahnya itu.
Tak berselang lama, mereka pun sampai di kamar yang di maksud.
“Sayang.. Tolong bukain pintunya.. Tangan aku gak bisa..” Ucap Rayan tersenyum pada Ayana yang masih terus menyembunyikan wajahnya
Ayana tersentak dan meminta Rayan menurunkannya dari gendongan dokter tampan itu.
Ayana malu mendengar kata sayang yang kali kedua di sematkan Rayan untuknya.
Karena Ayana bersikeras untuk di turunkan, Rayan pun terpaksa menurunkan tubuh Ayana dari gendongannya
Saat pintu kamar terbuka, Ayana terpanah melihat isi kamar VVIP yang di siapkan Rayan untuk anaknya Yuki begitu mewah.
Ayana menoleh memandang wajah Rayan intens dengan mengerutkan keningnya.
Tak disangkah olehnya Rayan begitu berlebihan memanjakan anaknya dengan memberikan fasilitas mewah seperti yang dia lihat saat ini.
“Jangan ngeliatin aku kayak gitu dong sayang.. Ini untuk Yuki, dan untuk kamu dan Ibu juga biar bisa istrahat dengan nyaman selama Yuki di rawat..” tutur Rayan tersenyum tulus
Ayana menghembuskan nafas kasar mendengar Rayan lagi lagi menyematkan kata sayang untuknya
"Jangan mengeluarkan banyak uang hanya untuk kamar perawatan Yuki seperti ini.. Kami tidak bisa menerimanya.." Ucap Ayana menolak
"Jangan menolak, kita harus memberikan kamar yang nyaman untuk Yuki biar dia gak bosan selama di rawat.." Ucap Rayan lembut
**BERSAMBUNG..
TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR.. 😇🙏💞**
.