Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Tidak Akan Membiarkan
Leticia dan juga Zenya menatap Celine dengan tatapan tajam. Mereka tak menyangka jika Damian akan membawa gadis itu ke acara sebesar ini.
"Honey, apa hubunganmu dengan gadis ini? Kenapa kau membawanya kesini?" tanya Zenya.
"Aku sudah bilang padamu, Dia adalah kekasihku," jawab Damian tanpa memalingkan wajahnya dari Celine.
"Drama apa lagi ini, Dam? Lepaskan aku karena aku mau pulang."
"Kau tidak boleh meninggalkanku, Celine sayang," ujar Damian, melepaskan pelukannya di tubuh Celine.
Leticia menghentakkan kakinya kesal. Dia pergi dari sana begitu saja karena tak tahan dengan kemesraan yang Damian pertontonkan.
Zenya merasa kesal. Dia semakin menatap Celine nyalang. Mantan kekasih Damian itu maju hendak menarik rambut Celine. Namun, Celine langsung menangkap tangan Zenya dan memelintirnya ke belakang.
"Jangan coba-coba untuk menyentuhku, Miss." Celine memasang wajah datarnya. Tidak akan dia biarkan satu orang pun menyakiti dirinya.
Zenya memekik merasakan sakit di lengannya. "Lepaskan aku, dasar pela*ur kecil."
PLAK!!
Celine menghadiahkan sebuah tamparan di pipi Zenya. Beraninya wanita itu mengatainya pela*ur. Zenya langsung terhempas karena Celine juga mendorong tubuh wanita itu. Celine berjongkok dan menatap tajam pada Zenya.
"Sekali lagi kau mengatakan hal itu lagi, aku pastikan mulutmu akan terkunci selamanya," desis Celine mengintimidasi. Gadis itu lantas berdiri dan berbalik meninggalkan Damian dan juga Zenya. Damian pun sebenarnya terlihat kesal, tapi dia tak mungkin memukul wanita di depan umum.
Damian mengejar Celine yang sudah berjalan cukup jauh darinya. Gadis itu pasti marah padanya. Damian menarik tangan Celine hingga membuat Celine berputar dan membentur dada bidangnya. Sejenak Damian memeluk Celine dengan erat.
Kejadian tadi cukup menarik perhatian orang-orang termasuk Marrick dan Sebastian. Sebastian terlihat awas karena jika sampai nona mudanya benar-benar emosi bisa bahaya.
"Lepaskan aku dan biarkan aku pergi."
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi, Baby. Kau sudah mengikat hatiku, aku tidak akan melepaskanmu."
"Kau gila, Damian. Aku tidak suka berada di dekatmu dan membuat wanita-wanita gila itu mengira aku adalah pela*urmu. Kau membiarkan mereka menginjak harga diriku."
"Aku tidak akan membiarkan dia lepas begitu saja setelah menghinamu, Baby."
Damian memang sempat memberi isyarat pada Mateo agar menangkap Zenya. Apa Celine pikir Damian akan membiarkan wanita itu bebas begitu saja setelah menghina pujaan hatinya? Tentu saja jawabannya adalah tidak.
Celine langsung terdiam saat Damian membelai wajahnya. Sejujurnya dia tak mau terikat hubungan dengan siapapun. Celine ingin bebas, tapi sepertinya ini akan semakin sulit karena Damian sudah mulai terang-terangan mengutarakan perasaannya.
"Aku ingin pulang."
"Baiklah, Kita akan pulang." Damian melepaskan Celine. Dia juga melepaskan Jasnya dan memakaikannya di bahu gadis itu. Sebastian mengambil foto mereka dan mengirimkannya pada Ramos untuk laporan.
Damian membawa Celine pulang ke penthouse miliknya. Selama dalam perjalanan Pulang Celine hanya diam. Damian pun ikut terdiam, tapi diamnya Damian adalah semata sedang memikirkan bagaimana menaklukkan hati gadis satu ini.
Sesampainya di dalam Penthouse. Celine langsung melepas heels-nya. Dia juga melepas Jas Damian dan mencampakkan jas itu begitu saja di atas sofa. Celine masuk ke kamar, gadis itu langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
15 menit kemudian, Celine keluar dari kamar mandi hanya memakai bathrobe saja. Dia tak melihat Damian di kamar itu. Celine terlihat tak acuh. Dia mengambil ponselnya, lalu dia berjalan ke balkon dan membuka pintu kacanya. Celine duduk di sofa dan mencari nomor kakaknya.
Cukup lama menunggu akhirnya panggilannya terhubung dengan Jack kakaknya.
"Ada apa anak nakal? Kau ada di mana sekarang?" tanya Jack.
"Aktingmu sangat jelek, Kak. Bagaimana kabar kakak ipar dan keponakanku?" tanya Celine.
"Mereka baik-baik saja. Oh ya, apa kau serius akan kuliah di sini?"
"Aku masih belum tahu kak Entah sepertinya aku berubah pikiran."
"Apa ini karena pria itu?" tanya Jack. Dia sudah tahu semuanya dari Mario dan juga Sebastian yang memang tugasnya mengawasi kemana pun Celine berada.
"Entahlah, Dia sangat menyebalkan, Kak."
"Jika begitu tinggalkan dia. Kau bis ke San Fransisco menyusul kami di sini. Nanti aku yang akan mencarikan kampus untukmu. Kau sudah lama mengambil jeda, Celine. Itu akan membuatmu semakin malas."
"Akan aku pikirkan lagi. Nanti aku akan mengabarimu jika aku sudah bosan, Kak."
Tanpa Celine sadari Damian sejak tadi sudah berdiri di belakangnya dan mendengarkan percakapan antara Celine dan kakaknya.
...****************...