Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Mendatangi teluk lagi
Mau tidak mau Novan kembali mendatangi Teluk Seketi karena dia harus bertanya pada dukun tua tentang pocong yang malah ikut dengan diri nya sampai rumah, bukan cuma satu kali saja Novan melihat keberadaan pocong makam keramat. rasa nya kemarin dukun tua tidak ada bilang bahwa pocong akan ikut terus pada orang yang sudah mengambil liur nya, berkali kali Novan ingat dan memang tidak ada dukun tua bilang begitu.
Andai saja dukun tua bilang dari awal bahwa pocong akan ikut terus, maka Novan pasti akan membatalkan niat nya karena dia paling anti dengan yang nama nya setan. pemuda ini penakut sekali, dia menjadi berani hanya karena sakit hati atas perbuatan buruk Diana dengan orang yang di mobil kala itu.
Bila saja tidak maka Novan pasti tidak akan mengambil tindakan demikian, apa lagi setelah melihat keadaan Diana yang bisa di bilang sangat parah sakit nya. Novan mulai iba dan merasa bersalah atas perbuatan ini, namun setan begitu kuat untuk meyakin kan Novan bahwa yang dia lakukan ada lah benar sebagai ungkapan rasa sakit hati nya.
Jadi sekarang dia mulai teguh bahwa diri nya tidak salah sudah mengambil jalan pintas begitu, biarlah Diana merasakan sakit gigi yang luar biasa hingga menjerit jerit tidak karuan. bahkan kepala nya saja sampai memar karena berulang kali di benturkan pada dinding atau pun meja, dia lakukan begitu karena seluruh kepala berdenyut kencang akibat gigi itu juga.
"Dingin sekali air ini." keluh Novan yang sudah berenang di dalam teluk.
Setelah berenang baru lah dia menaiki tangga untuk mencapai lantai atas di mana tempat dukun sakti yang bisa melakukan apa pun, namun betapa kaget nya Novan setelah melihat dukun tua.
"Mbah! astaga, kenapa sampean sudah mati?!" kaget Novan.
"Bagai mana ini, aku harus bertanya pada siapa?!" bingung Novan terduduk lemas, dia tidak tahu harus bagai mana sekarang untuk mengambil langkah.
Dukun tua yang di andalkan sudah tergeletak tulang belulang saja, karena memang saat Novan datang tubuh bawah sudah tidak punya daging atau pun kulit. maka nya mungkin saja beberapa hari ini kekuatan itu sudah membunuh dukun yang sangat tua, sungguh tragis sekali karena dia berubah menjadi tengkorak putih di atas lantai papan.
"Habis lah aku, harus bagai mana aku menghadapi setan pocong yang datang terus padaku." keluh Novan bingung sekali.
Dukun di desa ini sangat jarang ada nya, kalau pun ada maka hanya dukun abal abal yang ingin dapat uang, padahal mereka tidak bisa apa apa selain menipu orang saja. Novan teringat dengan Purnama, namun tidak mungkin mau minta tolong pada sepupu nya, yang ada malah semua terbongkar kalau dia membuat santet untuk Diana.
"Arya! dia tidak bisa membaca pikiran, aku lebih baik ketemu dia dan ngobrol saja." Novan ingat adik Purnama.
"Lebih baik aku pergi dari sini, bahaya bila lama lama di teluk ini." Novan bergegas turun dan kembali berenang menuju daratan.
Namun saat berenang dengan terburu buru, Novan kaget karena ada yang mencekal kaki nya sehingga dia pun tidak bisa bergerak lagi. tubuh pemuda ini tenggelam dalam air, susah sekali mau bernafas karena dia tenggelam sangat dalam.
Bluuup, Bluuuup.
Gelembung nafas nya Novan naik kepermukaan, dia meronta ingin lepas sebelum air teluk terhirup dan masuk dalam paru paru. terlihat jelas bahwa yang menarik Novan adalah pocong makam keramat, entah apa yang sudah membuat dia marah sehingga ingin mencelakai Novan juga. pasti ada sesuatu yang sudah terjadi, karena dia menguntit terus.
"Haaaaahhh!"
"Pocong kurang ajar, aku tidak bisa bernafas!" umpat Novan saat muncul.
Kaki yang di cekal tadi nampak membiru, terasa sakit juga untuk berjalan pergi dari tempat itu. tapi di paksakan nya saja karena takut bila pocong kembali muncul, entah apa maksud pocong makam keramat sehingga terus saja mendatangi Novan.
...****************...
Arya memacu motor nya menuju cafe tempat para anak muda nongkrong, Ayah dua anak ini tidak akan ada yang tahu bahwa dia sudah punya istri dan anak. mungkin karena bukan manusia biasa, Purnama dan Arya wajah nya tidak pernah bertambah tua atau pun terlihat dewasa. mereka tetap seperti pertama kali dulu, saat Bu Laras menemukan nya dari alam ghaib.
Orang orang akan mengira bahwa Arya masih bujangan sehingga ketika nongkrong begini banyak yang melirik, bahkan bila ada yang centil maka mereka tak segan untuk mendatangi sekedar minta nomor telefon saja siapa tahu nanti bisa tertarik pikir nya.
"Sendiri aja, Bang?" tegur gadis berbadan sekal dengan wajah cantik.
"Tentu saya sendiri." jawab Arya tak lupa tersenyum.
"Boleh enggak saya duduk di sini?" tawar si gadis genit.
"Sebentar lagi teman saya datang." cegah Arya secara halus.
"Kalau gitu minta nomor WA nya dong, kita chat nanti malam." gadis itu mendekat sehingga aroma nya bisa tercium Arya.
"Maaf saya sudah punya istri." tolak Arya dengan sopan nya.
"Jangan bohong gitu, wanita mana yang beruntung dapatin kamu?" gadis itu tetap tidak percaya.
Arya hanya tersenyum saja karena di tahu orang orang tidak akan percaya, kadang ini lah yang memicu pertengkaran diri nya bersama Fatma karena dia sering di kira masih bujangan.
"Nama ku Vania, ini nomor ku ya." gadis cantik meletakan selembar kertas.
"Arya!"
Tepat pula Novan datang dengan pakaian berbeda karena yang tadi basah, maka Vania jadi tau kalau nama pemuda ini adalah Arya. dia tersenyum dan tidak lupa mengedip kan mata pada Arya, setelah itu berlalu pergi dengan gaya jalan yang di buat buat.
"Ngapain kau ngobrol sama dia?" Novan tidak suka.
"Dia yang mendatangi aku, mana ada aku ngobrol sama dia!" elak Arya tak terima.
"Kau harus setia sama Fatma, tidak baik bila suka selingkuh." nasihat Novan, pokok nya dia benci dengan nama nya perselingkuhan.
"Iya lah, sampai selingkuh apa ndak patah lima pinggang ku di bantai Purnama." rutuk Arya.
Novan tertawa dan memesan minuman serta camilan juga, sebab dia mau ngobrol banyak dengan sepupu nya ini. lagi pula memang lebih enak kalau ngobrol sama cowok, toh lebih memahami pikiran.
"Ada apa?" Arya tahu Novan lagi ada masalah.
"Cuma mau ngobrol saja sama kau." Novan tersenyum canggung.
Ini lah asik nya Arya, dia tahu bahwa ada sesuatu yang ingin Novan katakan. namun dia masih sabar menunggu saja, nanti pada akhir nya Novan akan cerita secara tenang dan santai, beda dengan Purnama yang langsung memaksa.