Cintaku, Mentok Di Perjaka Tua

Aryo dan Sekar sungguh terkejut melihat keluarga William datang ke rumah mereka. Bagaimana seorang pemilik perhiasan terkemuka di negeri ini menyambangi kediaman mereka. Sekar, yang tergabung dalam arisan sosialita tentu tahu mengenai William Diamond. Berlian dari William Diamond itu selau menjadi salah satu benda arisan.

Sebenarnya Sekar tidak menyukai perkumpulan sosialita tersebut. Ia hanya sekedar menghormati beberapa rekan bisnis di Rumah Sakit Mitra Harapan. Sebagai dewan direksi Sekar harus bisa bersosialisasi dengan mereka semua.

" Mas, ini ada apa?" bisik Sekar kepada Aryo sang suami yang hanya ditanggapi dengan menaikkan kedua bahu tanda Aryo pun tidak tahu menahu.

Tapi tampaknya tidak dengan keempat anak dan kedua menantu mereka. Sekar dan Aryo melihat mereka begitu tenang dengan kedatangan keluarga William. Satu hal terbesit di benak Sekar, pasti ada salah satu anaknya yang bikin ulah.

Meskipun begitu Sekar dan Aryo beserta anak dan menantunya menyambut hangat keluarga William. Terlebih melihat tatapan Rosa yang teduh membuat Sekar merasa tennag.

" Maaf jika kedatangan kami sedikit mengejutkan keluarga Dwilaga," ucap Robert memulai pembicaraan. Sebenarnya Roberth juga bingung. Putranya yang beberapa minggu lalu masih bersikukuh mempertahankan kekasihnya, ini tiba-tiba dua hari lalu mengatakan ingin menikah dengan putri bungsu keluarga Dwilaga. Padahal semua tahu Rinjani masih kuliah.

" Apa kamu yakin son?" tanya Roberth sebelum mereka memutuskan datang ke rumah Jani malam ini.

" Yes dad, i'm sure." Charles berkata mantab. Rosa dan Cilla pun terkejut sebenarnya. Omongan Charles kemarin pagi mereka pikir hanya sekedar guyonan. Tapi setelah Roberth bertanya untuk meyakinkan kembali, Charles menjawab dengan yakin.

Bukannya tidak senang melihat putranya menikah, Rosa hanya sedikit khawatir mengingat perbandingan usia Charles dan Rinjani. Saat ini Charles berusia 33 tahun dan Rinjani 22 tahun, 11 tahun beda usia keduanya. Bahkan dengan usia anak sulung Aryo saja Charles masih lebih tua 3 tahun.

Namun melihat keseriusan Charles sekarang baik Rosa maupun Roberth akhirnya yakin juga. Sebagai orang tua mereka akan mensupport apa yang anak-anak lakukan. Tapi, jika itu Agatha Chyntia maka Rosa benar-benar tidak mengizinkan Charles menikahi wanita itu.

" Alhamdulillaah, Charles sudah berubah hatinya." Seperti itulah doa Rosa dalam hati saat Charles menyematkan cincin di tangan Rinjani saat ini.

Awalnya Aryo dan Sekar sedikit bingung tapi Radi yang berbisik ke telinga kedua orangtuanya itu membuat mereka mengangguk. " Ada yang mengharuskan mereka segera menikah yah, bund."

Hati dan kepala Sekar berkecamuk sebenarnya ada apa ini. Mengapa terlihat terburu-buru. Apalagi Charles mengatakan bahwa pernikahan mereka akan diadakan dalam waktu 2 minggu lagi.

" Apakah aku boleh minta syarat?" ucap Rinjani tiba-tiba.

" Apapun itu akan ku penuhi," jawab Charles yakin.

" Aku minta pernikahan kita diadakan sederhana di halaman rumah ini. Seperti pernikahan kak Radi dan Mas Dika yang tidak diketahui publik. Aku mau juga yang begitu."

Apa yang dikatakan Jani tentu saja membuat semuanya terperangah. Apalagi Aryo dan Sekar. Kedua putranya kemarin sudah menikah secara biasa. Hal yang ingin mereka lakukan sebagai orang tua untuk putri bungsunya adalah menikahkan nya dengan pesta yang meriah, tapi rupanya Jani tidak menginginkan itu.

Seketika Sekar dan Aryo menepuk kening mereka masing-masing. Cita-cita membuat pesta pernikahan yang meriah kandas lagi. Tapi keduanya masih tersenyum, pasalnya masih ada Andra yang single alias belum menikah. (Setting cerita ini sebelum My Haters to be My Wife ya readers, jadi di sini Andra belum menikah).

Charles tentu setuju saja. Sebenarnya Jani ingin menuliskan hal ini di perjanjian mereka kemarin tapi lupa. Dia baru ingat tadi malam. Dalam benak Jani pokoknya tidak ada yang boleh tahu pernikahannya itu selain keluarga dan teman dekat keluarga mereka.

Acara lamaran berlangsung dengan lancar. Setelah selesai keluarga William undur diri, pun dengan Charles. Sesuai keinginan Jani, Charles akan mempersiapkan pernikahan mereka di taman belakang kediaman Dwilaga. Ia pun sekalian meminta kelengkapan berkas yang akan digunakan untuk mendaftar ke KUA.

Setelah kelurga William pergi dari rumah mereka, Aryo dan Sekar langung mengumpulkan anak-anak mereka. Tapi tidak dengan Silvya dan Hasna. Kedua menantu mereka itu berada di kamar karena bayi-bayi mereka saat ini sudah mulai rewel karena mengantuk.

" Apa yang ingin dijelaskan kepada kami?"

Aryo membuka pembicaraan dnegan kalimat tanya yang mengandung nada tajam di sana. Lamaran dadakan ini sungguh di luar pemikiran Aryo. Terlebih Keluarga William bukan keluarga sembarangan. Meskipun yang namanya jodoh sudah diatur tapi tetap saja ini terlalu dadakan. Terlebih Aryo dan Sekar tahu bagaimana sang bungsu. Jani selalu berulah, tapi meskipun begitu baik Aryo dan Sekar tidak pernah membandingkan anak-anak mereka.

" Ehhm, baiklah yah, bund. Akan Radi ceritakan tapi Radi mohon ayah dan bunda jangan kaget, syok, dan jangan marah ya."

Aryo dan Sekar semakin penasaran ada apa sebenarnya ini semua. Rahasia apa yang ada pada anak-anaknya itu.

" Jadi yah, pernikahan ini mang Radi yang meminta. Semua ini karena ... ."

Radi menceritakan semua yang terjadi malam itu kepada kedua orang tuanya. Bukan hanya itu, Radi juga bercerita mengenai perilaku Jani di kampus yang sering absen, juga kegemaran Jani pergi ke club. Sebenarnya Radi ikut andil salah di sini karena ia tidak segera menceritakan perilaku sang adik kepada kedua orang tuanya. Radi berpikir Jani bisa berubah seiring bertambahnya usia tapi ternyata tidak.

" Astagfirullaah Janiiiiiii!" Teriakan Sekar naik beberapa oktaf membuat semua telinga terasa pengang. Sebuah senggolan tangan Aryo lakukan kepada sang istri. " Bund, inget kedua cucu mu sedang ada di sini. Ntar bangun lho dengan teriakanmu."

Sekar menutup mulutnya seketika sambil mengusap dadanya. Lalu tak lupa ia memijat kedua pelipisnya yang tiba-tiba nyut-nyut an itu. Sedangkan Jani, si tertuduh hanya bisa duduk diam dan menunduk. Semua aib nya sudah dibongkar dengan begitu gamblang oleh sang kakak pertama.

" Maaf yah, bund."

" Tapi kamu bener-bener sudah melakukan itu?"

" Nggak bund. Jani berani bersumpah nggak ngelakuin itu."

Semua menjadi hening. Awalnya Aryo dan Sekar merasa agak ragu juga. Tapi melihat keseriusan mata Jani maka mereka percaya dengan yang Jani katakan. Akan tetapi sepertinya keputusan menikah ini bagus juga. Siapa tahu dengan menikah Jani menjadi lebih terkontrol lagi dan tidak berbuat sesukanya.

" Tapi ayah setuju dengan apa yang dikatakan kakak mu. Lebih baik memang kamu menikah saja. Ayah pikir ini jodoh yang diberikan untukmu, bukankah begitu bund?"

Sekar mengangguk cepat. Ia hanya yakin dibalik setiap peristiwa pasti akan ada hikmahnya. Dan mungkin saja ketidaksengajaan Jani masuk di sebuah kamar yang berada Charles di dalamnya itu merupakan takdir yang harus Jani jalani.

TBC