Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 19
Saat Hasha membuka matanya, ia tidak melihat Nita. Hasha mengerjab-ngerjabkan mata lalu menatap ke luar, ini seperti halaman rumahnya. Ia menguap lebar, tangannya terangkat ingin mengucek-ucek matanya namun Zayn yang melihat cepat-cepat menahan tangannya agar Hasha tidak jadi mengucek matanya.
"Jangan di kucek matanya, nanti sakit." gumam Zayn lembut.
"Kok kita udah di rumah? Nita mana?" tanya Hasha kemudian.
"Udah pulang." jawab Zayn.
"Terus bunganya gimana? Kenapa bang Zayn nggak bangunin Hasha? Kan tadi Hasha udah janji sama Nita mau tolongin dia anterin bunga ke pelanggannya." cerocos Hasha.
"Jangan pikirin itu lagi. Bunganya udah di anterin. Teman kamu udah pulang. Denger, lain kali jangan terlalu baik sama orang. Karena kamu terlalu baik, jadinya gampang dimanfaatin." dahi Hasha mengernyit bingung. Kenapa pria ini bilang begitu?
Hasha memutuskan untuk tidak memusingkan apa yang dikatakan oleh Zayn. Dia masih mengantuk. Hasha menguap lagi tidak peduli ada Zayn yang sedang menatapnya. Zayn tersenyum, perempuan yang satu ini memang tidak ada jaim-jaimnya di depan laki-laki. Ada banyak klien perempuannya yang makan saja mereka tetap berusaha terlihat cantik di depannya.
"Kau tidak takut kalau bertingkah sembarangan di terus di depanku, aku akan bosan dan mencari wanita lain?"
"Bang Zayn udah bosan sama Hasha?! Jadi pernikahannya batal dong?!" seru Hasha, matanya berbinar-binar senang.
Zayn terkekeh. Ia hanya bercanda tadi. Mana mungkin dia bosan. Mau Hasha berubah sejelek apa pun, asalkan jiwanya masih Hasha yang sama, Zayn tetap mencintainya. Jangan harap dia akan melepaskannya. Zayn memajukan kepalanya dan berbisik di telinga Hasha.
"Jangan mimpi."
Senyuman cerah di wajah Hasha berubah seketika. Lalu ia menghembuskan nafas panjang. Zayn mengulum senyumnya. Padahal ia bisa merasakan Hasha masih ada rasanya padanya, kalau tidak wanita itu pasti sudah membencinya saat menyadari keperawanannya telah di ambil.
Zayn yakin seberapa tampan dan berkuasanya seorang pria, kalau mereka mengambil keperawanan wanita tanpa persetujuan wanitanya, wanita tersebut tidak akan pernah merasakan kenikmatan, yang ada hanyalah tekanan dan kebencian terhadap si pria. Hanya wanita gampangan yang akan menikmatinya.
Namun dalam kasus Hasha berbeda.
Hasha malu-malu kepadanya. Yang lebih menarik adalah, wanita itu menikmati setiap sentuhan yang dia berikan. Zayn tahu itu. Matanya dapat melihat, dan hatinya bisa merasakan. Kalau seandainya dalam mata Hasha ada penolakan dan kebencian terhadapnya, Zayn mungkin tidak akan secepat ini memaksa menikah. Karena dia ingin wanita yang akan dia nikahi berada di dalam tekanan.
"Masuklah, sudah malam. Ingat langsung tidur, jangan main hape apalagi buka sosmed. Besok aku tidak bisa menemuimu karena ada yang harus aku urus, aku akan menjemputmu lusa untuk fitting baju pengantin."
Hasha menatap Zayn lama, ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya tidak jadi. Percuma juga dia memohon agar tidak menikah dulu. Pertama, dia sudah tidak perawan lagi, kemungkinan dia bisa hamil. Kedua, kedua belah pihak keluarga telah setuju. Terakhir, keluarganya terutama Zayn tidak akan mendengar permohonannya. Entah dia harus senang atau sedih, yang pasti dia tidak dapat melawan mereka.
Tapi setelah beberapa hari berinteraksi dengan pria ini, Hasha menyadari kalau Zayn memperlakukannya dengan lembut, tidak seperti yang dia lihat waktu pria itu bersikap jahat pada teman SMA-nya dulu dan kepada Sindy. Kenapa laki-laki itu sangat jahat kepada orang lain?
"Kau tidak mau turun? Masih ingin bersamaku di sini?" Zayn menatap Hasha dengan alis naik turun. Wanita itu malah melamun. Zayn kembali mendekatkan wajahnya dan membelai pipi Hasha hingga wanita itu merasa geli.
"Kalau tidak turun juga, mau melanjutkan yang di semak-semak tadi? Mang Nurdin ada di depan sana, kaca mobilku tidak tembus pandang, tidak ada yang akan melihat apa yang kita lakukan di dalam sini." bisik pria itu menggoda. Hasha melotot. Tangannya mendorong tubuh Zayn lalu cepat-cepat keluar dari mobil.
Zayn tertawa. Senang sekali dia menggoda Hasha. Karena tiap kali dia menggoda, wajah wanita itu akan memerah seperti tomat, dan Zayn sangat menikmatinya. Setelah memastikan sang calon istri sudah masuk ke dalam rumah, Zayn memutar balik mobilnya meninggalkan kediaman itu.
***
"Dasar pria gila! Aku nggak percaya akan menikah dengan pria gila seperti dia." Hasha terus mengoceh sebal sepanjang perjalanannya dari pintu depan sampai di ruangan tengah. Kantuknya sudah hilang akibat Zayn yang tak habis-habisnya menggoda dia.
"Pria gila siapa?"
Suara itu membuat Hasha hampir melompat saking kagetnya.
"Bang Flynn?! Abang kok belum tidur? Ngagetin tahu, mana lampunya remang-remang lagi. Ngapain sendirian di situ?"
Hasha mendekati abangnya. Aneh, abangnya tidak terlihat ceria seperti biasa. Biasanya kalau melihat dia sang abang langsung berbuat jahil dengan meledek, mengacak-acak rambutnya sampai dia kesal, bahkan mengucel-ucel wajahnya.
"Kamu maki-maki pria gila yang mana?" tuh kan, nada abangnya agak lain dari biasanya.
"Siapa lagi coba kalau bukan sahabatnya abang!" balas Hasha. Flynn terkekeh, Hasha terus menatap mata abang pertamanya ini. Ia pun duduk di sebelah sang abang.
"Bang Flynn kenapa, ada masalah?" tanya Hasha. Flynn menatapnya,
"Nggak ada, masuk sana. Udah malam. Besok jadwal kamu kerja kan?" Flynn mendorong pelan tubuh Hasha pergi dari situ, tapi Hasha tentu tidak ingin pergi.
"Jawab dulu abang kenapa. Hasha tahu bang Flynn lagi ada masalah."
"Tahu darimana? Jangan sok tahu kamu."
"Dih, siapa yang sok tahu. Emang kenyataan kok. Bang Flynn nggak bisa sembunyiin dari Hasha. Abang putus cinta kan pasti? Apa cewek yang sering abang cerita ke Hasha nolak abang lagi?"
Flynn terdiam. Artinya apa yang Hasha bilang kemungkinan besar benar.
"Kenapa abang gak cari cewek lain aja? Udah berkali-kali loh abang dibuat galau karena perempuan itu. Hasha jadi penasaran siapa yang bikin abang Hasha cengeng gini."
"Abang gak cengeng ya." Flynn tidak terima dibilang cengeng.
"Gak cengeng tapi murung begitu, sama aja bang."
"Kamu itu bukannya hibur abang kamu,"
Hasha tertawa, kemudian menepuk pundak abangnya dua kali.
"Semangat ya bang, merenungi putus cintanya. Kalau bang Flynn nggak terima ditolak terus, ikutin aja kata pepatah, 'cinta di tolak, dukun bertindak'. Pasti bisa." Hasha menepuk pundak Flynn lagi lalu beranjak ke lantai dua menuju kamarnya.
Flynn ternganga. Dasar sableng. Orang lagi galau, malah di ajarin ke dukun. Flynn tertawa pelan menggeleng-geleng kepala. Meski adiknya tidak membantu mencarikan jalan keluar, wanita itu sudah cukup menghiburnya. Hati Flynn terasa sedikit lebih ringan. Pria itu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.