NovelToon NovelToon
Rhapsody Di Atas Langit

Rhapsody Di Atas Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Galih Pratama

Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.

Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.

Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Mimpi Buruk.

Tengah malam, semua orang sedang tertidur di dekat perapian. Zhen Liang yang terbangun kemudian berdiri dan menjauh dari semua orang.

Dia menemukan tebing dengan langit berbintang yang terbentang luas, pemandangan menakjubkan mata siapapun yang melihatnya.

"Beruntung sekali bisa mendapatkan tempat seperti ini."

Dirinya kemudian bersila di depan sebuah tebing dan mulai berkultivasi.

*

Melihat langit, dirinya bisa menemukan dua gunung besar yang menjulang gagah dan mulai bertanya-tanya dimana dia berada sekarang.

Di bawah batu besar, tergeletak seorang pemuda dengan mata tertutup. Tubuhnya dipenuhi dengan berbagi luka dan darah segar.

Pada belakang punggung sang pemuda bisa ditemukan sebuah retakan besar, yang seolah membuat batu di belakangnya itu hancur bila menerima satu lagi sentuhan.

"Siapa itu?" Xue Hua merasakan perasaan akrab darinya. Seolah pemuda itu adalah orang yang sangat dikenal.

Xue Hua ingin mendekat mencari tahu lebih lanjut, tapi tubuhnya seolah tidak mau menuruti keinginannya.

"Apa yang terjadi denganku?"

Xue Hua hanya bisa melihat pemuda tersebut dari kejauhan.

Di depan pemuda itu, muncul sosok berambut merah panjang. Sosok yang memiliki rambut merah ini mengatakan sesuatu pada pemuda itu. Xue Hua tidak dapat mendengar apa yang dikatakannya, namun orang itu perlahan menjulurkan tangannya pada sang pemuda.

"Tidak! Tunggu!" Sampai Xue Hua menjerit. Akhirnya dirinya bisa melihat siapa pemuda tersebut.

Orang yang terkapar sekarat di bawah batu, dengan mata tertutup dan hembusan napas yang lemah itu adalah Zhen Liang.

Bagaimana bisa dirinya tidak menyadari itu secepatnya?

Xue Hua ingin berlari, tetapi tubuhnya tidak mau mendengarkan, sampai beberapa saat kemudian matanya terbelalak dan menemukan tubuhnya yang terbujur di tanah.

"Bagaimana bisa... Apa itu adalah diriku?" Xue Hua menaikan salah satu alisnya, terheran dengan semua fenomena ini kemudian menggigit bibirnya sendiri, "Apa yang sebenarnya sedang terjadi?"

Xue Hua berteriak dan membuat semuanya menghilang.

Beberapa detik kemudian Xue Hua membuka matanya, setetes demi setetes air mengalir keluar melalui matanya. Banjir air mata kemudian menghiasi wajah indahnya.

"Apa yang terjadi?"

Xue Hua bertanya, tidak tahu alasan kenapa dirinya bisa menangis. Tapi mimpi itu begitu nyata dan membuat pikirannya terkecoh. Dia tidak sedang ingin menangis sekarang, namun tubuhnya merespon hal yang sebaliknya.

"Apa itu dari masa depan?"

Dia melihat tempatnya sekarang, pada sekitar tempat perapian dirinya tidak menemukan Zhen Liang kemudian segera berdiri dan berlari untuk mencarinya.

Setelah beberapa waktu, Xue Hua bisa menghembuskan napas lega. Dia tidak pernah menyangka sebelumnya bila melihat punggung Zhen Liang saja bisa sangat menenangkan dan membuatnya merasa aman.

Zhen Liang sedang fokus berkultivasi di bawah tebing, tetapi dirinya sangat ingin mendekat mau bagaimanapun.

Xue Hua meletakkan punggungnya pada punggung Zhen Liang membuatnya tersentak kemudian segera kembali mengatur napasnya.

"Guru, apa yang sedang anda lakukan?"

Zhen Liang masih memejamkan mata, dia melanjutkan berkultivasi setelah mengatur kembali irama napasnya. Seolah mencoba menganggap bahwa masternya tidak sedang berada di sana.

Dirinya telah menyadari dari jauh bahwa itu adalah energi masternya, tapi Zhen Liang sangat terkejut dengan sikap masternya yang tiba-tiba.

"Kau menemukan tempat yang bagus di sini."

Xue Hua tersenyum, dari dalam hati dirinya memuji Zhen Liang yang berkonsentrasi dengan kultivasinya.

"Kau sangat luar biasa, bisa menjadi praktisi Tahap Ahli, itu pencapaian yang tidak mudah."

Zhen Liang bertanya dari dalam hati, bahwa apa benar begitu?

Di Luar sana selalu saja muncul praktisi yang memiliki aura di atasnya, seolah mengatakan kepadanya bahwa dirinya sangat terlambat berkembang.

Meski memiliki jumlah energi yang sebanding, tetapi aura mereka jelas berbeda. Karena itu tidak bisa diakali hanya dengan energi yang berlimpah saja.

"Terima kasih atas pujian Guru, tetapi pencapaian ini masih tidak bisa dibandingkan denganmu. Anda masih jenius nomor satu di dunia."

"Benarkah?" Xue Hua tertawa.

Tawanya itu membuat punggung Zhen Liang bergerak, meski begitu dirinya sama sekali tidak terganggu dengannya dan menikmati momen mereka bersama.

"Anda seumuran denganku, apakah Guru ingin mengingkari itu?"

Mata Xue Hua terbelalak, benar apa yang dikatakan Zhen Liang bahwa mereka berada dalam satu generasi. Entah sudah sejak kapan, tapi dengan kekuatannya sekarang ia menarik diri dari dunia dan berpikir bahwa dirinya adalah seorang ahli praktisi berumur ratusan tahun.

"Terima kasih." Xue Hua mengatakannya dengan suara lirih, seolah tidak ingin siapapun untuk mendengarnya.

"Guru, mengatakan sesuatu?" Zhen Liang merasa ada suara lembut di belakangnya.

"Hei, muridku, Zhen Liang, bagaimana bila kita mundur saja dari pertempuran di Gunung Shan Zhi dan Gunung Qing Long nanti."

Zhen Liang mengerutkan kening mendengar nada sedih dari Gurunya.

Xue Hua tiba-tiba teringat jika sudah lama sekali dirinya tidak mengalami mimpi buruk sekian lama setelah bertemu dengan Zhen Liang. Mimpinya tersebut menjadi mimpi buruk pertama setelah mengangkatnya menjadi murid.

"Jangan khawatir karena siapapun musuhnya, Guru pasti akan bisa mengalahkan semua orang bukan?"

Xue Hua terdiam. Dalam mimpinya, dia juga melihat dirinya yang tergeletak di tanah tak berdaya.

"Guru tidak bisa mengabaikan kejahatan begitu saja di depan matanya."

Mata Xue Hua perlahan menjadi berat, perasaan tenang dan aman kembali lagi padanya, sebelum dirinya secara perlahan jatuh ke alam mimpi.

"Itu satu poin yang kusuka dari Guruku."

*

Zhen Liang tidak dapat tertidur sehingga memilih berkultivasi. Entah bagaimana menjelaskan semuanya, tapi sekarang dirinya berkultivasi dengan ditemani Xue Hua di punggungnya.

Zhen Liang ingin bertanya apa yang terjadi, tapi sebelum itu, Gurunya yang aneh tiba-tiba sudah tertidur.

Dirinya tidak menolak keberadaan Xue Hua, dia merasa nyaman dengan ditemani olehnya.

Zhen Liang bertanya apakah benar jalan seorang praktisi kultivasi selalu dipenuhi dengan kesepian dan kesendirian. Mereka bisa meniru apa yang dilakukan Xue Hua sekarang dan membuat hati mereka terasa nyaman.

Zhen Liang juga bertanya, kenapa mereka selalu mengejar kekuatan sejati. Apakah mereka menginginkan kekuatan untuk melindungi seseorang yang berharga di sampingnya atau mendapatkan segalanya dari kekuatan tersebut.

Jika hanya ada dua itu pilihannya, apa yang akan kau buat?

Banyak benak-benak mengenai para praktisi kultivasi yang melayang di dalam kepalanya, Zhen Liang ingin mencari tahu apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir mereka.

Jika itu Zhen Liang, menurutnya menjadi praktisi kultivasi itu untuk melindungi apa yang berharga, bukan merenggut semuanya untuk dirinya.

Di dalam dunia dantian, Zhen Liang bisa melihat kedua jalur untuknya.

Mana yang harus dirinya pilih dari kedua jalur tersebut.

Apa yang akan kau pilih?

Jalur pertama, dipenuhi dengan darah dan bau mayat.

Jalur kedua, dipenuhi dengan jalan berduri, terjal dan kehancuran.

Dari kedua jalurnya, Zhen Liang tidak bisa memutuskan.

Jika hanya kedua jalur itu, bukankah lebih baik jika dirinya tidak perlu menjadi seorang praktisi kultivasi saja?

\=\=

Apa yang kau pilih?

1
Azekkin Ajah
They think we've game over, but the game is never over...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!