Setelah memergoki pacarnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Kinara aurora tercebur ke sebuah danau setelah di dorong oleh selingkuhan kekasih nya, namun bukannya tenggelam jiwa kinara justru berpindah dimensi ruang dan waktu ke tubuh pemeran wanita di sebuah novel yang ia baca sebelumnya.
Masalahnya di sini jiwanya memasuki tubuh pemeran wanita yang lemah dan selalu di injak- injak, dan berakhir mati tragis karena menyelamatkan suami yang bahkan tak pernah melihat ke arahnya.
Bagaimana caranya kinara merubah takdir istri yang teraniaya itu? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27 : Salah paham
Kinara terperangah langsung saja menarik bahu Tika untuk menghadap ke arahnya. "Heh kenapa lo bohong hah? samperin yang sebenarnya terjadi, atau jangan- jangan karena lo takut sama si nenek lampir ini lo jadi bohong? "
"Nenek lampir kata lo?! " Claudia tak tak terima kala Kinara memanggilnya dengan sebutan itu, matanya melotot tajam. Hampir saja terjadi keributan lagi kalau kenantra tidak segera menengahi dan hadir di tengah-tengah mereka.
"Udah!" bentak lelaki itu. "Jangan kaya anak kecil, bisa gak? " lanjut nya melemparkan pandang ke arah Claudia dan Kinara secara bergantian. Tapi entah kenapa saat menatapnya, tatapan pria itu terlihat sengit.
"Kau sedang membela dia?! " Netra bening kinara menatap tak percaya, tiba-tiba ia merasa dejavu dengan kehidupan aslinya sebagai kinara aurora. Seolah pertengkaran saat ia memergoki Dimas dan Yuni terulang kembali. Ia merasa muak dengan semua ini seolah-olah takdir sedang mempermainkan nya dengan kejadian yang sama terulang kembali dan lagi- lagi dia harus menjadi pihak yang tersakiti.
"Bukan begitu! " elak kenantra cepat. "Tapi masalah tidak akan selesai dengan hanya pertengkaran. "bebernya memberikan alasan, namun kinara sudah terlanjur salah tangkap dengan maksudnya itu, seakan tak percaya dengan apa yang ia ucapkan.
Kinara terkekeh sinis. "Bisa gak sih gak usah ngeles? pas dia jatuh ke danau kamu kelihatan panik banget, apa kalau aku ada di posisi dia kamu bakal sepanik itu?! "
"Kok jadi nyerempet kesitu? " balas kenantra, wajahnya tampak gusar. "Masalah kita bukan itu Kinara! "
"Wajar dong masih ada hubungannya, kamu itu suami aku! tapi kamu lebih percaya sama omongan dia daripada aku, kamu tau gak rasanya di hakimi kaya tadi? di bentak- bentak sebelum di tanya apa permasalahannya?! " Dada kinara naik- turun saat mengucapkan itu, seolah- olah dia sedang menahan segala emosi di dadanya.
"Halah di saat situasi kaya gini aja lo baru ngakuin kak Kenan suami? kemarin- kemarin kemana aja? mentang- mentang udah berubah jadi lebih kuat malah besar kepala, nganggep remeh semua orang termasuk suami sendiri, " kata Claudia yang tahu dengan semua permasalahan yang terjadi pada suami- istri itu. Karena Claudia mempunyai mata- mata di dalam mansion kenan tanpa mereka ketahui.
"Diam lo, semua masalah ini gak ada urusan nya sama lo! " sentak kinara.
"Lah ada? kan lo yang awalnya nyelakain gua sampe gua begini! " balas Claudia merasa gede kepala karena semua orang membela nya termasuk kenantra. Austin pun terlihat jengah pada kinara saat ini membuat Claudia terkekeh dalam hati.
Kinara geram apalagi melihat semua orang hanya diam saja seolah membenarkan ucapan wanita itu. "Lo ya bener- bener the real mak lampir, masih aja dengan pedenya bohong! "
Bugh! Tanpa sengaja karena terlalu emosi, Kinara mendorong bahu Claudia niatnya hanya ingin menegur wanita itu tapi siapa sangka Claudia malah terjatuh ke tanah dengan begitu dramatis.
"Aduh! " ringisnya dengan wajah di buat semelas mungkin, sontak yang lain terkejut langsung menolong wanita itu.
"Ken, kaki ku sakit, Kinara dorong aku keras banget, " ucapnya di buat semanja mungkin, Kinara yang mendengar nya merasa geli lantas memutar bola matanya, malas.
Kenantra sontak membantu Claudia berdiri matanya lalu menatap ke arah Kinara dengan sorot marah. "Bisa gak sih gak usah pakai kekerasan?! " sentaknya raut wajahnya tampak mengeras, dingin.
Kinara mendelik. "Lah apaan, aku cuma ngedorong pelan kok, dianya aja yang lebay! "
"Cukup! " tukas kenantra dengan suara meninggi yang lain juga sampai kaget mendengar suara pria itu.
"Sudah cukup dengan semua kelakuanmu selama ini!"
Kinara meremat kepalan tangannya. "Ya sudah kalau kau lelah dengan sikap ku, ceraikan saja aku! "
"Kau bilang pihak perempuan tidak boleh mengajukan perceraian dan akan mendapatkan denda kan? lalu kenapa tidak kau saja yang menceraikan ku hah? aku juga muak selama dua tahun ini mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari mu! "
Keluar juga semua uneg- uneg kinara di hadapan semua orang. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, biarlah semua orang di sini tahu bagaimana keadaan rumah tangga mereka.
Kenantra memilih tak menjawab, garis wajah mengeras dengan otot-otot yang menegang. Lalu tidak terduga, pria itu mengarahkan tatapannya ke arah Claudia dan mengulurkan tangannya pada wanita itu. Semua yang melihat nya saling melempar pandang termasuk kinara yang memperhatikan gerak- gerik pria itu.
Claudia tentu saja dengan senang hati menerima uluran tangan Kenantra. Hal yang selanjutnya di lakukan kenantra membuat mereka tercengang, pria itu membawa Claudia dalam gendongannya ala bridal style, Claudia yang tidak expect pun langsung mengalungkan tangannya ke leher kenantra.
"Apa yang sakit? " tanya Kenantra tapi lirikan matanya malah mengarah ke kinara.
"Semua kenan,tapi kaki ku lebih sakit karena di dorong tadi. " jawab Claudia dengan nada mandayu- dayu.
"Baiklah ayo kita ke rumah sakit. "
Lalu tanpa memikirkan masih ada perempuan yang berstatus sebagai istri nya di sini, Kenantra berjalan enteng melewati Kinara begitu saja.
Kinara hanya bisa melongo menatap punggung kenantra yang sedang menggendong Claudia yang sudah mulai menjauh.
Sementara dari kejauhan tampak Claudia memberikan senyum mengejek padanya.
"Dih dasar nenek lampir! " umpat kinara kesal.
Tika dan Fara melirik nya dengan terkekeh sinis. "Kasian ya, suaminya malah lebih memilih pergi bersama perempuan lain daripada sama dia, " ejek tika pada kinara.
"Kalau aku sih bakal nyesek banget." Fara ikut menimpali.
Kinara menatap jengah kearah mereka berdua. "Dasar kacang lupa kulitnya, nyesel gue nyelametin kalian berdua! "
"Upss, maaf! "
"Pergi lo bedua! " sentaknya yang langsung membuat Tika dan Fara dengan cepat melipir pergi.
"Tau gitu gue biarin aja kalian jadi makanan tawon juga. " dengkus Kinara dongkol.
Tiba-tiba Austin mendekati, lalu menepuk pelan pundaknya. "Nyonya anda yang sabar ya, " ucapnya menatap iba, meskipun Austin kadang kesal karena sifat tantrum sang nyonya tapi di saat seperti ini ia juga merasa kasihan untuk gadis itu.
"Lah kenapa? " Kinara bertanya dengan raut bingung.
"Ya itu tadi. Anda pasti sedih melihat Tuan dan nona Claudia bersama. Saya tahu perasaan anda, saya juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba tuan bersikap seperti tadi. "
"Bukan urusan ku Austin. " jawab Kinara cepat.
Austin mengerutkan dahi. "Apa anda tidak cemburu? "
Kinara menggidikkan bahu. "Mau dia selingkuh sama gedebong pisang pun aku tidak peduli! " ucapnya seolah mati rasa. Entahlah ia merasa muak dengan semua ini. Toh alur ceritanya bakal tetap sama, entah Kenan bakal berakhir bersama Claudia atau sarah, dirinya sama sekali tidak ada di antara dua wanita itu.
Kinara pun berlalu meninggalkan Austin dengan kebingungan.
Sementara itu setelah mengantarkan Claudia ke rumah sakit, Kenantra kembali ke tempat terakhir kali ia meninggalkan kinara tapi tak ada gadis itu di sana. Ia mencari- carinya namun tak ketemu sampai akhirnya ia bertemu dengan Austin.
"Tuan saya baru memeriksa rekaman CCTV dan ternyata apa yang terjadi sebenarnya tidak sesuai dengan cerita nona Claudia ataupun teman- temannya. "
Kenantra tercenung, baru menyadari, benar kenapa dia tidak memeriksa CCTV yang terpasang? baru menyadari juga karena saking emosinya sebab kinara yang terus menerus meminta perceraian membuat ia tak bisa berpikir jernih dan mendengarkan cerita gadis itu dulu. Seketika Kenantra menyesali tindakannya ia bahkan sampai menarik rambutnya karena frustasi m
"Baiklah, aku juga ingin melihat kejadian aslinya. "
*
*
*
Bersambung