NovelToon NovelToon
MENGANDUNG BAYI DARI MERTUAKU

MENGANDUNG BAYI DARI MERTUAKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siahaan Theresia

Aku mencintainya, tetapi dia mencintai adik perempuanku dan hal itu telah kunyatakan dengan sangat jelas kepadaku.

"Siapa yang kamu cintai?" tanyaku lembut, suaraku nyaris berbisik.

"Aku jatuh cinta pada Bella, adikmu. Dia satu-satunya wanita yang benar-benar aku sayangi," akunya, mengungkapkan perasaannya pada adik perempuanku setelah kami baru saja menikah, bahkan belum genap dua puluh empat jam.

"Aku akan memenuhi peranku sebagai suamimu, tapi jangan harap ada cinta atau kasih sayang. Pernikahan ini hanya kesepakatan antara keluarga kita, tidak lebih. Kau mengerti?" Kata-katanya dingin, menusukku bagai anak panah.

Aku menahan air mataku yang hampir jatuh dan berusaha menjawab, "Aku mengerti."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siahaan Theresia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMBALI DARI BULAN MADU

LILY

Saya duduk di kursi yang nyaman di jet pribadi, menatap ke luar jendela saat pemandangan di bawah berubah menjadi petak-petak hijau dan cokelat.

Bulan madu akhirnya berakhir, tetapi ketegangan antara Marcello, Bella dan saya belum mereda.

Sebaliknya, hal itu malah semakin kuat, bagaikan badai yang bersiap di cakrawala, mengancam untuk melepaskan amukannya kapan saja.

Bella duduk di hadapanku, posturnya santai namun tatapan matanya tajam dengan ejekan yang tak terucapkan.

Setiap kali dia mengangkat gelas sampanyenya, dia selalu mengangkatnya terlalu tinggi, seperti sedang bersulang untuk kesengsaraanku.

Marcello, yang duduk di sebelahku, tampak tenggelam dalam pikirannya, sesekali melirik ke luar jendela atau memeriksa ponselnya sambil mengerutkan kening.

Keheningan di antara kami terasa menyesakkan, penuh dengan kata-kata yang tak terucap dan emosi yang belum terselesaikan.

Aku dapat merasakan tatapan Isabella padaku, kehadiran yang berbobot yang tak dapat kuabaikan.

Aku mengepalkan tanganku dalam pangkuanku, berusaha mengabaikan rasa panit kebencian yang muncul di tenggorokanku.

Bulan lalu merupakan pusaran emosi, pengkhianatan, sakit hati, dan kini amarah yang mendidih yang mengancam untuk melahapku seutuhnya, karena aku mendapati diriku terperangkap dalam jaringan manipulasi, dengan Bella sebagai dalang yang menarik talinya.

"Menikmati pemandangan, Lily?" Suara Bella memecah keheningan bagai pisau, nadanya manis namun penuh dengan racun.

Aku menoleh menghadapnya, rahangku terkatup rapat menahan emosiku, tetapi aku tetap diam.

"Tidak berbicara padaku, ya? Kau sangat kekanak- kanakan."

"Apa maumu?" kataku sambil menggertakkan gigi.

Bella terkekeh pelan, suaranya mengusik sarafku.

"Oh, tidak apa-apa," katanya santai, matanya berkilat penuh kebencian. "Hanya mengagumi pemandangan."

Aku merasakan Marcello bergerak di sampingku, ketidaknyamanannya terlihat jelas. Dia melirik antara Bella dan aku, sebuah tuntutan diam-diam agar kami menjaga kedamaian, tetapi Bella tidak peduli.

"Bagaimana malam pernikahanmu? Kalau aku tidak salah ingat, Marcello meneleponku lebih dari seratus kali-"

"Bella, cukup," Marcello akhirnya menyela, suaranya tegang karena frustrasi. "Mari kita coba menikmati penerbangan ini."

Bella mengangkat bahu acuh tak acuh, tetapi matanya tidak pernah lepas dariku.

"Tentu saja," jawabnya dengan tenang, senyumnya melebar menjadi seringai. "Aku tidak ingin mengganggu pengantin baru itu."

Kata-kata itu menggantung di antara kami bagai pil pahit, sebuah pengingat sandiwara yang kami jalani.

Marcello melirik ke arahku sebentar, dengan tatapan meminta maaf dalam diam, sebelum mengalihkan perhatiannya kembali ke pemandangan yang lewat.

Kami duduk diam selama satu jam lagi sementara Marcello menerima panggilan telepon penting hingga akhirnya panggilan itu berakhir.

"Ayahku ingin makan malam bersama kita minggu depan." Marcello mengejutkanku karena ayahnya tidak hadir di pernikahan kami.

"Baiklah." Gumamku, tanpa berkata apa-apa lagi.

Sisa penerbangan berlalu dalam keheningan yang menegangkan hingga jet itu turun menuju tujuan kami, dan saya merasakan kelegaan menyelimuti saya, bercampur dengan ketakutan.

Bulan madu telah usai, tetapi tantangan sebenarnya masih ada di depan, yaitu membuat pernikahan ini tampak senyata mungkin.

Saat kami turun dari jet, Isabella berjalan mengikuti Marcello, tawanya terngiang-ngiang di telingaku karena Marcello tersenyum lebar.

Aku melihat mereka berjalan menjauh bersama, jarak di antara kami makin melebar di setiap langkah, dan aku tahu bahwa sekeras apa pun aku berusaha mengubur masa lalu, hantunya akan menghantuiku selama aku tetap terjebak dalam pernikahan tanpa cinta ini.

Saya adalah wanita lain dalam pernikahan saya sendiri.

1
elcy
up lagi thorr
aku suka karya nya
Adhe Nurul Khasanah
, 👍👍👍👍
elcy
up terus thorrr
aku suka karya nya
elcy
aku gak suka BELLA!!
manipulatif...licik dasar anak haram...mati aja kau
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!