NovelToon NovelToon
ISTRI KEDUA DOSENKU

ISTRI KEDUA DOSENKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Poligami / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.5
Nama Author: weni3

Di jual oleh Bapak dan di beli Dosen tampan.
Kinayu, gadis berumur 22 tahun di jadikan sebagai alat penebus hutang. Menjadi istri dari Yudha Prasetya, yang ternyata adalah seorang dosen serta anak dari pemilik kampus tempatnya menimba ilmu.
Kenyataan pahit harus kembali ia terima saat dirinya mengetahui fakta jika ia bukan yang pertama. Bahkan harus tinggal satu atap dengan istri pertama.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka?
Apakah Kinayu kuat saat ia tau tujuan Yudha menikahinya?

Ig: weni0192

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Tak ada kata lembut saat Yudha menyentuhnya. Tapi tak juga kasar karena pada dasarnya Yudha bukan orang yang suka kekerasan. Hanya ia tak bersikap layaknya suami memperlakukan istri dengan cinta.

Tujuan Yudha hanya ingin membuat Kinayu hamil dan melahirkan darah dagingnya agar mamah senang. Tak terus menuntut hingga membuat kepalanya ingin pecah.

Kinayu yang ketakutan hanya bisa pasrah, keringat dingin bercucuran merasakan setiap sentuhan yang tak biasa. Setiap ingin bersuara untuk memberontak Yudha dengan cepat membungkam mulutnya. Menyatukan Indra perasa hingga Kinayu hanya bisa diam.

Tangan yang bergerilya tak semanis pasangan pengantin lainnya. Hanya singgah di titik-titik yang diinginkan sebagai pembangkit hasrat kemudian berusaha menerobos bagian inti yang masih tertutup rapat.

"Sakiiitt," rintih Kinayu bersamaan dengan lolosnya milik Yudha menerobos dan air mata yang seketika mengalir di pelupuk mata.

Sakit, hanya itu gambaran yang Kinayu bisa rasakan. Yudha tak perduli, dia telah merenggut kegadisan istri keduanya dengan cara cepat tanpa aba-aba. Hingga rasa darah yang mengalir di bawah sana begitu panas.

Sadar jika dia menyakiti, Yudha sempat diam mengamati wajah Kinayu yang begitu layu. Tak ada adegan minta maaf atau mengecup kedua mata karena telah menoreh luka. Tapi Yudha justru mulai bergerak menghentakkan pinggulnya hingga Kinayu meringis kesakitan.

Sepanjang pergerakan Yudha di atas tubuhnya Kinayu tak berucap apapun, bahkan suara erangan ia tahan hingga dadanya begitu sesak. Air mata pun tak henti berderai menahan perih ulah suaminya sendiri.

Yudha bergerak sesuka hati, bahkan ia tak perduli air mata Kinayu yang terus mengalir. Tak bisa di pungkiri ia merasakan rasa yang luar biasa. Rasa yang tak ia dapat dari istri pertamanya. Rasa berbeda yang begitu melenakkan.

Sedangkan di kamar sebelah Silvi benar-benar murka, ia membanting semua barang yang ada dan pergi begitu saja. Dia tak pernah menyangka jika Yudha akan bertindak sejauh ini. Dia selalu berpikir suaminya begitu setia, karena selama menikah walaupun dengan perjodohan orang tua. Mereka tak pernah ada konflik besar.

Tapi hari ini, diamnya Yudha seakan meledak dan membuatnya benar-benar kecewa. Memiliki madu dan harus tinggal satu atap dengannya. Gila, itu yang ada dalam pikiran Silvi. Tidak ada istri yang mau diduakan apa lagi tinggal bersama istri muda. Seikhlas-ikhlasnya pasti sudut hati yang paling dalam ia tak akan terima.

Silvi pergi menuju club' malam, dia datang sendiri tanpa meminta teman atau managernya menemani. Tujuannya hanya ingin meluapkan rasa sakit hati dan kekesalan yang ia pendam. Minum hingga ia mulai mabuk.

"Tambah lagi donk!"

"Jangan dech, mbak Silvi udah mulai mabuk tuh. Ntar pulangnya repot lho," ucap bartender yang sudah mengenal Silvi. Dia sempat heran karena Silvi yang jarang mabuk. Club' yang aman dari publik ini memang sering Silvi kunjungi untuk sekedar kumpul dengan teman dan mengobrol bersama. Sekedar minum satu dua gelas tanpa membuatnya mabuk. Karena selama ini ia pantang pulang dalam keadaan mabuk.

"Ck, aku kesini bayar loh. Suka-suka aku mau minum seberapa banyak. Jangan ikut Campur!"

"Tapi mbak, di luar media lagi gencar nyari berita. Mbak mau besok pagi viral?" tanyanya lagi.

"Nggak usah mikirin hidup aku!" sentak Silvi.

Silvi beranjak dari duduknya kemudian merebut botol minuman milik orang yang baru saja datang memesan. Sempat melirik orang tersebut tapi kemudian Silvi kembali ke mejanya dan meminum hingga habis.

Sedangkan orang yang ia rebut botolnya hanya diam mengamati. Tak ada niat merebut kembali, dia lebih memilih untuk memesan kembali dari pada harus berebut minuman yang tak seberapa.

Silvi benar-benar mabuk, dia mencoba berjalan keluar ingin pulang dengan langkah sempoyongan. Hingga ia tak bisa mengendalikan diri dan hampir terjatuh ke lantai jika saja tak ada tangan kekar yang sigap meraih tubuhnya.

Setelah mendapatkan pelepasan dan membuang benihnya banyak-banyak di rahim Kinayu, kini Yudha ambruk di samping tubuh wanita itu. Matanya terpejam kemudian terlelap merasa kepuasan yang luar biasa.

Kinayu menatap nanar pria yang berstatus suami, dia layaknya wanita bayaran yang habis di pakai kemudian di biarkan begitu saja. Tak perduli tubuhnya yang sakit dengan pangkal paha yang sangat perih. Apa lagi berharap ucapan terimakasih yang mustahil ia dapat.

Kinayu menarik selimut membalikkan tubuhnya memunggungi Yudha, malam ini malam kehancuran baginya. Bukan hanya hati tapi tubuhnya pun sama-sama sakit. Dia terisak hingga terlelap. Membiarkan tubuhnya yang masih polos hanya terbungkus selimut karena tak kuat untuk bangun.

"Ternyata ini akhir dari semua kesulitan hidupku, bukan berakhir manis tapi berujung tragis."

Kinayu tak akan lupa dengan semua yang ia dapat malam ini, malam pertama yang membuatnya tak berdaya. Bukan nikmat yang di dapat tapi lara yang mendera.

Pagi hari Kinayu terjaga dengan keadaan yang sama. Dia menoleh ke samping melihat Yudha yang masih terlelap. Paras yang tampan dengan rahang tegas dan mata teduh membuat siapa saja tak mengira jika semalam ia memperlakukan istrinya dengan semaunya. Rasa benci mulai tumbuh di diri Kinayu, dia menganggap Yudha pria jahat. Bahkan wajahnya yang menarik tak membuat Kinayu tertarik seperti saat pertama bertemu.

"Auwwhhh ssssttt...." Kinayu meringis saat mencoba untuk turun dari ranjang. Intinya begitu sakit hingga ia hampir terjatuh jika saja tak cepat berpegangan pinggir ranjang.

"Sakit banget," keluhnya. Tapi ia tetap berusaha untuk melangkah ke kamar mandi. Ia ingin segera membersihkan tubuhnya dari keringat Yudha yang masih menempel di sana.

Kinayu tercengang melihat begitu banyak tanda merah memenuhi dada. Bahkan tidak hanya itu, banyak beberapa titik juga terpenuhi dengan tanda merah yang pekat. Dia menggelengkan kepala, bingung bagaimana menutupi tanda itu yang tercetak jelas di lehernya. Sedangkan hari ini ia memutuskan untuk berangkat ke kampus karena kemarin bapak bilang semua biaya administrasinya sudah di lunasi bahkan tiga semester ke depan sudah di bayar.

Kinayu segera membersihkan diri, jijik melihat tubuhnya hingga menggosoknya dengan kencang. Terasa begitu panas dan perih tapi ia tak perduli. Dia tak sudi tertinggal sedikitpun jejak dari Yudha di tubuhnya, tapi sayang bukan menghilang justru semakin memerah.

Hingga ia kesal dan kembali menangis di bawah guyuran air shower. Andai orang tuanya tau apa yang ia dapatkan sesakit ini. Pasti tak akan mereka rela menjual anaknya, mungkin bapak pun lebih rela mendekam di penjara dari pada melihat anaknya menderita.

Kinayu keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, dia tak ingin kejadian seperti semalam yang hanya keluar dengan handuk sebatas paha mengundang hasrat.

Wanita itu bernafas lega saat tak mendapati suaminya di ranjang. Tadi Yudha keluar setelah mendengar suara pintu kamar mandi tertutup. Bahkan ia sudah terjaga ketika Kinayu sulit berjalan. Terselip rasa tak tega tapi tak ingin beranjak dan menolongnya.

"Bagaimana ngilangin semua ini? aku udah pakai yang berkerah tapi masih terlihat," keluh Kinayu di depan cermin, dia mengaplikasikan make up untuk menutupi tapi tak semudah yang ada di google. Hingga berulang kali mencoba akhirnya bekas merah tersamarkan.

"Lumayan lah, seenggaknya nggak begitu terlihat. Tapi jalannya gimana ya? duuuhhhh repot banget sich jadi aku."

Setelah rapi dengan kemeja pink dan rok payung selutut, dia segera berangkat tanpa niat berpamitan dengan Yudha. Berjalan keluar kompleks hingga menemukan halte bus yang berada di seberang jalan.

Pagi ini ia terpaksa menaiki bus karena motor kesayangannya belum ia bawa ke rumah Yudha. Tapi saat akan naik, seseorang memanggil menghentikan langkahnya hingga bus kembali berjalan dan ia tertinggal.

"Kinayu!"

1
Indah Martin
Luar biasa
@Al🌈🌈
/Good/
Yati Denis
kasian
Yati Denis
bagus
Syavitri Arqias
gimana reaksi mertuanya ya
Norintan Nazmie Tim's Sha
Keren thor
terima kasih
Norintan Nazmie Tim's Sha
luar biasa
Anonymous
keren
Syavitri Arqias
terlalu menyakitkan,
saat membacanya aqu 😭😭😭
karna samaa
Irma Ariani
fix gw ga mau dmadu..sakitnya nyampe kesini thor 😥
Lucy Toruan
Luar biasa
Yuni Ngsih
Thooor mana lanjutannya ko....lamaaaaa
Muhammad Yamin
Lumayan
Herina Febriyati
Luar biasa
Herina Febriyati
aku nangis thor,,mas satria ku/Sob//Sob/
Gamar Abdul Aziz
lanjut thir
Herina Febriyati
ikut sakit ati thor,,nangis gua/Sob/
Eswida Primaningrum
Luar biasa
Fitrianinaim_queen03
sumpah nyesek banget jadi Satria 🥺🥺
Naurana Khoy
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!