NovelToon NovelToon
Masa Kecil Bulan

Masa Kecil Bulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan di Kantor / Slice of Life / Careerlit
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: yuliani fadilah

Sinopsis:
Cerita ini hanyalah sebuah cerita ringan, minim akan konflik. Mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari Bulbul. Gadis kecil berusia 4 tahun yang bernama lengkap Bulan Aneksa Anindira. Gadis ceria dengan segala tingkahnya yang selalu menggemaskan dan bisa membuat orang di sekitar geleng-geleng kepala akibat tingkahnya. Bulbul adalah anak kesayangan kedua orangtua dan juga Abangnya yang bernama Kenzo. Di kisah ini tidak hanya kisah seorang Bulbul saja, tentunya akan ada sepenggal-sepenggal kisah dari Kenzo yang ikut serta dalam cerita ini.

Walaupun hanya sebuah kisah ringan, di dominan dengan kisah akan tawa kebahagian di dalamnya. Akan tetapi, itu hanya awal, tetapi akhir? Belum tentu di akhir akan ada canda tawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yuliani fadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4 First kiss

Brukk ....

Kenzo buru-buru menutup pintu rumahnya dengan kencang dan tak lupa ia segera menguncinya.

Saking kencangnya Bulbul yang berada duduk di sofa ruang tamu, gadis itu tengah menonton suara hati istri sampai-sampai terlonjak kaget.

"Astagfirullah, si Boy kagak ada akhlak bener, ngejar gue ampe dapan rumah!" ujarnya Kenzo sambil mengatur napasnya yang masih tersenggal-senggal.

"Abang! Bulbul aget!" pekiknya dengan suara cempreng miliknya, tak lupa kedua tangan berada di pinggang.

"Maaf Bul, si Boy kejar-kejar Abang soalnya!" sahut Kenzo, berjalan ke arah Bulbul dengan tangan kanan masih memegang sendal swalow dan tangan kiri memegangi ikan cupang yang tadi dibeli.

Bulbul menherutkan keningnya. "Boy, ciapa, Bang?"

"Itu, anak Pak Jaenudin!" sahut Kenzo.

"Ciapa? Ko Bulbul endak tau?"

"Si Boy, Bul, anjing, Pak Jaenudin!" ujar Kenzo sambil berjalan ke arah sofa ruang tamu.

"Ohh!" Bulbul mengikuti langkah Kenzo ke sofa. "Ana ikan cupang, Bulbul!" pintanya pada Kenzo.

Kenzo duduk di sofa dengan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa itu dan membuang asal sendal swalow di tangannya.

"Gara-gara lu, gue dikejar si Boy, anjing Pak Jaenudin!" sewotnya pada sandal yang sudah tergeletak tak berdaya di lantai sana.

Bulbul mendekati Kenzo. "Abang, enapa?" tanya Bulbul menatap perihatin Kenzo dengan wajah yang terlihat berderaian keringat.

"Gak papa!" sewot Kenzo.

Bulbul mencebikan bibirnya kesal mendengar jawaban Kenzo. 'Orang nanya baik-baik juga.' batinnya.

"Sini ikan cupang Bulbul!" pinta Bulbul ingin merebut ikan cupang yang masih di genggam oleh Kenzo. Namun, Kenzo terlebih dahulu segera menjauhkannya.

"Ett, mau ini?" tanya Kenzo, seraya mengangkat kantong plastik yang berisikan ikan cupang. Dan lamgsung diberi anggukan dari Bulbul. "Ambilin dulu Abang air dong!" suruh Kenzo pada Bulbul.

Bulbul mengerucutkan bibirnya. "Endak au!"

"Yaudah kalo gak mau, Bang kasih aja sama si Eful!" ancam Kenzo hendak berdiri dari duduknya.

Bulbul berdecak kesal. "Iya! Bulbul ambil!" sewotnya dan berjalan ke arah dapur dengan kaki di hentak-hentakan secara kasar pada lantai, tak lupa tangan persedekap dada.

"Enak bener punya Adek bisa dijadiin babu!" ujar kenzo tertawa jahat.

Tak lama, kemudian Bulbul kembali dengan segelas air ditangannya. "Nih!"

"Makasih Bulbul cayangnya Abang Kenzo yang guanteng!" ujar Kenzo dan menerima air itu dari tangan Bulbul.

Baru saja meneguk satu tegukan, Winda datang dari arah dapur.

Winda menyernyit menatap Kenzo. "Eh ... Bang, kamu ngapain, itu bukanya air yang Bulbul ambil dari keran!" ujar Winda memberitahu, pasalnya waktu Bulbul mengambil air itu Winda sempat melihatnya.

Seketika mendengar apa yang di katakan Winda. Kenzo menyemburkan air dalam mulutnya.

"BULBUL! Abang kan suruh ambil air minum, kenapa kamu ambil air keran!" sewot Kenzo menatap Bulbul nyalang, yang hanya menggaruk kepalanya polos.

"Kata Abang, Bulbul suluh ambil ail. Bulbul kila ail kelan!" bela Bulbul seraya mengerucutkan bibirnya dan jari jempol kaki yang di gerak-kerakan di atas lantai.

"Astagfirullah, Bul. Yang bener aja ... argh, tau ah, Bul, Abang ... pusing!" ujar Kenzo prustasi.

"Mau, Bulbul ambilin obat?" tawar Bulbul mentapa prihatin Kenzo yang terlihat sebentar lagi gila.

"Gak usah, nanti di ambilin baygon lagi!" sewot Kenzo.

"Ana ikan cupang Bulbul!" pintanya lagi.

Kenzo mendengkus, "Gak!"

Mata gadis itu berkaca-kaca, tak lupa bibirnya yang sudah mencebik. "Bulbul, mau ikan cupang!" isaknya lalu mengusap matanya dengan kasar.

"Mau ikan cupang, tapi ada syaratnya!" ujar Kenzo lagi.

"Apa," cicit Bulbul.

"Cium dulu!" pinta Kenzo sambil menunjuk pipinya.

Bulbul mengerucutkan bibirnya, dan melangkah mendekati Kenzo.

Cu ....

Bulbul mencium pipi Kenzo. "Ana!" pintanya sembari mengadahkan tangannya.

"Satu lagi!" pinta Kenzo menunjukan pipi sebelah kanannya.

Tanpa banyak bicara, Bulbul mengikuti apa yang di perintah Kenzo.

Cup ....

Cup ....

Cup ....

Bulbul mengecup seluruh bagian wajah Kenzo, dan tak lupa bibir remaja itu. Membuat Kenzo tersentak dibuatnya.

Kenzo memegangi bibirnya, menatap Bulbul garang yang sudah berhasil merebut ikan cupang di tangannya.

"Bul! Kenapa bibir Abang di cium!" sentak Kenzo, menatap Bulbul garang.

Bulbul mengerutkan keningnya, menjauhkan sedikit wajahnya dari hadapan Kenzo. "Enapa? Abang, kan suluh Bulbul buat cium!" ujar Bulbul polos.

"Abang, kan gak suruh cium bibir!!" sentak Kenzo dengan masih memegangi bibirnya.

"Enapa si! Udah, ah, Bulbul mau main dulu cama, si Malpuah, cama si Cem!" ujar Bulbul dan pergi meninggalkan Kenzo sambil berbicara pada ikan cupang yang dipegangnya.

"BULBUL! ITU FIRST KISS ABANGG! KENAPA KAMU AMBIL!" teriak Kenzo murka.

"MAMA! FIRST KISS ZO DI AMBIL SAMA SI BULBUL MA!" lanjut Kenzo masih berteriak menggema di penjuru ruangan, tak lupa cowok itu sambil menendang-nendangkan kakinya ke udara.

Winda yang mendengar teriakan Kenzo, muncul dari pintu utama dan menatap anaknya itu heran. "Kenapa si Zo!"

"Mama si Bul-Bul, ambil first kiss Zo!" adu Kenzo dengan suara sediki bergetar.

Winda mengerutkan keningnya. "First kiss apaan si Zo!"

"Ciuman pertama Zo di ambil sama si Bulbul Mah!"

Winda menghela napasnya malas. "Ya terus?!"

Kenzo berdecak, "Zo, aja belum pernah di cium pacar Zo sendiri!"

Winda berdecak, "Emang kamu punya pacar!"

Deg!

Ucapan Winda seketika membutnya bungkam, hatinya tersentil mendengar penuturan Winda. Pedasnya bukan main, nusuknya sampai ke tulang-tulang sum-sum.

"Belom, kan, so-soan mau di cium pacar, cari dulu sana!" ujar Winda, tanpa memperdulikan hati Kenzon yang sudah koar-koar.

"Ma---"

"Apa!" Winda menotong ucapan Kenzo. "Kamu mau bilang ciuman pertama kamu diambil sama, Bulbul lagi?!"

'Cenayang nih!' ujar Kenzo membatin.

"Kamu lupa, waktu bayi si Bulbul suka kamu cium-ciumin bibirnya. Bahkan air liurnya pernah kamu jilat kan?" cerocos Winda. Pada Kenzo masih duduk di sofa itu.

'Iya juga, yah. Kok, gue berusaha, ngeh,' ujar Kenzo lagi-lagi membatin, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Satu lagi waktu kamu kecil, Mama, Papa, Oma, Opa, Tante, Om, sodara-sodara kamu cium-ciumin bibir kamu, tuh. Bahkan ada beberapa tetangga yang cium bibir kamu!" sambung Winda dan pergi melangkah meninggalkan area ruang tamu, ke arah dapur.

Kenzo menatap kepergian Winda. "Astagfirullah, berarti bibir gue udah gak perjaka. Banyak banget lagi yang nyium bibir gue!" gumam Kenzo termenung, dengan tangannya masih memegangi bibirnya.

````

1
yuliani fadilah
hallo
Amai Kizoku
Saya suka sekali sama cerita ini, ayo cepat update lagi biar saya gak kesal.
★lucy★.
terharu banget pas adegan romantisnya, ini the best story ever ❤️
Jennifer Impas
Gaya penulisanmu sungguh memukau, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!